SPBU Ringroad Manado
Pasca Isu Mark Up Solar Subsidi, SPBU Ringroad Manado Periksa Semua Operator
Manager SPBU Ringroad Manado Tati Pontoh kepada Tribunmanado.co.id, Kamis 7 Desember 2023 malam mengaku pihaknya sudah melakukan pemeriksaan.
Penulis: Nielton Durado | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - SPBU Ringroad Manado langsung melakukan pemeriksaan kepada para operator pasca dugaan mark up harga solar subsidi.
Manager SPBU Ringroad Manado Tati Pontoh kepada Tribunmanado.co.id, Kamis 7 Desember 2023 malam mengaku pihaknya sudah melakukan pemeriksaan kepada operator.
Selain itu, pihaknya juga meminta keterangan para pengendara yang sering mengisi solar subsidi di SPBU Ringroad Manado.
Ia mengatakan dari hasil tersebut tidak ditemukan adanya mark up harga solar subsidi.
"Kami sudah menanyakan langsung kepada para operator terkait hal ini, tapi tak ada ditemukam mark up harga solar subsidi," ungkapnya.
Baca juga: Pertamina Tegaskan Tindak Operator dan SPBU Nakal Bermain BBM Subsidi
Baca juga: Soal Dugaan Mark Up Solar Subsidi di SPBU Manado, Ini Tanggapan Wagub Sulut Steven Kandouw
Tati meminta bilamana ada operator yang menjual solar dengan harga diatas, maka bisa langsung laporkan kepada pihaknya.
"Kalau memang ada maka kami akan pecat hari itu juga operatornya," kata dia.
Sebelumnya diketahui, harga BBM jenis Solar subsidi seharusnya dijual Rp 6.800 perliternya.
Namun, praktek mark up berhembus kencang dari Satuan Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di Ringroad Manado dengan nomor 74.953.12.
Yah, SPBU yang bersebelahan dengan IAIN Manado tersebut diduga menjual harga solar subsidi lebih mahal.
Dari informasi yang diperoleh Tribunmanado.co.id, Selasa 5 Desember 2023, para operator di SPBU Ringroad tersebut diduga menjual solar dengan harga Rp 7.500 perliternya.
Baca juga: Terkait Mark Up Harga Solar di SPBU Ringroad Manado, GTI Sulut : Itu Seperti Korupsi
Salah supir truk yang sering mengantri solar di SPBU Ringroad mengatakan praktek tersebut sudah sejak lama dilakukan.
"Sudah lama mereka jual seperti itu," ujar supir yang berinisial R tersebut.
Ia menuturkan harga nozzle SPBU memang masih tertulis Rp 6.800.
Tapi yang dibayarkan ke operator hitungannya lain.
"Di mesin nozzle memang masih harga normal, tapi yang dibayar ke operator itu lebih mahal," ungkapnya.
Ia pun membeberkan sering kali para supir kedapatan mengisi sendiri kendaraan mereka.
"Kadang kalau sudah ada hubungan dekat, ada beberapa supir yang isi kendaraan mereka sendiri," ungkapnya.
Dirinya menduga praktek ini aman karena aparat penegak hukum juga sudah menerima setoran dari SPBU tersebut.
"Mereka (APH) pasti tahu. Tapi kan tidak pernah bertindak, mungkin sudah terima juga," ungkapnya.
Meskipun begitu, ia berharap pihak aparat penegak hukum bisa menindaktegas praktek tersebut.
"Kalau boleh ditertibkan. Karena keuntungannya sangat besar," ungkapnya. (Nie)
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.
Aktivis di Sulawesi Utara Minta Kapolda Turun Tangan Terkait Dugaan Mark Up Harga Solar Subsidi |
![]() |
---|
Pertamina Tegaskan Tindak Operator dan SPBU 'Nakal' Bermain BBM Subsidi |
![]() |
---|
Harga Solar Subsidi di Manado Sulawesi Utara Diduga di Mark Up, Pertamina Belum Beri Penjelasan |
![]() |
---|
SPBU di Sulawesi Utara Diduga Mainkan Harga Solar, Polresta Manado Lakukan Penyelidikan |
![]() |
---|
Soal Dugaan Mark Up Solar Subsidi di SPBU Manado, Ini Tanggapan Wagub Sulut Steven Kandouw |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.