Syarat Jika Gerindra Ingin Ajak PAN Dukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024

TRIBUNMANADO.CO.ID - Partai Amanat Nasional (PAN) membeberkan keinginan mereka untuk Pilpres 2024.

Mereka mengajukan syarat jika Gerindra ingin mengajak PAN kembali mendukung Prabowo Subianto untuk ketiga kalinya.

Syarat ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto.

Mereka meminta Prabowo memilih Erick Thohir sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) Prabowo.

Hal ini sudah diungkapkan sejak lama ketika kedua pihak partai bertemu.

Menurut Yandri, syarat yang diajukan pihaknya tersebut merupakan langkah konkret.

“Kalau Gerindra mengajak ketiga kalinya PAN mendukung Pak Prabowo dan yakin menang, ya sudah ambil saja Pak Erick (sebagai bacawapres). Semakin cepat, ya semakin baik,” ujar Yandri pada Kompas.com, Senin (3/7/2023).

Ia mengungkapkan, PAN secara gamblang sudah menyampaikan keinginan untuk menduetkan Prabowo-Erick pada elite Gerindra dalam pertemuan 5 Juni 2023.

Saat itu, Gerindra diwakili oleh Ketua Harian Sufmi Dasco Ahmad dan Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani.

“PAN sudah mengajukan Erick Thohir sebagai cawapresnya (Prabowo), kalau itu deal saya kira bisa lebih cepat untuk mendeklarasikan pasangan Prabowo-Erick,” ucap dia.

Baca juga: Pesan Penting Wawali Manado Richard Sualang Kepada Seluruh Jajaran: Jangan Ada Saling Menjegal

Baca juga: Mangkir di Apel Perdana Pasca Libur Idul Adha 2023, 28 ASN Kepulauan Sitaro Terancam Disanksi

Bagi Yandri, keputusan itu lebih baik segera diambil. Alasannya, pendaftaran pasangan bakal calon presiden (bacapres) dan bacawapres di Komisi Pemilihan Umum (KPU) semakin dekat.

KPU telah menetapkan pendaftaran paslon bacapres-bacawapres berlangsung pada 19 Oktober-25 November 2023.

“Untuk memenangkan pertarungan, saya kira konsolidasi lebih awal, lebih baik,” imbuh dia.

Sebelumnya, politisi Gerindra Andre Rosiade mendorong agar PAN segera memutuskan untuk bekerja sama lagi dengan Gerindra dan mendorong agar Prabowo memenangkan Pilpres 2024.

Ia menyatakan, kerja sama PAN dan Gerindra yang sudah terwujud sejak Pilpres 2014 dan 2019, belum membawa kesuksesan untuk menjadikan Prabowo sebagai presiden.