Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

ASF Masuk Sulut

Gubernur Sulut Olly Dondokambey: Virus ASF Atau Flu Babi Afrika Sudah Terdeteksi di Sulawesi Utara

"Di Minahasa, lab Makassar kirim hasil pemeriksaan bahwa virus ASF atau flu babi Afrika tersebut sudah masuk ke Sulut

Editor: Rizali Posumah
Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis
Gubernur Sulut Olly Dondokambey menyebut Virus ASF sudah terdeteksi di Sulut. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Virus ASF Flu Babi Afrika terdeteksi sudah ada di Sulawesi Utara

Hal itu sebagaimana yang dikatakan langsung oleh Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokamney.

Olly pun mengajak para peternak tertib untuk atasi ASF. 

"Di Minahasa, lab Makassar kirim hasil pemeriksaan bahwa virus tersebut sudah masuk ke Sulut," kata Olly Dondokambey pada Rabu (26/7/2023). 

Olly Dondokambey menjelaskan, virus ASF masuk Sulut dikarenakan adanya kelalaian. 

Ia mengatakan, ada sejumlah oknum membawa babi dari luar masuk Sulut lewat jalan tikus. 

"Kita sudah jaga perbatasan dengan ketat, tapi mereka lewat jalan tikus," kata Olly Dondokambey

Tutur dia, Pemprov Sulut sedari awal mengerahkan segenap upaya untuk mencegah virus tersebut masuk Sulut. 

Saat ini Pemprov tengah mencari formula penanganan yang tepat. Pemprov berupaya agar penyebaran virus tersebut tak meluas. 

"Mekanismenya sedang dibahas, karena kita tidak mungkin sembarangan, harus sesuai mekanisme," katanya.

Olly Dondokambey mengajak peternak bersama sama untuk tertib demi mencegah penularan virus ini lebih lanjut.

"Sama dengan penanganan Covid 19, masyarakat bisa tertib hingga terkendali, begitu juga peternak harus tertib," katanya. (Art) 

Tanda-tanda ASF pada Babi

African Swine Fever (ASF) tengah jadi momok bagi industri ternak babi di Indonesia.

Hal ini disebabkan penyakit flu babi Afrika ini belum ditemukan vaksinnya.

Selain itu, rasio mortalitas atau dampak kematian akibat ASF mencapai 100 persen.

Meskipun begitu, ASF tidak berbahaya bagi manusia dan bukan masalah kesehatan masyarakat.

"ASF bukan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia, zoonosis.

Jadi produk babi dipastikan tetap aman untuk konsumsi," demikian pernyataan di lama PPID Kementerian Pertanian RI.

Terkait itu, sebagaimana dijelaskan di laman tersebut, tanda-tanda Klinis ASF pada babi sebagai berikut:

1. Kemerahan di bagian perut, dada dan scrotum

2. Diare berdarah

3. Berkumpul bersama dan kemerahan pada telinga

4. Demam (41 derajat Celsius), Konjungtivitis, anoreksia, ataksia, paresis, kejang, kadang2 muntah, diare atau sembelit

5. Pendarahan Kulit Sianosis

6. Babi menjadi tertekan, telentang,kesulitan bernapas, tidak mau makan.

ASF dapat menyebar melalui :

1. Kontak langsung

2. Serangga

3. Pakaian

4. Peralatan peternakan

5. Kendaraan

6. Pakan yang terkontaminasi

Sementara itu, untuk pencegahan dan penanganan, untuk babi yang terkena penyakit ASF, isolasi hewan sakit dan peralatan serta dilakukan pengosongan kandang selama 2 bulan.

Untuk babi yang mati karena penyakit ASF dimasukkan ke dalam kantong dan harus segera dikubur oleh petugas untuk mencegah penularan yang lebih luas.

Tidak menjual babi/ karkas yang terkena penyakit ASF serta tidak mengkonsumsinya. (ndo)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved