Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Karena Berat Badannya 200 Kg, Pria ini Tak Mampu Berdiri Lagi Setelah Jatuh di Toilet

Dalam proses evakuasi, Eko terpaksa diangkut menggunakan mobil bak terbuka lantaran berat badannya mencapai 200 kilogram.

Editor: Indry Panigoro
HO Tribun Style
Pria obesitas berbobot 200 kg bernama Eko Wahyudi (34) dilarikan ke rumah sakit setelah terpeleset di kamar mandi di Jalan Pancoran Barat VII, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (12/9/2023) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang pria menjadi perhatian warga.

itu karena dirinya harus dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil pikap.

Penyebabnya karena berat badannya.

Pria itu bernama Eko Wahyudi (34).

Eko Wahyudi harus dibawah pakai pikap gegara  tempat tidur ambulans tidak mampu membawa badannya yang memiliki berat 200 kilogram.

Eko dibawa ke rumah sakit setelah terjatuh di kamar mandi rumahnya di Jalan Pancoran Barat VII, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Selasa (12/9/2023).

Dalam proses evakuasi, Eko terpaksa diangkut menggunakan mobil bak terbuka lantaran berat badannya mencapai 200 kilogram.

"Tidak memungkinkan menggunakan tempat tidur dari ambulan (brankar), akhirnya kita pindahkan ke mobil bak terbuka," kata Kepala Regu Rescue Pemadam Kebakaran Pancoran, Aziz Nur, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (13/9/2023).

Ya kasus obesitas lagi-lagi terjadi, kali ini datang dari seorang pria bernama Eko Wahyudi.

Ia memiliki berat badan mencapai 200 kilogram.

Eko Wahyudi kemudian terjatuh saat berada di kamar mandi.

Pria berusia 34 tahun itu dievakuasi menggunakan mobil bak terbuka menuju rumah sakit.

Ya, seorang pria bernama Eko Wahyudi (34) harus dievakuasi ke rumah sakit usai terjatuh di kamar mandi rumahnya, di Jalan Pancoran Barat VII, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Selasa (12/9/2023).

Dalam proses evakuasi, Eko terpaksa diangkut menggunakan mobil bak terbuka lantaran berat badannya mencapai 200 kilogram.

Pria obesitas berbobot 200 kg bernama Eko Wahyudi (34) dilarikan ke rumah sakit setelah terpeleset di kamar mandi di Jalan Pancoran Barat VII, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (12/9/2023)
Pria obesitas berbobot 200 kg bernama Eko Wahyudi (34) dilarikan ke rumah sakit setelah terpeleset di kamar mandi di Jalan Pancoran Barat VII, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (12/9/2023) (istimewa)

"Tidak memungkinkan menggunakan tempat tidur dari ambulan (brankar), akhirnya kita pindahkan ke mobil bak terbuka," kata Kepala Regu Rescue Pemadam Kebakaran Pancoran, Aziz Nur, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (13/9/2023).

Aziz berujar, pihak pemadam kebakaran langsung mengawal mobil bak terbuka yang mengangkut Eko.

Proses pengawalan dilakukan sampai menuju Rumah Sakit Sukamto.

"Jadi, setelah (Edi) ditaro di mobil bak, kita kawal menuju RS Sukamto," jelas Aziz.

Adapun Eko tidak bisa kembali berdiri setelah jatuh di kamar mandi lantaran bobot tubuhnya yang terlalu besar.

Karena kesulitan, pihak keluarga menghubungi petugas Sudin Gulkarmat Jakarta Selatan untuk mengevakuasi Edi.

Petugas dan warga sekitar membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mengevakuasi Edi.

KISAH Sungadi Pria Obesitas Bobot 165 Kg, Makan Sehari Bisa 8 Porsi, Sering Kabur Dengar Ambulans

Kisah pria obesitas berbobot 165 kilogram asal Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen, viral di media sosial.

Dia adalah Sungadi, yang kini berusia 25 tahun.

Sejak masih kecil, Sungadi memang suka makan, bahkan dalam sehari dia bisa makan 6-8 porsi.

Meski tumbuh dengan obesitas, Sungadi nampak sehat dan ceria, bahkan sering bermain dengan tetangga dekat rumah.

Berikut sosoknya!

Inilah Sungadi, pria berusia 25 tahun warga Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen yang mengalami obesitas.

Berdasarkan data, Sungadi mengalami obesitas sejak dirinya masih kecil atau bahkan dapat dikatakan seusai lahir.

Sungadi, pria berbobot 165 kilogram asal Sragen, Jawa Tengah
Sungadi, pria berbobot 165 kilogram asal Sragen, Jawa Tengah

 

Anak bungsu dari pasangan Suwarno dan Tukiyem ini kini memiliki bobot sekira 165 kilogram.

Meskipun mengalami obesitas, dirinya tak lantas berdiam diri di dalam rumah.

Dia justru dikenal sebagai sosok yang aktif.

Dia kerap keluar rumah dan bersosialisasi dengan warga sekitar.

Sosok Sungadi (25), warga Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen ternyata suka bersosialisasi dengan tetangga.

Walaupun dia pengidap obesitas berbobot 165 kilogram, dia sering membantu tetangga.

Pria dengan tinggi badan 149 sentimeter ini juga suka bersosialisasi.

Sungadi merupakan putra bungsu dari pasangan Suwarno (63) dan Tukiyem (61).

Suwarno menceritakan, Sungadi sudah mengidap obesitas sejak dia lahir.

Sungadi bisa makan 8 porsi sehari.
Sungadi bisa makan 8 porsi sehari.

Dimana, Sungadi lahir dengan barat badan 5 kilogram kurang 2 ons.

Sejak kecil, Sungadi memang suka makan, bahkan dalam sehari dia bisa makan 6-8 porsi.

Sungadi suka makan apa saja yang disajikan orangtuanya.

Selama itu sudah matang dan tidak suka makanan atau minuman manis.

Meski tumbuh dengan obesitas, Sungadi nampak sehat dan ceria.

Sungadi suka berjalan-jalan dan bersosialisasi dengan tetanganya.

Bahkan, menurut Suwarno, Sungadi suka membantu warga yang sedang membangun rumah.

"Anaknya memang rajin, kuat mendorong angkong yang diisi adonan semen itu."

"Membantu menaikkan genting, ikut membantu membangun talut itu sampai selesai," kata Suwarno seperti dilansir dari TribunSolo.com, Kamis (10/8/2023).

"Kalau diajak bekerja keras mau, dia tidak pernah sakit, hanya paling batu pilek," sambungnya.

Sungadi mulai rajin membantu warga sekitar ketika baru bisa berjalan sekira 3 tahun yang lalu.

Sungadi juga mempunyai keterbatasan dalam berbicara, serta dia juga tidak pernah mencicipi bangku sekolah, baik SD hingga SMA, karena kondisinya yang susah melakukan mobilitas.

Kini, Sungadi hanya makan dua kali sehari ketika di rumah.

Sungadi selalu kabur saat mendengar ambulans
Sungadi selalu kabur saat rumahnya didatangi ambulans

Sungadi sering bermain keluar rumah dan lebih banyak membeli makanan dari luar rumah.

Sementara itu, Kepala Desa Sono, Parjiyo hanya bisa memantau kondisi kesehatan Sungadi dari jauh.

Karena setiap datang petugas dengan membawa ambulans, Sungadi selalu kabur tidak mau diperiksa.

"Kalau dari desa, ketika mau dicek kesehatannya, dia susah, lari."

"Tahu ada mobil ambulans datang, dia lari."

"Jadi sekadar pantauan saja," kata Parjiyo.

"Tapi, dia jarang sakit, suka beraktivitas, hubungan sosialnya bagus, setiap ada keramaian dia selalu datang," pungkasnya.

(Kompas.com/Abdul Haris Maulana)(TribunJateng.com)

Diolah dari Kompas.com dan TribunJateng.com

Sumber: Kompas.com

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com 

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved