Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sitaro Sulawesi Utara

Kawasan Batuawang Kerap Dilanda Banjir Lahar Hujan, Ini Langkah Jangka Panjang Pemkab Sitaro

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat kini menjadi momok bagi pengguna jalan yang kerap melalui kawasan Batuawang di Kelurahan Bebali Sitaro

|
Penulis: Octavian Hermanses | Editor: Chintya Rantung
Octavian Hermanses/Tribun manado
Kawasan Batuawang di Kelurahan Bebali kerap dilanda banjir lahar dingin yang membawa material vulkanik. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat kini menjadi momok bagi pengguna jalan yang kerap melalui kawasan Batuawang di Kelurahan Bebali Kabupaten Siau Tagulandang Biaro.

Pasalnya, ketika hujan lebat turun dalam waktu lama, maka area Batuawang akan dipenuhi material vulkanik Gunung Karangetang yang terbawa banjir lahar hujan.

Alhasil, akses jalan yang menghubungkan Kota Ulu dan Kota Ondong melalui Kelurahan Bebali Kecamatan Siau Timur akan terputus karena dipenuhi bebatuan, pasir bercampur lumpur.

Ketika hal itu terjadi, maka pemerintah lewat OPD teknis harus melakukan pembersihan menggunakan alat berat.

Menyikapi kondisi tersebut, kini pemerintah daerah menyiapkan dua alternatif sebagai langkah jangka panjang mengatasi persoalan Batuawang.

Pertama, membangun jembatan layang di kawasan Batuawang dan kedua membuat jalan alternatif melalui Kampung Lai Kecamatan Siau Tengah.

"Memang jangka panjang sudah kami bahas di pemerintah daerah. Cuma jangka panjang ini membutuhkan anggaran besar," ungkap Sekretaris Daerah, Denny Kondoj, Senin (24/7/2023).

"Ada satu yang cukup prestisius ini. Kalau kita membangun jembatan layang, itu kan anggarannya ratusan milyar. Tapi sebenarnya kalau itu terbangun, maka aliran lava atau banjir lahar bisa dikendalikan," terangnya.

Selain rencana pembangunan jembatan layang, Kondoj bilang opsi lain yang akan diambil yakni dengan membangun jalan alterlatif dari Kelurahan Akesimbeka Siau Timur menuju Kampung Lai Siau Tengah.

"Membangun jalan baru yang menuju Lai itu yang sudah ada dan dapat dikembangkan. Mungkin itu jauh lebih murah biayanya dibandingkan jembatan layang," terangnya.

Namun demikian, dalam melanjutkan pembangunan jalan Akesimbeka-Lai itu, pemerintah daerah menemui kendala berupa proses pembebasan lahan milik warga.

"Cuma itulah, dulu ada sedikit pembebasan lahan mungkin karena berhimpitan dengan pohon pala masyarakat," ungkapnya.

Terkait rencana jangka panjang pemerintah daerah tersebut, Kondoj menyebut pihaknya telah mengajukan permohonan bantuan ke pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi.

"Karena ini situasi akibat bencana maka kami yakin pemerintah pusat memahami bahwa itu tanggung jawab pemerintah secara nasional demi menjaga masyarakat di daerah," turutnya.

Sebelumnya, DPRD Kabupaten Sitaro menggelar Rapat Dengar Pendapat atau RDP dengan pemerintah daerah mengenai penanggulangan bencana alam.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved