Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sitaro Sulawesi Utara

Bau Bangkai Diduga Ternak Babi yang Mati Mendadak Mulai Tercium, Warga Bebali Siau Sitaro Mengeluh

Kasus hewan babi mati mendadak yang belakang marak terjadi di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro mulai menimbulkan masalah baru.

Penulis: Octavian Hermanses | Editor: Chintya Rantung
Octavian Hermanses/Tribun manado
Salah seorang warga yang melihat kondisi hewan ternaknya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus hewan babi mati mendadak yang belakang marak terjadi di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro mulai menimbulkan masalah baru.

Kali ini, masyarakat yang wilayahnya terdapat kasus babi mati mendadak itu mulai mencium bau menyengat yang diduga merupakan bangkai ternak babi.

Seperti halnya di Kelurahan Bebali Kecamatan Siau Timur, satu dari beberapa wilayah yang ditemukan kasus ternak babi mati mendadak.

Warga setempat mulai mengeluh dengan adanya bau menyengat yang tercium, bahkan hingga ke dalam rumah.

"Sepanjang jalan sampai depan rumah bau bangkai babi. Ini sudah menimbulkan polusi, apalagi kami ada anak kecil," ungkap salah satu warga.

Kondisi ini turut dibenarkan Lurah Bebali, Adelaida Marthin yang beberapa waktu terakhir ini juga kerap mencium bau menyengat.

"Ya, memang benar. Belakangan ini mulai tercium bau tidak enak di beberapa tempat di Bebali. Kemungkinan bangkai hewan babi yang mati," kata Adelaida, Selasa (1/8/2023).

"Tapi itu bau bangkai babi liar. Kalau yang di kandang, pemiliknya pasti membakar atau mengubur bangkai babi yang mati," lanjutnya.

Sebagai kepala wilayah, Adelaida terus mengingatkan warganya untuk menjaga kondisi lingkungan dengan tidak membuang bangkai ternak babi sembarangan.

"Kami tetap mengimbau warga yang hewan ternaknya mati untuk mengubur atau membakar bangkai. Jangan sampai menambah polusi di lingkungan tempat tinggal masing-masing," ujarnya.

Informasi yang diperoleh tribunmanado.co.id menyebut, selain Kelurahan Bebali, beberapa wilayah lain di Sitaro juga telah ditemukan kasus ternak babi mati mendadak.

Kondisi ini pun mulai menimbulkan keresahan di masyarakat, khususnya peternak babi maupun penjual daging babi di pasar-pasar tradisional.

Pasalnya kasus babi mati mendadak ini dikuatirkan akan menimbulkan kerugian bagi peternak babi serta para penjual daging.

Pemerintah pun diminta untuk mengambil langkah cepat dan tetap dalam menanggulangi persoalan yang kini mulai meluas di beberapa tempat di Sitaro.

Sebelumnya, masyarakat Sitaro dihebohkan dengan kasus kematian hewan ternak babi secara mendadak dalam jumlah yang banyak.

Informasi yang diperoleh tribunmanado.co.id menyebut, beberapa tempat di Kelurahan Bebali Siau Timur terdapat ratusan ternak babi yang mati secara tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya.

"Dari 20an ekor babi yang saya pelihara, sembilan di antaranya mati mendadak selama satu minggu terakhir ini," kata Max Tolosang, salah satu peternak babi di Kelurahan Bebali.

Sebelum hewan ternaknya itu mati, Tolosang bilang sempat melihat tanda-tanda atau gejala awal berupa menurunya nafsu makan dari hewan-hewan tersebut.

"Gejalanya cuma tidak makan. Tidak makan itu hanya dua sampai tiga hari langsung mati," terangnya. (HER)

Baca juga: 30 Anggota Paskibraka Bakal Jalankan Tugas Upacara HUT ke-78 RI di Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara

Baca juga: Steve Kepel Semangati 33 Anggota Paskibraka Sulawesi Utara

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved