Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Banjir di Bolsel

Tanggapan Warga Soal Banjir Lumpur di Desa Tobayagan Bolsel Sulawesi Utara, Ungkap Penyebabnya

Warga desa Desa Tobayagan Kecamatan Pinolosian Tengah, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan harus menghadapi banjir

|
Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
IST
Desa Tobayagan Kecamatan Pinolosian Tengah, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan kembali dilanda banjir lumpur, Jumat (16/6/2023) kemarin. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Warga desa Desa Tobayagan Kecamatan Pinolosian Tengah, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan harus menghadapi banjir, Jumat (16/6/2023)

banjir bukan hanya banjir biasa saja, melainkan bercampur dengan lumpur.

Sehingga warga air terlihat kecoklatan.

Baca juga: Desa Tobayagan Bolsel Sulawesi Utara Dilanda Banjir Lumpur

Air tersebut melupa dari aliran sungai desa Tobayagan.

Ada puluhan ruma yang terendam banjir dari kejadian tersebut.

Akibatnya, warga harus membersihkan rumah mereka dari lumpur saat bajir sudah surut.

Kejadian banjir tersebut sangat dikeluhkan oleh warga.

Baca juga: Kejari Manado Setor Rp 1,7 Milyar ke Kas Negara dari Korupsi Hibah Penanggulangan Banjir 2014

Pantauan tribunmanado.co.id di lapangan aliran sungai desa Tobayagan menerobos pemukiman hingga menerjang puluhan rumah warga.

Hal tersebut, menimbulkan berbagai asumsi di kalangan warga desa Tobayagan.

Pasalnya, banjir yang melanda tersebut, diduga akibat adanya aktivitas PETI di hulu Tobayagan.

Rinaldi Potabuga Ketua Karang Taruna Tobayagan Selatan, berpendapat bahwa banjir yang terjadi di Tobayagan diakibatkan oleh ulah PETI yang beroperasi di kawasan hutan Tobayagan.

Baca juga: Warga Kombos Singkil Manado Bantu Pengendara Motor Lewati Jalan yang Terendam Banjir

"Saya fikir banjir ini bukan semata-mata hanya karena faktor cuaca, melainkan karena diakibatkan juga adanya aktivitas tambang ilegal di hulu Tobayagan," kata Rinaldi.

Rinaldi menerangkan, keberadaan PETI di kawasan hutan Tobayagan telah beroperasi sejak tahun 2019, sehingga dampaknya sudah dirasakan oleh warga setempat.

"Tambang ilegal yang beroperasi di kawasan hutan Tobayagan ini, sudah beroperasi sejak tahun 2019," tuturnya.

"Dampak yang dirasakan warga sudah sangat jelas. Mulai dari irigasi persawahan yang tersumbat, sungai dan laut yang keruh, dan juga sensitif akan banjir lumpur," ungkapnya.
 
Ia berharap, seluruh pihak berwajib, segera mengatasi adanya tambang ilegal tersebut.

"Sampai saat ini, belum ada kejelasan hukum soal aktivitas ilegal mining yang berada di kawasan hutan Tobayagan," ucapnya.

"Pihak berwajib harus tegas dalam hal ini. Tangkap dan adili pelakunya. Ini sudah sangat meresahkan warga, khususnya yang berada di desa Tobayagan," tandasnya.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved