Pilpres 2024
174 Hari Menuju Pilpres 2024 - Survei Litbang Kompas, 'Anti' Jokowi 32 Persen, Anies ke Putaran 2
Capres Partai Nasdem, PKS dan Partai Demokrat Anies Baswedan berpotensi masuk putaran kedua Pilpres 2024.
TRIBUNMANADO.CO.ID, Jakarta - Capres Partai Nasdem, PKS dan Partai Demokrat Anies Baswedan berpotensi masuk putaran kedua Pilpres 2024.
Survei Litbang Kompas, sepertiga bagian atau 32,6 persen tidak akan memilih siapa pun capres yang direkomendasikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Jokowi meng-endorse Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Sedangkan endorsement power Jokowi hanya 18,1 persen pada survei Agustus 2023, meski tergolong naik dari survei sebelumnya.
Temuan Litbang Kompas, mengindikasikan peluang Anies menang lebih besar. Dia sebagai figur antitesa Jokowi, sedangkan Prabowo-Ganjar diafiliasikan keberlanjutan dari Jokowi.
"Jelas-jelas yang tidak di-endorse pak Jokowi adalah Anies Baswedan. Jadi begitu membaca hasil statistik (survei)," kata Rocky Gerung kepada Hersubeno Arief dari FNN yang ditayangkan di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Rabu 23 Agustus 2023.
Lanjut dia, Anies tidak bisa Jokowi kendalikan. Nah, publik menaruh harapan yaitu 32,6 persen.
"Gampang saja membaca. Anies yang tersudut justru dielu-elukan rakyat. Psikologi itu berlangsung terus dalam antropologi masyarakat kita," ucap mantan staf pengajar filsafat Universitas Indonesia ini.
Survei Litbang Kompas pada 27 Juli-7 Agustus 2023 menunjukkan, ada peningkatan proporsi publik yang akan menentukan pilihan capres sesuai rekomendasi Jokowi.
"Saat ini, terbilang 18,1 persen responden yang memastikan bakal memilih sosok ataupun calon presiden yang direkomendasikan oleh Presiden Jokowi," tulis Litbang Kompas, dikutip dari Harian Kompas edisi Rabu (23/8/2023).
Berdasarkan survei, proporsi responden yang memilih capres sesuai rekomendasi Jokowi perlahan-lahan bertambah sejak Juni 2022 hingga Agustus 2023.
Pada Juni 2022, angkanya 14,6 persen; lalu pelan-pelan naik ke 15,1 persen pada Oktober 2022; kemudian menjadi 15,2 persen pada Januari 2023; serta sebanyak 16,3 persen pada Mei 2023; dan 18,1 persen pada Agustus 2023.
Sementara itu, ada sekitar separuh bagian responden atau 49,7 persen yang masih mempertimbangkan, menyatakan pikir-pikir dan menggantungkan putusan pada kualitas sosok calon yang direkomendasikan.
Sisanya, hampir sepertiga bagian atau 32,6 persen menyatakan pasti tidak akan memilih siapa pun calon yang direkomendasikan Jokowi.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.