Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pencegahan Stunting

Atasi Stunting, Kepala Desa di Sulawesi Utara Diminta Sediakan Susu untuk Anak-Anak

Untuk mencegah stunting, kepala desa diminta memenuhi kebutuhan gizi anak-anak. Misalnya saja dengan menyediakan susu.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Isvara Savitri
Humas Pemkot Banjarmasin via Kompas.com.
Ilustrasi stunting. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kepala desa di Sulawesi Utara diminta turut mengatasi stunting.

Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw, mengeluarkan imbauan tersebut dalam kegiatan Sosialisasi Penataan Kesatuan Masyarakat Hukum Adat dan Desa Adat di Lingkungan Pemprov Sulut, beberapa waktu lalu. 

"Kepala desa harus fokus pada masalah penanganan inflasi, stunting, dan pendidikan," katanya.

Untuk mencegah inflasi, kepala desa musti mendayagunakan dana desa untuk kegiatan yang mendorong masyarakat desa memproduksi sendiri barang. 

Sementara untuk mengatasi stunting, perlu langkah progresif dari kepala desa

"Kalau perlu kepala desa sediakan susu untuk anak-anak umur satu hingga empat tahun," kata dia. 

Menurut dia, kepala desa harus memantau kondisi stunting di desa dan mengambil langkah cepat.

Dia menuturkan, masalah stunting akan selesai dengan cepat jika pemerintah desa tanggap.

Steven Kandouw menerangkan, stunting di Sulut masih tinggi.

"Prevalensinya masih 20 persen, artinya dari 100 orang ada 20 yang stunting, ini masalah yang harus kita atasi bersama," katanya.

Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah pendidikan.

Ungkap Steven Kandouw, setelah inflasi, stunting dan pendidikan beres, barulah kepala desa dapat mendayagunakan sektor lain.

Prevalensi Stunting 5 Kabupaten Kota di Sulawesi Utara Naik, Target Nasional 14 Persen Tahun 2024

Angka prevalensi stunting di Sulawesi Utara mengalami penurunan.

Hal itu berdasarkan hasil survei skala nasional, yakni Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), dari 21,69 persen di tahun 2021 menjadi 20,5 persen di tahun 2022.

"Angkanya mengalami penurunan sebesar 1,19 persen. Meskipun demikian, prevalensi di Sulut sudah lebih rendah dari angka nasional yang masih 21,6 persen," kata Koordinator Program Manager Percepatan Penurunan Stunting BKKBN Sulawesi Utara, Murphy Kuhu, Kamis (22/06/2023).

Melihat SSGI, dari 15 kabupaten kota, baru tujuh daerah yang memenuhi target pencapaian prevalensi stunting di tahun 2022.

Rinciannya, Kep. Sitaro dengan capaian 14,4 persen dari target 17,98 persen.

Lalu, Bolmong dengan capaian 19,46 dari target 20,95 persen; Bolsel dengan capaian 27,9 persen dari target 29,39 persen dan Tomohon dengan capaian 13,7 persen dari target 14,43 persen.

Selanjutnya, Kota Manado dengan capaian 18,4 persen dari target 18,93 persen serta Minsel dengan capaian 19,26 dari target 19,23 persen.

Baca juga: Lowongan Kerja PT United Tractors untuk S1-S2, Ini Posisi yang Dibuka dan Syaratnya

Baca juga: Pemprov Sulawesi Utara Bakal Sikat Radikalisme Bertopeng 

Sementara, ada enam kabupaten kota yang mengalami kenaikan prevalensi Stunting di tahun 2022 yaitu Boltim dari 24,40 di tahun 2021 menjadi 30 persen di tahun 2022.

Kemudian, Bitung dari 22,1 persen menjadi 23,5 persen; Minut dari 19,1 persen menjadi 20,5 persen; Mitra dari 25,5 persen menjadi 26,5 dan Kep. Talaud dari 25,8 persen menjadi 26 persen.

Sementara, hanya Kota Tomohon yang telah mencapai target prevalensi stunting nasional 14 persen di tahun 2024.

Prevalensi stunting Kota Tomohon telah berada di angka 13,7 persen.

Melihat data-data, ia mengatakan, upaya pengentasan stunting harus dilakukan secara gotong royong.

Kuhu mengatakan, penanganan stunting harus dilakukan secara gotong royong.

Bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah.

"Itulah kenapasaat ini kita galakkan gerakan bapak ibu asuh anak stunting," jelasnya.

Prevalensi Stunting di Sulut tahun 2022

Memenuhi target 2022

Kep. Sitaro 14,4 persen
Bolmong 19,46 persen
Bolsel 27,9 persen
Tomohon 13,7 persen
Manado 18,4 persen
Minsel 19,26 persen

Koordinator Program Manager Percepatan Penurunan Stunting BKKBN Sulawesi Utara, Murphy Kuhu
Koordinator Program Manager Percepatan Penurunan Stunting BKKBN Sulawesi Utara, Murphy Kuhu (fernando lumowa/tribun manado)

Prevalensi stunting naik

Boltim 30 persen
Bitung 23,5 persen
Minut 20,5 persen
Mitra 26,5 persen
Kep. Talaud 26 persen

Turun tapi belum sesuai target

Minahasa 16,5 persen
Kep. Sangihe 18,5 persen
Bolmut 21,9 persen
Kotamobagu 22,9 persen

Baca juga: Renungan Harian Kristen, Yakobus 1:27, Agama Sejati

Baca juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Keisya Levronka - Better On My Own - Bahasa Inggris ke Indonesia

Sumber: Survei Status Gizi Indonesia (SSGI)

(*)

(Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis/Fernando Lumowa)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved