Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kotamobagu Sulawesi Utara

Harga Beras Naik, Suharto Sebut Penurunan Jumlah Petani Padi di Kotamobagu Jadi Penyebabnya

Selain itu, alih fungsi lahan juga menjadi alasan produksi beras berkurang. Hal itu menjadikan harga beras terus melonjak.

Tribunmanado.co.id/Diki Gobel
Petani penggarap padi sawah yang ada di Kelurahan Motoboi Kecil, Kecamatan Kotamobagu Selatan, Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara, bernama Suharto (43), Kamis (28/9/2023). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, KOTAMOBAGU - Isu tentang harga beras yang naik mulai ditanggapi masyarakat.

Tak terkecuali para petani yang ada di Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara.

Petani penggarap padi sawah yang ada di Kelurahan Motoboi Kecil, Kecamatan Kotamobagu Selatan bernama Suharto (43), ikut menanggapi tentang kenaikan harga beras.

Suharto membenarkan bila harga beras sedikit naik dari yang sebelumnya.

Menurutnya, harga jual beras yang tadinya Rp 600 ribu-Rp 650 ribu/koli atau satu karung, kini naik sampai angka Rp 680 ribu/koli.

"Iya, harga sedikit naik. Sekarang ada yang Rp 680 ribu/koli," katanya saat disambangi Tribunmanado.co.id pada Kamis (28/9/2023).

Kenaikan harga beras ini sering dikaitkan dengan cuaca ekstrem dan kekeringan.

Namun, Suharto menilai musim kemarau tidak menjadi alasan utama.

Dirinya punya pandangan lain tentang penyebab harga beras naik, khusunya di Kota Kotamobagu.

Pikir Suharto, harga beras naik diakibatkan alih fungsi lahan.

Baca juga: Gempa Terjadi, NTB Diguncang, Info BMKG Kamis 28 September 2023, Cek Magnitudo dan Titik Pusatnya

Baca juga: Dukung Sektor Pariwisata di Sulawesi Utara, Danlantamal VIII Resmikan Diving Center Desa Budo Minut

"Sudah tidak banyak petani padi sawah di sini," ucapnya.

Tidak hanya itu, dirinya juga menilai biaya perawatan juga jadi penyebabnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved