Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sitaro Sulawesi Utara

Kasus Babi Mati Mendadak Kian Meluas di Sitaro, Harga Daging di Pasaran Masih Normal

Kematian mendadak pada hewan ternak babi di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) terus meningkat.

Penulis: Octavian Hermanses | Editor: Chintya Rantung
Octavian Hermanses/Tribun manado
Aktivitas penjual daging babi di Pasar Ulu Siau Kabupaten Sitaro. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kematian mendadak pada hewan ternak babi di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) terus meningkat.

Informasi yang diperoleh tribunmanado.co.id mencatat, angka kematian pada ternak babi mencapai puluhan dan terus meluas di beberapa wilayah.

Seperti halnya di Kelurahan Bebali dan Kampung Karalung di Kecamatan Siau Timur yang menjadi wilayah paling banyak kasus babi mati mendadak.

"Dari 20an ekor babi yang saya pelihara, sembilan di antaranya mati mendadak selama satu minggu terakhir ini," kata Max Tolosang, salah satu peternak babi di Kelurahan Bebali.

Sebelum hewan ternaknya itu mati, Tolosang bilang sempat melihat tanda-tanda atau gejala awal berupa menurunya nafsu makan dari hewan-hewan tersebut.

"Gejalanya cuma tidak makan. Tidak makan itu hanya dua sampai tiga hari langsung mati," terangnya.

Meski begitu, kasus kematian babi mendadak ini belum berdampak terhadap nilai jual daging babi di pasar-pasar tradisional di Sitaro.

Seperti yang berlaku di Pasar Ulu Siau, harga jual daging babi masih berkisar antara Rp 65 ribu hingga Rp 70 per kilogramnya.

"Harga masih tetap seperti biasa, Rp 70 ribu per kilo," kata Rahel Bawengen, salah satu penjual daging babi di Pasar Ulu Siau yang dijumpai Kamis (27/7/2023).

Di tengah merebaknya kasus ternak babi yang kerap mati tiba-tiba saat ini, Rahel sempat mengungkapkan kekuatirannya terhadap kestabilan harga jual daging di pasaran.

Namun demikian, hingga kini minat masyarakat selaku konsumen dalam membeli daging babi masih tetap normal dan tak ada penurunan.

"Ada kekuatiran memang. Jangan sampai kejadian ini (babi mati mendadak) mengganggu harga jual. Minat masyarakat dalam membeli daging juga masih normal," lanjutnya.

Dalam sehari, satu ekor babi berukuran 24 sampai 30 kilogram yang dipotong bisa laku terjual ke konsumen.

Ia berharap, kejadian ternak babi yang sering mati mendadak ini bisa secepatnya teratasi supaya tidak sampai berdampak terhadap aktivitas jual beli daging di pasaran.

"Mudah-mudahan ada solusi yang bisa didapat supaya kami juga tidak kena imbas dari kejadian ini," kuncinya. (HER)

Baca juga: Potret Jalan Trans Sulawesi di Nagara Bolmut, Warga Sebut Sering Rusak Meski Selalu Diperbaiki

Baca juga: Gempa Terkini Sore Ini Kamis 27 Juli 2023, Baru Saja Guncang di Laut, Info BMKG Magnitudonya

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved