Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian

Renungan Harian, Matius 22:37-40, Mengasihi Sesama

Renungan harian hari ini mengenai mengasihi sesama yang terdapat dalam Matius 22:37-40.

Editor: Tirza Ponto
Pexels.com
Renungan harian hari ini mengenai mengasihi sesama yang terdapat dalam Matius 22:37-40. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Renungan Harian hari ini mengenai Mengasihi Sesama yang terdapat dalam Matius 22:37-40,

Tribunners,

Menurut ayat pokok hari ini, nilai yang sama kedudukannya dengan mengasihi Allah adalah mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Ini berarti, kita tidak bisa disebut telah mengasihi / menaati Allah jika kita tidak dapat membuktikan bahwa kita mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri sendiri.

Sebagai orang Kristen, konteks mengasihi sesama manusia yang harus kita pahami terlebih dahulu adalah bersumber dari kasih Allah.

1 Yohanes 4:8 menyatakan: “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” Di sini kita dapat mengetahui bahwa kasih bukanlah konsep atau ajaran buatan manusia, tetapi kasih bersumber dari Allah, karena diriNya sendiri adalah Kasih.

Jadi, ukuran mengasihi secara Alkitabiah juga bukan berdasarkan ukuran manusia, tetapi ukuran Allah. Sebagaimana Bapa Sorgawi mengasihi Tuhan Yesus, demikianlah Tuhan Yesus mengasihi kita. Dan sebagaimana Tuhan Yesus mengasihi kita, begitu jugalah kita harus mengasihi sesama kita.

Bagaimana kita dapat memenuhi ukuran Allah dalam mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri? Jawabannya: kita harus melekat kepada Allah.

Yohanes 15:1-8 mengajarkan bahwa Tuhan Yesus sebagai pokok anggur dan kita adalah ranting-rantingnya. Tanpa melekat pada pokok, ranting pasti akan mati. Namun ketika ranting melekat pada pokok yang benar, maka ranting itu akan menerima nutrisi yang membuatnya dapat bertumbuh dan menghasilkan buah.

Konsep ini pula yang berlaku, ketika kita diminta untuk saling mengasihi, maka untuk dapat melakukannya, kita harus memperolehnya dari Sumbernya terlebih dahulu, yaitu Tuhan Yesus. Barulah setelah itu, kita akan mampu mengasihi sesama kita, siapapun dan dalam kondisi bagaimanapun.

Pengorbanan Yesus di kayu salib merupakan anugerah besar yang sesungguhnya dapat memampukan kita untuk mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri. Bukankah Dia yang suci dan yang tidak layak disalib, rela mengorbankan diriNya menanggung “hukuman” menggantikan diri kita yang berdosa?

Jadi, karena kita semua mengalami penebusanNya, berarti tidak ada alasan bagi kita untuk tidak dapat mewujudkan kasih kepada sesama kita. Jika di antara kita masih ada yang keberatan atau sulit mengasihi sesama seperti diri sendiri, mari renungkan kembali betapa luar biasa pengorbananNya; dan teruslah berjuang untuk melekat kepada Tuhan.

1 Yohanes 4:11 menasehatkan: Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. Dan 1 Yohanes 3:13 menegaskan: Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. Kiranya ayat-ayat ini menggugah kita supaya dengan bulat hati, kita bersepakat untuk mau mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri.

Haleluya. Tuhan Yesus menolong kita semua.

Baca Berita Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved