New Bendar 45
Dampak Buruk Ngelem Bagi Kesehatan Tubuh Menurut Dosen FKM UNSRAT Manado, Mengerikan
Hingga saat ini, masih banyak warga yang menyalahgunakan lem demi kesenangan sesaat.
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Ngelem merupakan fenomena di Indonesia yang seperti tak ada ujungnya.
Hingga saat ini, masih banyak warga yang menyalahgunakan lem demi kesenangan sesaat.
Hal itu juga masih banyak ditemui di Kota Manado, Sulawesi Utara.
Baca juga: Mabuk Lem dan Buat Onar, 4 Remaja Manado Sulawesi Utara Diciduk Polisi
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado, Adi Tucunan, mengatakan bahwa lem yang paling banyak digunakan adalah lem aibon.
Jika lem tersebut dihirup, akan membuat mabuk dan penghirup akan merasakan kesenangan.
"Pemakai cenderung merasa bahagia karena mengalami halusinasi. Efeknya dapat merasakan nikmat yang luar biasa, sangat tenang, dan mendorong perasaan nyaman," jelasnya ketika dihubungi, Kamis (1/2/2024).
Selain itu, sering muncul perubahan pada persepsi, penglihatan, suara, penciuman, hingga perasaan.
Meski terlihat menyenangkan, ada efek negatif jangka panjang yang mengintai penggunanya.
Yang paling parah dari menghirup lem tersebut adalah rusaknya sel dan saraf pada tubuh, bahkan bisa melumpuhkan.
"Biasanya melumpuhkan untuk jangka waktu tertentu, jika direhabilitasi bisa pulih," tambahnya.
Namun, jika pengguna sudah mengalami kerusakan jangka panjang akan sulit disembuhkan 100 persen.
Adi juga membenarkan bahwa pengguna lem paling banyak remaja.
Hal itu dikarenakan remaja merupakan kelompok usia yang mudah mengalami krisis identitas.
Dalam usia-usia muda mereka cenderung menginginkan sesuatu yang lebih membahagiakan, tanpa dapat membedakan kualitas kebahagiaan itu seperti apa.
Teman sebaya adalah efek paling kuat mempengaruhi remaja untuk menyalahgunakan lem tersebut.
Faktor lain yang bisa terjadi adalah banyaknya tekanan hidup mengakibatkan gangguan kesehatan mental membuat anak-anak muda cenderung mencari tempat pelarian dengan mengkonsumsi obat-obatan maupun bahan kimia terlarang.
Narkotika yang notabene sulit dijangkau remaja karena harganya mahal maka mereka mencari zat yang lebih murah, salah satunya dengan lem.
"Saya pikir pengawasan dari banyak pihak termasuk keluarga, pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat juga perlu karena kadang mengabaikan anak-anak muda sekarang ini," tutur Adi.
Jika sudah terlanjur kecanduan, jalan terbaik adalah dengan rehabilitasi.
Langkah pencegahan juga diperlukan, bukan hanya dengan obat-obatan.
"Mengelola stres cukup penting untuk dilakukan dan ini kadang membutuhkan psikolog atau psikiater," sambung Adi.
Selain itu, pecandu diminta mengonsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga yang cukup, dan mengenali pemicu keinginan untuk menghirup lem.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.