Wisata Manado
Harga Camping dan Glamping di Villa Robert Manado, Bisa Bawa Tenda Sendiri
Cek harga camping di Villa Robert. Tempa wisata yang menjadi pusat perhatian di awal Januari 2024 ini. Tempat wisata terbaru dan viral di Manado.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Handhika Dawangi
TRIBUNMANADO.CO.ID - Banyak fasilitas yang disediakan di Villa Robert Manado.
Pengunjung bisa menyewa kamar atau pun tempat camping dan glamping.
Untuk kamar, tersedia berbagai jenis dengan harga bervariasi.
Untuk camping, pengunjung bisa membawa tenda sendiri dengan harga lebih murah.
Villa Robert menjadi pusat perhatian di awal Januari 2024 ini. Tempat wisata terbaru dan viral di Manado.
Banyak orang yang sudah berkunjung kesana.
Untuk biaya masuk pengunjung hanya menyediakan Rp 10 ribu dapat air mineral.
Villa Robert adalah tempat wisata dengan sensasi alam liar di tengah kota Manado.
Untuk anda yang punya rencana berkunjung, simak daftar harga camping, glamping dan sewa kamar berikut ini.

Berikut Daftar Harga Camping dan Glamping di Villa Robert Manado
Camping
- Bawa tenda sendiri Rp 50 Ribu
Glamping
- Week Day Rp 150 Ribu
- Weekend Rp 175 Ribu
Daftar Harga Sewa Kamar
Superior Room
- Aster, Anyelir, Tulip
Week Day Rp 350 Ribu
Week End Rp 375 Ribu
Standard Room
- Mawar dan Melati
Week Day Rp 250 Ribu
Week End Rp 275 Ribu
Deluxe Room
- Anggrek, Lavender
Week Day Rp 450 Ribu
Week End Rp 500 Ribu
Suite Room
- Aglonema, Dahlia
Week Day Rp 800 Ribu
Week End Rp 1.000.000
- Matahari
Week Day Rp 700 Ribu
Week End Rp 800 Ribu
Potret Villa Robert
Kamis 11 Januari 2024 sore, Tribunmanado.co.id berkunjung ke sana.
Villa Robert terletak di Kelurahan Winangun Satu, Kecamatan Malalayang Manado Sulawesi Utara.
Tak usah khawatir, bagi anda yang jarang ke Manado akan sangat mudah menemui Villa ini. Ikuti petunjuk ini.
Dari jalan Manado - Pineleng ke arah Tomohon, belok kiri di lorong sebelum GPDI.
Pada jarak beberapa meter, belok kanan.
Yang dituju hanya beberapa meter dari situ.
Di depan lorong terdapat papan petunjuk arah yang memudahkan pengunjung.
Rupanya tribun tiba di waktu ramai. Banyak warga yang baru datang.
Tempat makan penuh. Pun gazebo sebelum menuju ke Villa.
"10 ribu per orang pak, dapat air mineral," kata seorang staf dengan ramah.
Tribun pun masuk. Lokasi pertama yang ditemui adalah sebuah pelataran.
Di sana ada tempat duduk.
Lokasi itu menyibak keindahan yang tersembunyi di situ.
Tampak alam liar dengan barisan tangga menurun ke bawah beserta deretan villa bergaya Minahasa.
Pemandangan begitu indah. Berfoto di pelataran itu sungguh instagrammable.
Dari hutan terdengar musik alam.
Suara burung burung hutan, gemerisik daun yang tertiup angin.
Musik itu memanggil saya turun ke bawah lewat tangga.
Terdapat jalan berpaving.
Di sana ada sebuah tanda masuk. Itulah pintu menuju ke alam.
Sebuah papan yang terpasang menerangkan kekayaan di alamnya.
Ada the Jungle, Glamping Villa, tangga rindu, telaga cinta, angsa putih, gua misteri, akar unik, pondok, jembatan bambu dan tangga kasih sayang.
Saya turun dan menyatu dengan alam.
Ada ratusan tangga dan di beberapa bagian curam. Tapi asyik. Saya bersama beberapa lansia.
"Ini bakar kalori," kata seorang lansia bernama Anne.
Ia mengaku sudah dua kali datang dan selalu turun ke bawah.
Pepohonan kian rapat. Bersama itu musik alam berbunyi lebih kuat.
Serba hijau. Pandangan mata cerah. Hati tenang. Udara segar.
Tangga terakhir adalah tangga rindu.
Saya rasa dinamakan demikian karena tangga itu sangat rapat dan kedua tangan dapat menangkap pegangannya.
Di bawah, terdapat kolam yang dikelilingi hutan.
Tiga ekor angsa tengah berenang dan ketiganya mendekat saat ada orang mendekati tepi kolam.
Di sisi kolam terpasang sejumlah glamping dengan meja kecil di depannya.
Tak jauh dari situ terdapat tempat bakar - bakar.
Sejumlah wahana mengelilingi tempat itu.
Ada jembatan bambu, akar akaran, pondok, ayunan dan ada pula gua yang disebut gua misteri.
Di sinilah musik alam lengkap, dengan bunyi binatang kecil dari hutan.
Benar - benar lokasi glamping yang asyik. Sangat natural.
Lampu - lampu kecil membuat tempat itu terang kala malam.
Tribun kembali lewat tangga kasih sayang.
Tiba di atas, foto foto sebentar, lantas makan di tempat makan.
Menyantap makanan Manado sambil melihat keindahan alam di bawah sana.
Saat makan, sejumlah ibu ibu berjoged di lantai yang beratapkan payung cantik.
"Wah ini selingan kehidupan yang luar biasa," kata Anton seorang warga.
Anto membawa istri dan kedua anaknya.
Ia membawa ketiganya hingga di kolam.
"Habis kerja langsung kemari, ini wisata alam di tengah kota," kata dia.
Robert Weku, pemilik lokasi itu mengaku tak menyangka lokasi itu viral.
Awalnya dia hanya menyewakan kamar.
"Kemudian viral akhir tahun lalu lantas dibuka untuk glamping, tempat foto dan kuliner," kata dia.
Menurut Robert, perubahan berlangsung sangat cepat. Hanya hitungan hari.
"Rasanya baru beberapa hari yang lalu ketambahan wahana baru saking viralnya," kata dia.
Robert menuturkan, animo warga berkunjung sangat tinggi. Pengunjung ratusan hingga ribuan.
"Untuk kamar, ada 10 kamar yang tersedia, tingkat huniannya di atas 80 persen tiap hari," katanya.
Ungkap Robert, tamu tak hanya dari Manado dan sekitarnya.
Ada pula dari luar Manado. Bahkan pernah ada tamu luar negeri yang datang.
Robert menjanjikan pengembangan terus menerus lokasi itu agar dapat terus menarik tamu.
(Laporan Wartawan Tribun Manado Arthur_Rompis)
Intip Food Truck Depan Eks Blue Banter, Tempat Nongkrong Baru di Manado |
![]() |
---|
Alam, Kuliner dan Jiwa Muda, Pesona Objek Wisata Sunbae di Manado |
![]() |
---|
Turis Asal Jerman Alami Cultural Shock saat Liburan ke Manado Sulawesi Utara, Akui Alamnya Indah |
![]() |
---|
Turis Asing Liburan di Manado, Sulawesi Utara Saat Holiday Idul Fitri, Ini Testimoni Turis Jerman |
![]() |
---|
Objek Wisata Bunaken Sulut Jadi Spot Terfavorit Turis Asing Maupun Lokal di Momen Libur Lebaran 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.