Advertorial
Pemudik Waspada Kesehatan, Langkah Preventif Jadi Kunci
Fachry Rumaf Mahasiswa S3 Prodi Entomologi Pasca Sarjana UNSRAT mengingatkan pemudik khususnya di Daerah Sulawesi Utara.
Pemudik Waspada Kesehatan, Langkah Preventif Jadi Kunci
Oleh:
Fachry Rumaf S.KM M.Kes
Mahasiswa S3 Prodi Entomologi Pasca Sarjana Unsrat
MUDIK adalah tradisi yang telah menjadi bagian dari budaya Indonesia selama bertahun-tahun.
Tradisi ini dilakukan pada saat perayaan hari-hari besar keagamaan seperti Lebaran, Natal dan Tahun baru ketika orang-orang dari berbagai kota atau daerah di Indonesia pergi ke kampung halaman mereka untuk berkumpul bersama keluarga dan sanak saudara.
Mudik memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia karena tidak hanya menjadi momen untuk berkumpul dengan keluarga, tetapi juga menjadi sarana untuk menghargai dan menghormati orang tua, saudara, dan kerabat di kampung halaman.
Selain itu, tradisi mudik juga menjadi momen untuk melestarikan budaya Indonesia.
Tradisi mudik sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu kala.
Di masa lalu, perjalanan mudik dilakukan dengan berjalan kaki atau naik kendaraan kuda.
Namun, seiring berkembangnya teknologi, perjalanan mudik sekarang bisa dilakukan dengan berbagai macam kendaraan seperti mobil, Kapal, kereta api, dan pesawat terbang.
Tentu ini menjadi perhatian penting bagi Pemerintah Pusat maupun Daerah mengingat di akhir tahun adalah salah-satu momentum bagi masyarakat Indonesia untuk Mudik mengingat Varian baru covid-19 masi terus bermunculan.
Dalam menghadapi arus mudik tahun ini, kesehatan para pemudik menjadi perhatian utama.
Menyikapi potensi penyebaran penyakit, para pemudik diimbau untuk meningkatkan langkah-langkah preventif.
Fachry Rumaf Mahasiswa S3 Prodi Entomologi Pasca Sarjana UNSRAT mengingatkan pemudik khususnya di Daerah Sulawesi Utara untuk tetap disiplin menjalani protokol kesehatan, seperti penggunaan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak fisik.
Langkah preventif ini diharapkan dapat mengurangi risiko penularan penyakit, terutama dalam situasi berkumpul atau menggunakan transportasi umum.
Selain itu, para pemudik juga diimbau untuk memperhatikan kondisi kesehatan pribadi dan keluarga sebelum berangkat.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan vaksinasi yang sesuai dengan rekomendasi kesehatan dapat menjadi langkah proaktif untuk mencegah penyebaran penyakit.
Seseorang dapat terinfeksi dari penderita penyakit menular yang disebabkan oleh virus melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin.
Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya.
Jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi.
Atau bisa juga seseorang terinfeksi ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita.
Gejala yang paling umum terjadi adalah demam, batuk kering, kelelahan.
Gejala yang sedikit tidak umum adalah rasa tidak nyaman dan nyeri, nyeri tenggorokan, diare, konjungtivitis (mata merah), sakit kepala, hilangnya indera perasa atau penciuman, ruam pada kulit atau perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki.
Pemerintah Daerah bersama petugas kesehatan di pos-pos pemeriksaan di berbagai titik mudik intensif melakukan monitoring dan screening terhadap pemudik.
Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat
diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang aman dan sehat selama arus mudik.
Dalam situasi saat ini, pemudik diingatkan untuk segera mencari bantuan medis dan melaporkan gejala-gejala yang mencurigakan.
Pelayanan kesehatan di daerah tujuan mudik telah disiapkan untuk memberikan respons cepat terhadap potensi penyebaran penyakit.
Penyebab utama perhatian terhadap kesehatan para pemudik adalah potensi peningkatan risiko penularan penyakit, terutama infeksi pernapasan seperti COVID-19 atau varian baru.
Arus mudik cenderung menciptakan kerumunan orang dan interaksi sosial yang dapat mempercepat penyebaran virus.
Faktor lain melibatkan perjalanan jarak jauh yang dapat menyebabkan kelelahan dan menurunkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kerentanan terhadap penyakit.
Selain itu, kemungkinan kontak dengan orang-orang yang mungkin terinfeksi selama perjalanan juga menjadi risiko yang perlu diatasi.
Oleh karena itu, perhatian pada protokol kesehatan, vaksinasi, dan pemeriksaan kesehatan sebelum berangkat menjadi krusial untuk meminimalkan risiko penularan penyakit di tengah arus mudik.
Dengan kesadaran dan tindakan preventif yang baik, diharapkan arus mudik dapat berlangsung dengan aman dan tanpa menimbulkan klaster baru penyakit.
Kesehatan para pemudik menjadi tanggung jawab bersama, dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat diharapkan menjadi kunci keberhasilan menghadapi tantangan kesehatan selama musim mudik. (adv)