Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pencegahan ASF di Sulut

Harga Terbaru Daging Babi di Minahasa Sulawesi Utara, Turun Drastis

harga daging babi yang sebelumnya dijual 60 hingga 70 per kilogram, kini turun drastis di sejumlah pasar

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Alpen Martinus
tribunmanado.co.id/Majer Lumantow
Harga daging babi di Pasar Raykat Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara, turun 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dampak isu African Swine Faver (ASF) ternyata sangat berpengaruh terhadap harga daging babi.

Bahkan di beberapa lokasi penjualan harganya jatuh sangat jauh.

Padahal beberapa orang meyebutkan bahwa daging babi yang kena ASF aman dikonsumsi.

Baca juga: Harga Daging Babi di Pasar Raykat Tondano Minahasa Turun, Dijual Hingga 15 Ribu Per Kilogram

Anjloknya harga babi juga terjadi di Tondano, Minahasa.

Bahkan harga daging babi di sana turun cukup drastis.

Pedagang  terpaksa banting harga agar warga mau membeli.

Merebaknya isu virus ASF yang menyerang hewan terbak Babi di Sulawesi Utara membuat harga daging tersebut anjlok.

Baca juga: Terungkap Alasan Pertamina Minta KTP dan KK Saat Pembelian LPG 3 Kg

Pasalnya, harga daging babi yang sebelumnya dijual 60 hingga 70 per kilogram, kini turun drastis di sejumlah pasar, maupun ke penjual dan peternak Babi.

Sebelumnya, para pedagang babi yang berada di Desa Tounelet, Sonder, Minahasa bahkan menjual daging babi dengan harga miring, yakni 4-7 kilogram daging, dengan harga hanya 100 ribu.

Imbasnya, para konsumen baik masyarakat maupun pemilik usaha rumah makan menyerbu para penjual di Kecamatan Sonder tersebut.

Terkini, pantauan tribunmanado.co.id, Selasa (25/7/2023), para penjual daging di Pasar Rakyat Tondano juga menjual daging babi dengan harga murah, bahkan hingga 15 ribu per kilogram.

Baca juga: Puluhan Hewan Ternak Babi Mati Misterius di Kepulauan Sitaro, Peternak Rugi Puluhan Juta

"Iya, kita jual 7 kilogram dengan harga 100 ribu," kata salah satu pedagang daging di Pasar Tondano.

Menurut mereka, adanya isu virus ASF sangat berpengaruh terhadap permintaan daging babi.

"Iya, banyak masyarakat khawatir, sehingga permintaan daging menurun," kata sejumlah penjual.

Sementara, sejumlah warga langsung menyerbu para penjual daging dilokasi tersebut.

 
Rita, salah satu pembeli daging Babi mengaku sangat senang dengan turunnya harga daging babi dipasaran.

"Tentu ini sangat senang, apalagi saya punya usaha rumah makan, jadi sangat terbantu dengan harga daging yang lebih murah dari biasanya," ujar Rita, warga Tondano.

Terkait hal ini, sebelumnya, Pemkab Minahasa memastikan bahwa Virus African Swine Fever (ASF) yang menyerang hewan ternak Babi belum terdeteksi di Minahasa.

Hal ini disampaikan Bupati Minahasa Royke Octavian Roring, bahwa Minahasa belum terdapat kasus kematian hewan Babi akibat virus ASF tersebut.

“Di Minahasa belum terdeteksi adanya wabah ASF, dan wabah ini juga tidak menular kepada manusia,” kata Bupati Royke Roring.

Bupati juga mengatakan bahwa masyarakat jangan terlalu kawatir dengan virus tersebut.

Menurutnya, virus yang menyerang hewan ternak khususnya babi, tidak menular ke manusia.

Dijelaskannya, beberapa gejala pada babi yang terinfeksi ASF.

Diantaranya demam tinggi, kehilangan nafsu makan, depresi, muntah, diare, abortus (keguguran), radang sendi, pendarahan pada kulit dan organ dalam serta perubahan warna kulit menjadi ungu.

“Kalau ada masyarakat atau peternak yang mendapatkan tanda tanda adanya gejala tersebut, langsung cepat di laporkan kepada pihak terkait,” imbau Bupati Royke Roring. (Mjr)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved