Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Presiden Jokowi

Jokowi Ungkap Kisah Hidupnya 50 Tahun Lalu, Hanya Tinggal di Bantaran Sungai, kini Jadi Presiden

Jokowi meluncurkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional ( RPJPN ) 2025-2045 demi mencapai cita-cita Indonesia emas pada 2045.

|
Editor: Tirza Ponto
Istimewa/Youtube Sekretariat Presiden
Jokowi saat meluncurkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 demi mencapai cita-cita Indonesia emas pada 2045. Dalam kesempatan tersebut menyinggung soal masa lalunya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Demi mencapai cita-cita Indonesia emas pada 2045, Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) meluncurkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Jakarta Theater, Kamis (15/6/2023).

Dalam kesempatan tersebut menyinggung terkait perkara mustahil yang dapat diraih.

Jokowi yang dulunya merupakan masyarakat biasa mampu menjadi Presiden Republik Indonesia (RI).

Oleha karena itu Jokowi pun membagikan mimpi dan cita-cita besar bangsa Indonesia.

Presiden Jokowi memberikan sambutan pada Peluncuran Indonesia Emas 2045 di Djakarta Theater, Kamis 15 Juni 2023.
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada Peluncuran Indonesia Emas 2045 di Djakarta Theater, Kamis 15 Juni 2023. (Youtube Setpres)

Baca juga: Pengamat: Pengaruh Jokowi di Pilpres 2024 Ada di 15 Persen, Lihat Arah Projo dan PSI

"Pagi hari ini saya mau bagi-bagi tapi bukan bagi-bagi sepeda. Juga bukan bagi-bagi tiket (konser) Coldplay. Nanti ada yang bisik-bisik pak tiketnya pak. Ndak, ini adalah hal yang sangat spesial lebih spesial lagi. Saya ingin berbagi visi, berbagi mimpi besar, berbagi cita-cita besar bangsa ini," kata Jokowi.

Presiden mengatakan dalam perjalanan dari Istana Presiden ke lokasi acara ia membayangkan bagaimana kondisi Indonesia pada usia 100 tahun kemerdekaannya 2045 mendatang.

Jokowi kemudian flash back ke tahun 1970 dimana gedung Jakarta Theater merupakan gedung paling megah di Ibu Kota.

Menurut Presiden di tahun tersebut ia sama sekali belum pernah menginjak kaki di Ibu kota Jakarta.

"Masih di Solo masih di bantaran sungai, rumah saya habis kena gusur, ya bener tahun-tahun 1970 dan masih ndeso banget," kata Jokowi.

Namun pada 2023, kata Jokowi, ia bisa berdiri di Gedung Jakarta Theater sebagai Presiden RI.

Hal itu, kata Jokowi, menjadi bukti bahwa bukan perkara mustahil terjadi perubahan signifikan dalam 50 tahun pejalanan bangsa Indonesia.

"Artinya apa dalam 50 tahun perubahan signifikan itu sangat bisa terjadi, jika kita berani, jika kita mau, dan jika kita punya nyali. Jika kita punya nyali bertekad berusaha keras bekerja keras untuk berani melakukan lompatan. Inilah yang kita perlukan," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan pada 2030 nanti, Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi yang mana 68,3 persen penduduk berada pada usia produktif.

Bonus demografi tersebut hanya terjadi satu kali dalam peradaban sebuah negara.

Oleh karenanya, kata Presiden, harus dimanfaatkan optimal agar Indonesia bisa menjadi negara besar ke depannya.

"Ini bisa menjadi peluang tapi ini juga bisa menjadi sebuah bencana, kalau kita tidak bisa mengelolanya," katanya.

Kisah Hidup Jokowi

Potret Joko Widodo dari masa ke masa.
Potret Joko Widodo dari masa ke masa. (Kolase Grid.id)

Presiden Republik Indonesia ke-7 ini merupakan anak pertama dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi yang lahir di Surakarta, pada Rabu Pon, 21 Juni 1961.

Kehidupan keluarga Jokowi seperti keluarga pada umumnya.

Ayah dan Ibu Jokowi bekerja keras supaya anak-anaknya dapat hidup sejahtera dan bersekolah.

Namun, orangtua Jokowi bukanlah berasal dari kalangan yang memiliki banyak harta.

Noto Mihardjo berjuang untuk keluarga dengan berdagang kayu dan bambu di pasar.

Sang ibu sangat gigih membantu suaminya. Setelah selesai masak dan membereskan rumah, ia pergi ke lapak dagangan untuk membantu.

Pendapatan yang tidak menentu membuat Jokowi sekeluarga seringkali berpindah dari rumah kontrakan satu ke rumah kontrakan lain yang mampu dibayar oleh sang ayahanda.

Strategi itu digunakan demi mendapatkan selisih keuntungan sehingga anak-anak tetap bisa bersekolah.

Jokowi sering diyakinkan bahwa sekolah mampu mengubah kehidupan.

Pernah iseng

Namanya anak kecil, Jokowi juga pernah berbuat nakal.

Dilansir dari Kompas.com, ia sering iseng memanggil pedagang makanan keliling yang lewat di depan rumah.

Tukang siomay, bakso atau jajanan pasar ia panggil dan memakan seenaknya.

Sang ibunda hanya pasrah serta terpaksa membayar jajanan apa saja yang Jokowi sudah makan.

Suatu ketika, Jokowi salah memanggil. Ia pikir, pedagang yang ia panggil adalah pedagang jajanan pasar.

Tidak tahunya pedagang arang keliling.

Sujiatmi lalu muncul sebelum Jokowi sempat berlari.

Lalu membeli dan langsung menyodorkan bungkusan berisi arang untuk Jokowi makan sambil berkata, “ayo makan, habisin ya. Kamu kan yang kepingin jajan”.

Kebahagiaan Jokowi sekeluarga sempat terusik saat pemerintah daerah setempat memutuskan menggusur warga di bantaran kali.

Mereka terusir begitu saja tanpa ada perhatian bagaimana kehidupan selanjutnya.

Terpaksa, Jokowi sekeluarga menumpang tinggal di rumah sang paman.

Keadaan sulit ini memaksa keluarga Jokowi berjuang lebih keras.

Noto Mihardjo kemudian bekerja sebagai sopir angkutan umum.

Setelah sekolah, Jokowi membantu sang ibu berjualan di pasar, meneruskan usaha sang ayah.

Kerja keras itu membuahkan hasil. Uang hasil tabungan sopir angkutan umum dan berjualan kayu membuat sang ayahanda mendirikan bengkel kayu.

Sejak saat itu, pundi-pundi lama kelamaan bertambah hingga akhirnya dapat dibelikan sebuah rumah sederhana.

Tahun 1980, Jokowi memutuskan berkuliah di jurusan teknologi kayu kehutanan Universitas Gajah Mada.

Jokowi sengaja memilih jurusan itu agar bisa mendalami tentang perkayuan.

Ia ingin mengikuti jejak sang ayahanda, membangun bisnis kayu hingga besar.

Kehadiran Iriana

Menginjak masa akhir kuliah, Jokowi mulai agak kalem. Ia merasa harus serius di dalam mengerjakan tugas akhir karena akan memasuki dunia kerja.

Namun pada saat yang bersamaan, konsentrasinya sedikit buyar karena kehadiran sesosok wanita bernama Iriana.

Iriana merupakan teman adik Jokowi yang sering main ke rumah.

Namanya juga anak muda. Ya pertama curi-curi pandang, lama -lama jatuh cinta.

Iriana orangnya sederhana dan itu yang membuat Jokowi tertarik dan suka.

Masa pacaran bagi Jokowi merupakan masa yang cukup berat. Sebab, Jokowi berada di Yogyakarta. Sementara, Iriana berada di Solo.

Meski jaraknya tak terlalu jauh, namun tetap saja, berat di ongkos bagi Jokowi.

Lulus kuliah tahun 1985, Jokowi langsung diterima di sebuah perusahaan kertas di Aceh, jauh sekali dari kampung halaman. Jokowi langsung ditempatkan di hutan rimba.

Jokowi beserta rekan-rekannya mendapatkan tugas penyemaian bibit pinus untuk ditanam di lahan gundul.

Beberapa bulan kemudian, ia kembali ke Solo untuk menempuh misi khusus, yakni melamar Iriana.

Namun, Jokowi nekat membawa Iriana untuk hidup di hutan rimba Aceh.

Di masa awal pernikahan, Jokowi dan Iriana hidup di tengah hutan selama 2,5 tahun lamanya.

Pada tahun kedua, Iriana sudah dalam kondisi hamil dan Jokowi memutuskan untuk melahirkan anak pertamanya di Solo.

Pulang ke Solo membuat Jokowi memulai karier baru. Sebagai permulaan, ia ikut sang paman bekerja di pabrik meubel.

Semua posisi pernah ia coba. Mulai dari produksi hingga marketing.

Di sela perjuangan sebagai karyawan baru itu, anak pertama Jokowi lahir, tepatnya tahun 1987.

Sang sulung diberi nama Gibran Rakabuming Raka.

Jatuh bangun berbisnis

Kelahiran sang sulung membawa berkah. Tidak beberapa lama kemudian, Jokowi dengan modal seadanya mendirikan perusahaan pertamanya yang bergerak juga di bidang bisnis meubel. CV Rakabu namanya.

Menjadi pengusaha, Jokowi juga pernah jatuh bangun. Ia pernah ditipu.

Barangnya sudah dikirim, namun uang belum kunjung diterima. Sang penipu kemudian menghilang entah ke mana.

Jatuh bangun seperti itu tidak membuat Jokowi menyerah. Ia gigih menggunakan banyak strategi untuk mengembangkan bisnisnya.

Salah satunya dengan mengikuti pameran meubel di luar negeri hingga mengupayakan pinjaman bank.

Sejak itu, kantor Jokowi tidak pernah sepi pembeli. Bahkan tidak hanya dari dalam negeri, pembeli Jokowi juga berasal dari mancanegara.

Warga negara Perancis bernama Bernard Chene salah satunya.

Dialah yang memberi sebutan nama Jokowi untuk dirinya. Itu untuk membedakan antara Joko Widodo dengan Joko Joko lainnya yang ia kenal.

Sejak saat itu, di lingkaran usaha mebel mulai memanggil nama Jokowi.

Pada masa setelah itu, Jokowi serta Iriana dikaruniai dua anak lagi. Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep.

Kepada anak-anaknya, Jokowi ingin mereka mengenal sekolah kehidupan yang dilandasi perjuangan untuk mandiri.

Nilai prinsip ini ditanamkan demi kehidupan mereka kelak.

Terjun ke Politik

Joko Widodo pertama kali terjun ke pemerintahan sebagai Wali Kota Surakarta (Solo) pada 28 Juli 2005 hingga 1 Oktober 2012.

Selepas itu, Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 15 Oktober 2012 sebelum terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.

Saat Pilpres tersebut Joko Widodo terpilih bersama pasangannya, Jusuf Kalla.

Dalam Pilpres 2019, Joko Widodo kembali terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia untuk masa jabatannya yang kedua.

Kali ini, Joko Widodo didampingi oleh Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin dan dilantik pada 20 Oktober 2019 untuk masa jabatan 2019 hingga 2024 mendatang.

Pembangunan infrastruktur menjadi program prioritas di masa kepemimpinannya yang pertama.

Pembangunan yang dilakukan secara merata hingga ke daerah terluar Indonesia ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam sektor ini dibandingkan negara-negara lain.

Program prioritas tersebut dibarengi dengan program berupa bantuan sosial seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), hingga Program Keluarga Harapan (PKH).

Selain itu, sejak awal masa jabatannya, Joko Widodo juga mengupayakan reforma agraria dengan salah satunya melakukan percepatan penerbitan sertifikat hak atas tanah untuk mengurangi terjadinya sengketa lahan oleh karena ketiadaan sertifikat.

Di masa jabatannya yang kedua, Joko Widodo mengalihkan fokus pemerintahan pada pembangunan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia untuk dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.

Adapun program pembangunan infrastruktur masih terus dilanjutkan bersamaan dengan itu.

Baca juga: Pesan Presiden Jokowi Untuk Putri Ariani, Nadiem Makarim Langsung Berikan Beasiswa di Kampus Impian

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com SerambiNews.com

Baca Berita Lainnya : Google News

Baca Berita Tribun Manado : di sini

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved