Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tribun Manado Travel

Indahnya 3 Pulau tak Berpenghuni Desa Tumbak Mitra, Instagramable Dengan Pasir Putih, Lihat Fotonya

Menurut Leonardo, salah seorang pemandu wisata di Desa Tumbak, warga setempat menamakan pulau berdasarkan bentuknya. 

Penulis: Nielton Durado | Editor: Alpen Martinus
HO
Keindahan pulau tak berpenghuni di sekitar desa Tumbak 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Desa Tumbak bukanlah nama besar di Sulawesi Utara

Tumbak hanya sebuah desa di Kecamatan Pusomaen, Kabupaten Minahasa Tenggara, yang harus ditempuh dengan perjalanan darat selama 3 jam dari kota Manado. 

Jarak dan waktu tempuh ditambah lagi akses jalan yang masih dalam perbaikan menjadi salah satu faktor penghalang untuk mengenalinya.

Baca juga: Wisata Manado - Nikmati Keindahan Pulau Tumbak, Tawarkan Paket Wisata Bahari yang Lengkap

Keindahan pulau tak berpenghuni disekitar desa Tumbak
Keindahan pulau tak berpenghuni disekitar desa Tumbak (HO)

Namun, belakangan, kendala itu seakan tidak lagi menjadi soal. 

Sebab, nyaris tiap minggu, wisatawan dari dalam dan luar Sulut mendatanginya. 

Lewat publikasi di media massa, jejaring sosial atau penuturan dari mulut ke mulut, informasi mengenai potensi wisata di desa ini tersebar, dan berhasil menarik minat pengunjung dari Bunaken, destinasi wisata utama di Sulut.

Wisatawan memang tidak akan menyesal mendatangi desa dengan berbagai keindahan alam, seperti kesegaran hutan mangrove seluas 200 hektar. 

Keindahan pulau tak berpenghuni disekitar desa Tumbak
Keindahan pulau tak berpenghuni disekitar desa Tumbak (HO)

Ditambah tujuh pulau kecil tak berpenghuni disekitar Desa Tumbak, yaitu pulau Ponteng, Baling-baling, Pakolor, Bangkoan, Kukusan, Belakang Kuda serta pulau Putih. 

Dari kejauhan, pulau-pulau tadi terlihat seperti potongan kue lapis yang didominasi warna hijau. Jaraknya tidak jauh, sekira 15-30 menit naik perahu.

Menurut Leonardo, salah seorang pemandu wisata di Desa Tumbak, warga setempat menamakan pulau berdasarkan bentuknya. 

“Misalnya, pulau Belakang Kuda karena bentuknya mirip punuk kuda. Sementara, pulau Putih karena pulaunya memiliki batu berwarna putih,” kata dia. 

Sejak 2010, Leon bersama Yoan Parizot, seorang keturunan Perancis yang menikah dengan seorang warga dan menetap di Desa Tumbak dan mendirikan tour organizer untuk kunjungan ke situs-situs wisata di sekitar desa Tumbak.

Berawal dari pendirian cottage keluarga Yoan di antara desa Tumbak dan pulau Bentenan.

Mereka melihat Desa Tumbak bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata dan cottage itu menjadi fasilitas menginap bagi pengunjung.

Mereka sepakat menamai komunitas pemandu wisata “Pulau Tumbak Wisata”, dengan tujuan mengenalkan desa Tumbak dengan pulau-pulau yang menjadi target wisata. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved