Berita Nasional
Kisah Musir, Warga Aceh yang Nangis Kalau Lihat Harimau Mati, Padahal Dulu Kakaknya Diserang Harimau
Ada rasa sakit hati yang dirasa Musir pasca kakaknya tewas diserang harimau, namum kini Musir justru menangis jika ada harimau mati.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
“Saya itu banyak pertanyaan yang ditanyakan ke saya, namun keputusan saya sudah bulat, mereka hanya butuh diyakinkan saja, segala interaksi negatif yang terjadi, selain karena sudah takdir tentu ada penyebab ulah manusia,” kata Musir.

Pasti pertama melihat harimau ada rasa sakit hati yang dirasa Musir pasca kakaknya tewas diserang harimau, namum kini Musir justru menangis jika ada harimau mati.
“Entah kenapa ketika melihat harimau mati, saya malah nangis. Saat itulah Ia mulai berfikir upaya apa yang harus dilakukan agar tidak ada lagi interaksi negative,” tutupnya.
Konflik harimau dan manusia di Desa Panton Luas ini memang sering terjadi. Terlebih ketika ada sekelompok orang yang mulai menebang pohon dan membuka lahan baru di hutan yang tak jauh dari desa tersebut.
Hal ini selaras dengan siaran pers Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan nomor : SP. 150/HUMAS/PP/HMS.3/03/2018, yang dikeluarkan pada 19 Maret 2018 yang menyebut kalua harimau sebenarnya tidak mengganggu manusia jika habitatnya tidak terganggu.
“Ketika ruang jelajah dan pasokan makannya berkurang, dia merasa terancam, konflik satwa dan manusiapun terjadi,'' ungkap Menteri LHK, Siti Nurbaya, di Jakarta, Senin (19/3).
Yan Ferial menduga kalau harimau terganggu dan marah dengan ulah sekelompok orang tersebut.
Kata Yan Ferial, kalau ada warga desa yang melakukan perilaku tercela, berbuat tak senonoh dan berbuat hal tak baik di desa, bekas pijakan kaki harimau akan terpantau ada di jalan-jalan yang ada di Desa Panton Luas itu.
Jauh sebelum kasus menimpa Martunis, konflik dengan satwa liar termasuk harimau ini jarang didengar.
Dulu aturan hidup dalam hutan masih dinomorsatukan oleh warga.
Namun lambat laun, persahabatan dengan satawa mulai retak.
Berbagai hukum adat mulai tak diindahkan oleh warga, alhasil konflik hewan dan manusia muncul.
Bukan hanya ternak warga yang diserang harimau. Warga yang bernama Martunis pun ikut diserang raja hutan yang dijuluki nenek itu.
Lanjut Feriyal, dibentuknya KSM Rimeung Aulia ini pada 2016 berangkat dari kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kualitas kearifan lokal untuk menjaga hutan dan satwa liar agar bisa hidup berdampingan dengan masyarakat.
Apalagi kata Yan, terlepas dari kejadian harimau serang warganya, keberedaan harimau ini justru menjadi keuntungan juga bagi masyarakat. Ketika harimau ini mulai berkurang dalam hutan, hewan lain seperti babi justru akan memakan tanaman warga disebabkan tidak ada yang menjaga perkebunan secara alami.

Harimau ternyata juga memberi tanda kepada manusia agar tidak mengizinkan warga berkebun, dengan cara mencakar tanah atau jalur yang biasa dilewati manusia.
Prabowo Akan Evaluasi Besar-Besaran Polri |
![]() |
---|
Rencana Menkeu Pindahkan Uang Rp200 Triliun Dinilai Mirip Ide Eks Menteri Ekonomi Era Megawati |
![]() |
---|
Influencer Ferry Irwandi Sebut Sudah Damai dengan TNI: Saya Sudah Dihubungi Via Telepon |
![]() |
---|
Dicopot dari Menteri, Budi Arie Tetap Dukung Prabowo: Orang Kita yang Menangin |
![]() |
---|
Jokowi Buka Suara soal Pencopotan Menteri di Kabinet Prabowo, Singgung Hak Prerogatif Presiden |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.