Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pencegahan ASF di Sulut

Harga Daging Babi Turun, Ada yang Jual Rp 100 Ribu 3 Kilogram, Steve Kepel: Itu Efek Kepanikan Saja

Kepanikan masyarakat yang menyebabkan keengganan mengkonsumsi daging babi, padahal mestinya itu aman dilakukan.

|
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Chintya Rantung
Dokumentasi Tribun Manado
Sekretaris Provinsi Sulawesi Utara Steve Kepel 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Virus ASF belum masuk Sulut.

Pemprov Sulut mengunci perbatasan darat dengan ketat hingga dipastikan babi luar tak bisa masuk.

Pengambilan sampel rutin dilakukan di beberapa peternakan untuk memastikan Sulut aman dari virus ASF.

Meski demikian, efek psikologis dari virus tersebut sudah melanda tersebut.

Salah satunya adalah kepanikan masyarakat yang menyebabkan keengganan mengkonsumsi daging babi, padahal mestinya itu aman dilakukan.

Efek lainnya adalah turunnya harga daging babi. Di pasaran, harga daging babi cenderung turun.

Di pasar segar Paal Dua Manado, daging babi dijual 55 per kilo, turun dari sebelumnya 65 ribu per kilo.

Harga Daging Babi Turun

Di medsos, harga daging babi lebih gila lagi. 100 ribu untuk tiga kilo.

Sekprov Sulut Steve Kepel menuturkan, hal itu bentuk kepanikan saja.

"Sesungguhnya Sulut aman dari virus ASF, kita telah melakukan sample di beberapa peternakan babi dan hasilnya negatif," kata dia.

Ia meminta masyarakat tetap tenang dan percaya pada pemerintah.

Dulu menjual daging babi sangat mudah. Kini hal itu jadi perkara sulit. Inilah yang dialami sejumlah pedagang daging babi di kota Manado.

Semua karena isu virus ASF.

Sesungguhnya virus ASF bukan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis), jadi produk babi dipastikan tetap aman untuk dikonsumsi.

Tapi ketidaktahuan masyarakat membuat banyak yang enggan mengkonsumsi daging babi dan terbitlah petaka bagi pedagang daging babi.

Seperti dialami Sintia. Pedagang daging babi di Pasar Segar Paal Dua mengaku alami kesulitan jual daging babi.

"Banyak langganan kami terutama menengah ke atas yang menahan diri beli daging babi, alasannya takut virus," kata dia Jumat (23/6/2023).

Penjelasan Sintia bahwa virus ASF tak sampai menyebabkan daging babi tak dapat dikonsumsi tak mempan. Ketakutan pelanggan lebih besar.

Namun Sintia tak menyerah. Bersama sekumpulan pedagang daging babi mereka mengkampanyekan aman konsumsi daging babi di medsos.

"Kami ingin masyarakat paham, jangan sampai termakan isu, apalagi pemerintah sudah katakan Sulut masih aman virus ASF," katanya.

Joice pedagang lainnya menuturkan, harga daging babi cenderung turun. Dari 65 ribu menjadi 55 ribu per kilo. Sebut dia, penurunan sudah sejak sebelum virus.

"Dan makin menjadi jadi kala virus," katanya.

Ia menuturkan, di beberapa lokasi, harga daging babi di sejumlah lokasi tergolong ekstrim. Ada yang sampai tiga kilo 100 ribu.

"Ini sangat mengganggu kami," kata dia. (Art)

Baca juga: Pedagang di Manado Sulit Jualan Daging Babi: Jangan Sampai Termakan Isu Virus ASF, Sulut Masih Aman

Baca juga: Hendak Menghindari Buah yang Jatuh di Jalan, Nahas Seorang Pria Tewas, Oleng dan Tabrak Trotoar

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved