Anak Perwira TNI AU Tewas
Hasil Pemeriksaan CCTV dan Autopsi Anak Perwira TNI AU Tewas Terbakar di Lanud Halim
Sebab, meski kooperatif untuk dimintai keterangan, mereka masih dalam keadaan histeris pada hari-hari sebelumnya.
Mereka baru bisa dimintai keterangan pada Jumat.
Sebab, meski kooperatif untuk dimintai keterangan, mereka masih dalam keadaan histeris pada hari-hari sebelumnya.
Berdasarkan keterangan dari orang tua CHR, sang ayah sempat bertemu dengan anaknya.
"Sekitar pukul 18.40 WIB (korban) meninggalkan rumah, itu masih bertemu dengan bapaknya," ucap Leo.
Saat ini, jumlah saksi yang akan diperiksa akan terus bertambah.
Pemeriksaan terhadap rekaman CCTV juga terus berlanjut demi pengungkapan misteri kematian CHR.
Ketika ditemukan, tubuh anak Pamen TNI AU itu dalam keadaan terpanggang.
Namun, berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan pada Senin (25/9/2023) pagi, pihak kedokteran forensik menemukan tanda-tanda penganiayaan.
"Tanda-tanda penganiayaan berupa luka-luka (bacok) pada dada," ucap Kepala Rumah Sakit RS Polri Kramatjati, Brigjen Pol Hariyanto, Selasa (26/9/2023).
Dia melanjutkan, proses autopsi sudah selesai setelah ditemukan adanya kemungkinan penganiayaan pada CHR.
Rekaman CCTV
Empat kamera CCTV yang telah diidentifikasi di sekitar Pos Spion, Ujung Landasan 24, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, merekam gerak-gerik CHR (16) sebelum ia tewas.
"Dari 18 titik CCTV yang diidentifikasi di sekitar TKP, ternyata (berdasarkan) hasil analisa, hanya empat titik CCTV yang merekam korban," ungkap Leo Simarmata.
Hanya empat kamera CCTV yang berhasil merekam gerak-gerik CHR, serta momen-momen sebelum dan sesudah CHR ditemukan tewas terpanggang.
"Dari empat CCTV yang kami sampaikan merekam kegiatan korban, korban (berada di kawasan Pos Spion) sendiri. Kami sudah tarik (rekaman) sebelum dan sesudah (peristiwa)," ungkap Leo.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.