Pemilu 2024
Prabowo-Gibran Unggul 58,84 Persen, Hasto: PDIP Diskusikan Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024
Bola di tangan PDIP. Partai pemenang Pemilu 2019 ini masih mendiskusikan opsi menggulirkan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.
TRIBUNMANADO.CO.ID, Jakarta - Bola di tangan PDIP. Partai pemenang Pemilu 2019 ini masih mendiskusikan opsi menggulirkan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.
Sementara, Pasangan Calon (Paslon) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming unggul sementara dalam real count (hitungan langsung) Pilpres 2024 versi Komisi Pemilihan Umum pada Rabu 28 Februari 2024 pukul 18.00 Wita.
Prabowo-Gibran meraup 75.188.603 suara (58,84 persen) disusul Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 31.269.934 suara (24,47 persen) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD 21.332.609 suara (16,69 persen).
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan, masih mematangkan rencana menggulirkan hak angket di DPR RI.
Hasto mengatakan, keputusan untuk mengajukan hak angket menunggu rekomendasi dari tim khusus yang sudah dibentuk oleh koalisi partai politik pengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"(Tim khusus) akan memberikan suatu rekomendasi terkait dengan strategi lengkap dengan timetable-nya termasuk dengan kemungkinan-kemungkinan penggunaan hak angket," kata Hasto di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (28/2/2024).
Hasto pun tidak menjawab dengan lugas apakah hak angket akan langsung diusulkan di DPR setelah parlemen memasuki masa sidang pada 5 Maret 2024 mendatang.
"Berbagai skenario-skenario politik, hukum dan berbagai opsi-opsi sedang dikaji oleh tim khusus tersebut," kata dia. Hasto menjelaskan, tim khusus yang dipimpin Todung Mulya Lubis sedang mengumpulkan bukti-bukti kecurangan dugaan Pemilu 2024.
Tim tersebut juga sudah bertemu dengan tim hukum kubu pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimim Iskandar, untuk mematangkan rencana menggulirkan hak angket.
"Bapak Todung Mulya Lubis sudah melakukan pertemuan-pertemuan terkait dengan pengungkapan fakta-fakta dugaan kecurangan pemilu dari hulu ke hilir," kata Hasto.
Sementara itu, KPU dicecar soal karut marut penghtiungan suara dalam Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) pada hari pertama rapat pleno rekapitulasi nasional hasil Pemilu 2024, Rabu.
Saksi dari Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud kompak mempersoalkan pembacaan hasil pemungutan suara di Sirekap yang tidak akurat.
"Banyak teman-teman saya juga dari paslon nomor 1, dari koalisi pendukung, jadi gila suaranya itu, dari 20.000 suara tinggal 500, dari 281.000 suara jadi nol, itu akibat aplikasi Sirekap seolah-olah aplikasi tersebut bermain-main," kata Mirza Zulkarnain, saksi dari pasangan Anies-Muhaimin, Rabu siang.
Selain jumlah suara yang turun drastis, Mirza juga mempersoalkan jumlah suara di masing-masing tempat pemungutan suara (TPS) yang jumlahnya bisa jauh lebih besar dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di TPS tersebut.
"Kan bisa, Pak, di aplikasi tersebut kita bikin sistem, DPT 300, di-close saja 300 buat DPT, tapi nyatanya di lapangan bisa sampai 1,5 juta, 800.000, 500.000," kata dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.