Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

HUT ke 78 RI

BW Lapian, Pahlawan Nasional Asal Minahasa Sulawesi Utara, Jurnalis dan Murid Kristus

BW Lapian berjuang di segala lini. Ia terlibat dalam peristiwa 14 Februari 1946 hingga pembentukan KGPM.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Isvara Savitri
Kolase Foto Wikipedia
Sosok Bernard Wilhelm Lapian atau BW Lapian, Pahlawan Nasional Asal Sulut. Pejuang Kemerdekaan yang usir penjajah lewat karya jurnalistik. 

Meski demikian, rencana perebutan kekuasaan terus berlanjut.

Dimulai pukul 01.00 Wita, dua jam kemudian bendera merah putih sudah berkibar di tangsi Belanda di Teling.

Peristiwa bersejarah itu menjadi headline sejumlah media barat antaranya Radio Australia, BBC London, serta surat kabar dari Amerika.

Radio Australia bahkan menyiarkan pidato Presiden Sukarno tentang peristiwa itu.

"Minahasa walaupun terkecil dan terpencil di wilayah Republik Indonesia, namun putra-putrinya telah memperlihatkan kesatriaan terhadap panggilan Ibu Pertiwi. Laksanakan tugasmu dengan saksama dan penuh tanggung jawab," kata Sukarno.

Surat kabar terbesar waktu itu di Indonesia Merdeka menulis peristiwa itu dengan judul "Pemberontakan besar di Minahasa".

Dua hari setelah penyerbuan yang berani itu, Ch Taulu yang menjadi pimpinan tertinggi tentara Republik Indonesia Sulawesi Utara menggelar rapat di Kantor Dewan Minahasa di Manado.

Rapat dihadiri pembesar militer sipil, hukum tua di Minahasa, Raja Bolmong, serta kepala daerah Gorontalo.

Disepakati pembentukan Dewan Musyawarah Masyarakat Sulut dengan BW Lapian menjadi kepala pemerintahan sipil Sulut.

Setelah diangkat, BW Lapian langsung melakukan sejumlah langkah progresif.

Baca juga: Robby Dondokambey Serahkan SK ke 58 PPPK di Minahasa Sulawesi Utara

Baca juga: 19 Gambar Poster Ucapan HUT ke-78 RI, Cocok Dibagikan Saat 17 Agustus 2023, Download Disini

Pada 21 Februari, BW Lapian mengumumkan wilayah Sulut serta tengah, bekas residen Manado adalah bagian dari pemerintah Republik Indonesia.

BW Lapian juga berupaya menenteramkan rakyat serta membenahi administrasi pemerintahan lewat tipu muslihat Belanda kembali merebut kekuasaan.

Pada 11 Maret 1946, BW Lapian ditangkap lalu dipenjara di tangsi Teling.

Setahun kemudian ia dipenjara di Cipinang.

Pada 1948, BW Lapian dibawa ke penjara Sukamiskin.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved