Update Harga Bumbu Dapur
Dampak Kenaikan Harga Cabai Rawit di Kotamobagu Sulawesi Utara, Pedagang Mengeluh
Adapun cabai rawit yang dijual oleh Sugioto ini berasal dari petani lokal. Sugioto mengungkap, harga cabai rawit naik 2 kali lipat.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kini seluruh negara tengah termasuk Indonesia menghadapi krisis pangan.
Hal itu ditunjukkan dari kenaikan harga yang tak kunjung berhenti.
Di sisi lain, stok terus berkurang sedangkan permintaan bertambah.
Hal itu juga dirasakan di Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara.
Seorang pedagang bawang, rica (cabai rawit), dan tomat (barito) di Pasar 23 Maret bernama Sugioto (43) membenarkan hal tersebut.
Tak berhenti sampai di situ, kenaikan harga cabai rawit juga menyebabkan pendapatannya turun.
"Pendapatan turun," ungkapnya.
Adapun cabai rawit yang dijual oleh Sugioto ini berasal dari petani lokal.
Sugioto mengungkap, harga cabai rawit naik 2 kali lipat.
"Sebelumnya cuma Rp 30 ribu - Rp 35 ribu per kilogram.
Baca juga: Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw Hadiri Ibadah di GMIM Tumou Tou Kendis Minahasa
Baca juga: 5 Fakta One Piece Live Action Season 1, Keterlibatan Eichiro Oda dan Adaptasi Netflix
Sekarang sudah Rp 65 ribu per kilogram," kata dia.
Bukan Hanya karena Harga Cabai Rawit Naik
Menurut Sugioto, pendapatan yang menurun juga akibat tata kelola pasar yang kurang.
"Karena banyak yang berjalan di depan (pintu masuk), kita yang ada di dalam pasar tinggal menunggu sisanya," ujar Sugioto.
Dirinya berharap agar pemerintah bisa menata kembali pasar 23 Maret jauh lebih baik.

"Kalau boleh pasar di tata kembali," kata dia.(*)
(Tribunmanado.co.id/Diki Gobel)
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.