Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pencegahan ASF di Sulut

Pantas Manusia Masih Bisa Makan Babi Meski Babinya Mati Terserang Virus ASF, Ternyata ini Alasannya

Kabar adanya virus ASF ini cukup menggemparkan warga Sulawesi Utara khususnya penikmat dan peternak babi.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Indry Panigoro
fistel mukuan/tribun manado
Kolase foto Puluhan Babi Mati dan Dibuang Sembarangan dan Kadis Pertanian Minut 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Heboh soal virus ASF menyerang hewan ternak babi.

Kabar adanya virus ASF ini cukup menggemparkan warga Sulawesi Utara khususnya penikmat dan peternak babi.

Bahkan hal ini sampai berpengaruh di harga jual daging babi di sejumlah pasar di Sulawesi Utara.

Salah satunya di Pasar Rakyat Langowan, Minahasa.

Harga daging babi mengalami penurunan harga.

Pantauan Tribunmanado.co.id, Jumat21 Juli 2023, harga daging babi di Pasar Langowan turun menjadi Rp 50 ribu per kilogram.

Padahal sebelumnya dijual Rp 65 ribu per kilogram.

Hal itu diungkapkan oleh Martini Kasim, seorang pedagang daging di Pasar Langowan.

"Iya, harga per kilogram 50 ribu, sebelumnya hargan Rp 60-65 ribu per kilogram," ujarnya, saat ditemui Tribunmanado.co.id.

Bahkan dari sejumlah video yang beredar, diketahui ada daging babi yang dijual Rp 100 enam kilo.

Kadistanak Sulawesi Utara dan Minahasa Utara mengatakan, masyarakat Sulut tidak perlu takut mengkonsumsi daging babi.
Kadistanak Sulawesi Utara dan Minahasa Utara mengatakan, masyarakat Sulut tidak perlu takut mengkonsumsi daging babi. (Tribun Manado)

Daging babi yang terkena virus ASF masih bisa dikonsumsi manusia

Beredarnya isu virus ASF ini pun juga sempat menghebohkan warga Minahasa Utara ( Minut ) Sulut.

Paling terbaru ditemukan di dua daerah Minahasa Utara.

Namun menurut Kepala Dinas Pertanian Minahasa Utara (Minut) Wangke Karundeng, sebenarnya daging babi yang terkena virus ASF masih bisa dikonsumsi.

Artinya tidak berdampak langsung kepada manusia.

Minahasa Utara dihebohkan dengan adanya penemuan bangkai babi yang dibuang sembarangan, yaitu di Desa Matungkas kecamatan Dimembe dan Serawet kecamatan Likupang.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian Minahasa Utara (Minut) Wangke Karundeng ketika dihubungi menyampaikan, saat ini babi-babi yang dibuang sudah dikuburkan.

"Sudah dikuburkan, padahal sejak dua bulan lalu saya sudah beri peringatan kepada para peternak jika ada ternak yang mati jangan dibuang sembarangan, tapi harus dikubur atau dibakar," tegas Wangke, Jumat 21 Juli 2023.

Hal itu diperingatkan Wangke, untuk mengantisipasi adanya penyakit ASF yang belum terdeteksi di Sulawesi Utara.

"Memang untuk penyebab matinya babi-babi ini belum diketahui," sebutnya.

Wangke menyebut, sudah ada yang di tes swab, tapi masih menunggu hasilnya.

"Untuk pencegahan agar virus ini tidak menyebar, kuncinya adalah hewan ternak harus di isolasi, sterilisasi dan peningkatan imun dengan pemberian vitamin, karena virus ini belum ada obatnya," ujarnya.

Baginya, di Minut banyak peternak, tapi masih aman-aman, karena mereka melakukan sesuai prosedur sebagaimana kunci pencegahan yang disampaikan tadi.

Penyebab daging babi yang terkena virus ASF masih bisa dikonsumsi manusia

Wangke menyebutkan kalau untuk daging babi yang dijual kalaupun ada yang terkena ASF dagingnya masih bisa dimakan, karena itu tidak menyerang manusia hanya babi-babi.

"Sekarang sudah aman, hanya karena ada peternak yang membuang bangkai tidak dikuburkan itu yang menjadi heboh di masyarakat," tegasnya lagi.

Karena baginya, kalau langsung dikubur atau di bakar virusnya tidak menyebar.

"Untuk itu saat ini kami sudah lakukan sosialisasi, melakukan penyemprotan dan pembagian desinfektan," tutupnya.

Pemerintah telah memastikan Sulawesi Utara aman dari virus African Swine Fever (ASF) atau virus demam babi Afrika. 

Pasalnya, saat ini masyarakat mulai panik dengan virus ASF ini. 

Ditambah lagi belakangan ini banyak babi yang mati dengan jumlah yang cukup banyak.

Peternakan babi di Kampung Tubir Pall 2 Manado
Peternakan babi di Kampung Tubir Pall 2 Manado (Ferdi/Tribun Manado)

Cegah Virus ASF, Pemilik Peternak Babi di Manado Sulawesi Utara Suntik Ferdex

Dan itu tidak terjadi di satu tempat saja, melainkan di beberapa tempat. 

Terbaru, ada 24 ekor babi yang mati di Peternakan Matungkas, Minut, Sulawesi Utara, penyababnya masih diselidiki. 

Virus ASF membuat para pemilik peternakan babi di Manado kuatir. 

Mereka melakukan berbagai cara agar babi tetap aman dari ancama virus. 

"Kita pasti kuatir kalau itu virus masuk di Manado, jadi saya antisipasi dengan menyuntikan ferdex," ujar Herman Mangari salah pemilik peternakan di Kampung Tubir Pall 2 Manado. 

Kata Herman, menyuntikan ferdex membuat babi lebih sehat dan dari pengalamnya selama beternak babi tidak terjadi hal-hal yang ane.

"Saya suntik secara teratur dan makanya pun harus dibeli, kadangnya juga harus rutin dibuat bersih," ucapnya saat ditemui Tribun Manado, Kamis (20/7/2023). 

Sebagai pemilik peternakan babi, Herman berharap pemerintah terus mengawasi babi dari luar masuk untuk menghidari virus ASF

"Semoga tidak masuk di Sulut kalau tidak kita yang punya ternak bisa rugi, karena babi bisa mati dan orang tidak akan lagi beli," pungkasnya. (mjr/fis/edi)

Artikel ini hasil kompilasi dari artikel yang sudah tayang di TRIBUNMANADO.CO.ID 

Baca Berita Lainnya di: Google News

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved