Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres 2024

81 Hari Menuju Pilpres 2024 - Dukungan Paslon, SMRC: 39 Persen Publik Nilai Jokowi Tak Pantas

Sebesar 39 persen publik menilai tidak pantas sikap Presiden Joko Widodo yang tak jelas memberikan dukungan kepada Capres PDIP Ganjar Pranowo.

Editor: Lodie Tombeg
Kolase Tribun Manado
Presiden Joko Widodo melambaikan tangan kepada masyarakat saat berkunjung ke Papua, Kamis (23/11/2023). Sebesar 39 persen publik menilai tidak pantas sikap Presiden Joko Widodo yang tak jelas memberikan dukungan kepada Capres PDIP Ganjar Pranowo. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Jakarta - Sebesar 39 persen publik menilai tidak pantas sikap Presiden Joko Widodo yang tak jelas memberikan dukungan kepada Capres PDIP Ganjar Pranowo.

Bahkan 8 persen menyatakan tidak pantas sama sekali. Meski begitu, 30 persen publik yang diwakili responden menyatakan pantas sikap Jokowi terkait pencalonan capres-cawapres.

Diketahui Jokowi telah merestui dan mendoakan putra sulungnya Gibran Rakabuming maju Pilpres 2024. Gibran mendampingi Prabowo Subianto pada kontestasi 14 Februari 2024.

Sebelumnya pada beberapa kesempatan Jokowi kerap endorsement Ganjar sebagai capres. Tak hanya Ganjar, Prabowo juga beberapa kali di-endorse Jokowi.

Peneliti senior Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani menjelaskan, sebanyak 39 persen responden menyatakan sikap Jokowi tersebut kurang pantas dan 8 persen menyatakan tidak pantas sama sekali.

"Yang mengatakan pantas 30 persen," kata pendiri SMRC dalam tayangan YouTube SMRC TV, dikutip Jumat (24/11/2023).

Kompas.com telah mendapatkan izin untuk mengutip tayangan tersebut oleh Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad.

Saiful menilai dukungan moral masyarakat terhadap sikap Jokowi terhadap PDI-P tidak kuat. Menurutnya, masyarakat sudah terlanjur mengenal Jokowi sebagai kader PDI-P.

Oleh karena itu, dari hasil survei tersebut, masyarakat menilai semestinya Jokowi mendukung secara eksplisit capres yang diusung PDIP.

"Dan kita tahu, di dalam keputusan tersebut (pengusungan Ganjar Pranowo), Pak Jokowi sendiri hadir (di Istana Batutulis). Di beberapa kesempatan juga secara verbal mengatakan saya titip Ganjar Pranowo dimenangkan kira-kira begitu," ujar Saiful.

"Tapi, harusnya itu kan tidak disertai dengan Gibran menjadi cawapres Prabowo. Harusnya seperti itu, tapi kenyataannya tidak demikian," katanya lagi.

Di sisi lain, Saiful memandang apa yang terjadi pada kasus Jokowi tidak secara jelas mendukung Ganjar Pranowo yang adalah kader PDI-P, menjadi satu hal unik dalam politik Indonesia.

Ia mengaku tidak pernah menemukan kasus ini terjadi di negara atau daerah lain. "Jadi ini peristiwa yang sangat langka, peristiwa yang saya tidak tahu di daerah lain, tapi itu bisa terjadi di sini," ujar Saiful.

"Nah itu kalau mau menyebut secara positif, itu unik. Tapi kalau mau bicara kritis, mungkin menyimpang dari pakem-pakem perilaku politik elite," katanya lagi.

Diketahui, PDI-P mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved