Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Catatkan Pertumbuhan Kredit yang Positif, BRI Cetak Laba Rp44,21 Triliun Dalam 9 Bulan

Di tengah tantangan dan ketidakpastian perekonomian global BRI berhasil menjaga kinerja keuangan yang impresif hingga akhir Kuartal III 2023.

|
Editor: Content Writer
dok. BRI
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berhasil menjaga kinerja keuangan yang impresif hingga akhir Kuartal III 2023. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Di tengah tantangan dan ketidakpastian perekonomian global karena meningkatnya tensi geopolitik dunia, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berhasil menjaga kinerja keuangan yang impresif hingga akhir Kuartal III 2023.

Keberhasilan BRI Group menjaga kinerja positif tersebut ditunjukkan dari asset yang secara konsolidasian meningkat 9,93 persen year on year (yoy) menjadi Rp1.851,97 triliun. Pertumbuhan aset tersebut juga diiringi dengan perolehan laba dalam 9 bulan yang mencapai sebesar Rp44,21 triliun atau tumbuh 12,47 persen yoy.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama BRI Sunarso pada pemaparan Kinerja Keuangan BRI Triwulan III 2023 pada Rabu (25/10). Sunarso mengungkapkan bahwa kontributor utama penopang kinerja positif BRI tersebut diantaranya adalah penyaluran kredit yang tumbuh double digit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan dana murah yang juga tumbuh double digit, kualitas kredit yang terjaga, serta proporsi fee-based income yang porsinya terus meningkat terhadap keseluruhan pendapatan BRI.

“Dari sisi fungsi intermediasi, hingga akhir September 2023 BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 12,53 persen yoy menjadi Rp1.250,72 triliun. Pencapaian ini masih selaras dengan proyeksi BRI, dimana hingga akhir tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan kredit berada di level 10-12 persen yoy,” jelas Sunarso

Baca juga: BRI Selaraskan Pertumbuhan Bisnis dan Pembangunan Berkelanjutan melalui Program BRI Peduli

Seluruh segmen kredit BRI tercatat tumbuh positif. Khusus penyaluran kredit UMKM juga tercatat tumbuh 11,01 persen dari semula Rp935,86 triliun di akhir Kuartal III 2022 menjadi Rp1.038,90 triliun di akhir Kuartal III 2023, sehingga porsi kredit UMKM BRI terhadap total kredit mencapai 83,06 persen.

Kredit yang tumbuh double digit tersebut berdampak positif terhadap pendapatan bunga perseroan, dimana hingga akhir September 2023 tercatat pendapatan bunga BRI telah mencapai Rp138,63 trilliun atau tumbuh 13,91 persen yoy.

Sunarso mengungkapkan bahwa keberhasilan BRI dalam menyalurkan kredit tersebut juga diiringi dengan penguatan terhadap aspek Environmental, Social & Governance (ESG) secara komprehensif dalam kegiatan bisnis perseroan.

“Hingga akhir Kuartal III 2023, kredit ESG BRI mampu tumbuh 11,89 persen menjadi sebesar Rp750,91 triliun, sehingga porsinya mencapai 66,1 persen dari total portofolio kredit. Angka tersebut semakin memperkokoh BRI sebagai bank dengan portofolio kredit berkelanjutan terbesar di Indonesia,” tambahnya

Keberhasilan BRI dalam menyalurkan kredit tersebut juga diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. BRI berhasil menurunkan Loan at Risk (LAR), dimana hingga akhir Kuartal III 2023 LAR BRI tercatat sebesar 13,80 persen. Angka tersebut membaik atau menurun apabila dibandingkan dengan LAR BRI pada September 2022 yang sebesar 18,68 persen.

“Kami optimistis di tahun depan LAR BRI dapat kembali pada kondisi pra-pandemi, yakni di kisaran 9-11 persen,” ungkapnya.

Upaya BRI dalam menjaga kualitas kredit juga berdampak terhadap Credit Cost BRI yang membaik, dari semulai 3,02 persen pada Kuartal III 2022 menjadi 2,44 persen pada Kuartal III 2023. Sebagai bagian dari soft landing strategy, BRI juga tetap menyediakan pencadangan yang memadai, dimana hingga akhir Kuartal III 2023 tercatat NPL Coverage BRI mencapai sebesar 228,65 persen.

“Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI mencatatkan total DPK sebesar Rp1.290,29 triliun atau tumbuh 13,21 persen yoy. Penopang utama DPK BRI masih bersumber dari dana murah (CASA) dengan porsi mencapai 63,64 persen atau sebesar Rp821,14 triliun. Pertumbuhan tertinggi berasal dari Giro BRI yang tumbuh sebesar 28,12 persen yoy. Kinerja Giro BRI tersebut tak terlepas dari strategi perseroan yang fokus pada optimalisasi value chain melalui wholesale transaction banking dan digitalisasi wholesale transaction banking dengan platform Qlola yang mengintegrasikan berbagai fitur unggulan, yaitu Cash Management, Trade Finance, Supply Chain Management, Foreign Exchange (Forex), Investment Services, dan Financial Dashboard,” jelasnya.

Baca juga: Transformasi Digital BRI Berhasil Tingkatkan Inklusi Keuangan dan Permudah Masyarakat Indonesia

Fee-based Income (FBI) BRI Group juga tercatat tumbuh 12,19 persen yoy menjadi senilai Rp15,56 triliun. Pencapaian FBI BRI tersebut sejalan dengan volume transaksi Super Apps BRImo yang tumbuh sebesar 66,87 persen yoy atau mencapai Rp2.984 triliun dan jumlah pengguna yang mencapai 29,8 juta user.

Disamping itu, pertumbuhan fee-based income BRI juga didorong meningkatnya bisnis AgenBRILink, yaitu agen layanan bank dengan model bisnis sharing economy bersama masyarakat, yang jumlahnya telah mencapai lebih dari 698 ribu agen dengan total nilai transaksi yang meningkat 7,97 persen menjadi sebesar Rp1.040 triliun.

Sunarso menambahkan bahwa dari sisi operasional, transformasi digital yang terus dilakukan perseroan mampu meningkatkan efisiensi dalam operasional bisnis BRI. Hal tersebut tercermin dari rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan CIR (Cost to Income Ratio) yang secara konsisten semakin membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved