Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Fernando Villavicencio Dibunuh

Mengenal Fernando Villavicencio, Tokoh Antikorupsi di Ekuador, Capres yang Dibunuh Setelah Kampanye

Fernando Villavicencio dikenal sebagai orang yang vokal menyuarakan antikorupsi di negara tersebut. Ia dibunh dengan cara ditembak.

Editor: Rizali Posumah
Tangkap layar YouTube FRANCE 24 Español dan Tangkap layar YouTube FRANCE 24 Español
Fernando Villavicencio yang merupakan Capres Ekuador tewas dibunuh dengan cara ditembak usai dirinya kampanye. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Capon Presiden (Capres) di Ekuador bernama Fernando Villavicencio, tewas terbunuh, usai kampanye di Quito, pada Rabu (9/8/2023).

Fernando Villavicencio dikenal sebagai orang yang vokal menyuarakan antikorupsi di negara tersebut. 

Dia merupakan satu di antara delapan kandidat presiden yang mencalonkan diri pada Pilpres Ekuador

Di mana Pilpres tersebut dijadwalkan berlangsung pada 20 Agustus 2023 nanti. 

Sementara itu, pelaku pembunuhan terhadap Fernando Villavicencio juga tewas setelah menderita luka saat terjadi baku tembak. 

Enam orang ditangkap terkait adanya serangan ini. 

Berdasarkan laporan media setempat, setidaknya ada 30 tembakan yang dilepaskan dalam serangan tersebut. 

Mengenal sosok Fernando Villavicencio.

Kandidat presiden Ekuador Fernando Villavicencio, merupakan tokoh antikorupsi.

Mengutip The New York Times, pria berusia 59 tahun tersebut kerap menjadi pengkritik vokal korupsi dan kejahatan terorganisir di negara tersebut.

Fernando Villavicencio, memiliki sejarah panjang dalam urusan publik dan politik Ekuador.

Dia menjadi terkenal sebagai pemimpin serikat pekerja di perusahaan minyak negara, Petroecuador, dan kemudian memainkan peran penting dalam mengungkap skandal korupsi yang melibatkan pemerintahan mantan Presiden Rafael Correa.

Diketahui, Rafael Correa adalah seorang sosialis, presiden terlama Ekuador yang terpilih secara demokratis, memimpin negara itu selama satu dekade, hingga 2017.

Ledakan komoditas membantunya mengangkat jutaan orang keluar dari kemiskinan, tetapi gaya otoriternya dan tuduhan korupsi yang membuntutinya berpengaruh besar pada pemerintahannya.

Sementara dikutip dari BBC, pria yang sudah menikah dan memiliki lima anak tersebut adalah salah satu dari delapan kandidat pada putaran pertama Pilpres.

Selain keamanan di negara Ekuador, kampanye Villavicencio berfokus pada penanggulangan korupsi.

Rupanya topik korupsi tersebut pernah menjadi fokusnya dalam liputan saat karirnya sebagai jurnalis.

Pekan lalu, Villavicencio sebelum tewas dibunuh, mengatakan dia dan timnya telah diancam oleh pemimpin geng yang terkait dengan penyelundupan narkoba.

Paman capres Fernando Villavicencio, Galo Valencia, menyalahkan negara karena tidak memberikan keamanan yang cukup kepada keponakannya.

“Kami melihat ada yang terluka jatuh, darah, orang terluka," ujar Galo Valencia, dikutip dari The Guardian.

“Apa yang kami saksikan seperti film horor. Kematian kerabat saya. Saya tidak punya kata-kata untuk apa yang terjadi di negara ini. Mereka baru saja membunuh demokrasi,” katanya.

Dalam video yang beredar, tampak Fernando Villavicencio keluar dalam sebuah acara, dengan dikawal beberapa pihak keamanan.

Fernando Villavicencio yang berjalan di antara pria-pria bertubuh tegap masih sempat menyapa orang-orang yang menyambutnya.

Dirinya pun memasuki mobil.

Namun setelah itu penyerangan terjadi, suara tembakan terdengar dan membuat massa yang ada di acara kampanye itu menjadi kacau.

Seorang saksi dalam insiden penyerangan, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan dia awalnya mengira tembakan itu adalah kembang api.

“Kami tidak pernah membayangkan tragedi yang sekarang kami tinggali di negara ini. Ini terorisme."

“Jika ini bisa terjadi pada seorang kandidat yang seharusnya memiliki keamanan, maka siapapun bisa dibunuh. Itu meninggalkan pesan yang jelas bahwa di sini hidup tidak ada artinya.”

Saksi mata mengatakan Villavicencio, seorang anggota kongres dan mantan wartawan, ditembak tiga kali, mengutip BBC.

Seorang anggota tim kampanyenya mengatakan kepada media lokal bahwa pria berusia 59 tahun itu sedang masuk ke dalam mobil, namun tiba-tiba seorang pria melangkah maju dan menembak kepalanya.

Video dari dalam gedung menunjukkan para pendukung Villavicencio yang panik mencari perlindungan dan selebaran kampanye berserakan di lantai hingga adanya lumuran darah.

Pembunuhan itu terjadi di tengah lonjakan kejahatan, kekerasan yang di negara kecil Amerika Selatan itu.

Ketika geng-geng penyelundup narkoba bersaing melakukan pembantaian di penjara dan tingkat pembunuhan meningkat lebih dari dua kali lipat antara tahun 2020 dan 2022.

Seperti diketahui, Villavicencio adalah salah satu dari delapan kandidat presiden yang mencalonkan diri dalam Pilpres Ekuador, yang yang akan diadakan pada 20 Agustus 2023 nanti.

Lebih dari separuh warga Ekuador mengatakan dalam jajak pendapat bahwa memperbaiki masalah ketidakamanan negara adalah prioritas terbesar mereka.

Villavicencio adalah salah satu dari sedikit Capres Ekuador yang menuduh hubungan antara kejahatan terorganisir dan pejabat pemerintah di Ekuador.

Ekuador secara historis merupakan negara yang relatif aman dan stabil di Amerika Latin, tetapi peningkatan kejahatan kekerasan baru-baru ini terjadi.

Hal itu dipicu oleh meningkatnya kehadiran kartel narkoba, dan telah menjadi isu sentral dalam kampanye presiden tahun ini.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved