Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Prostitusi Online di Manado

Kronologi 28 Anak Muda Diamankan karena Diduga Terlibat Prostitusi Online, Polisi Diam-diam Menyamar

Berikut ini kronologi 28 anak muda yang diamankan Polda Sulawesi Utara pada Kamis (8/7/2023) terkait dugaan prostitusi online.

Penulis: Tirza Ponto | Editor: Tirza Ponto
Tribun Manado
Kronologi 28 anak muda yang diamankan Polda Sulawesi Utara pada Kamis (8/7/2023) terkait dugaan prostitusi online. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Setidaknya ada 28 anak muda yang diamankan Subdit Renakta Polda Sulawesi Utara terkait dugaan kasus prostitusi online.

Ke-28 anak muda tersebut diamankan dari dua tempat penginapan seputaran Stadion Klabat Manado, Kamis (8/7/2023).

Kasus ini pun masih terus diusut pihak berwajib.

Mereka disebut menawarkan jasanya melalui media sosial.

Subdit Renakta Polda Sulawesi Utara mengamankan puluhan anak muda di tempat penginapan seputaran Stadion Klabat Manado yang diduga terlibat prostitusi online, Kamis (8/7/2023).
Subdit Renakta Polda Sulawesi Utara mengamankan puluhan anak muda di tempat penginapan seputaran Stadion Klabat Manado yang diduga terlibat prostitusi online, Kamis (8/7/2023). (Tribunmanado.co.id/HO)

Baca juga: 4 Fakta 28 Anak Muda di Manado Diduga Terlibat Prostitusi Online, Salah Satu Gadis Beber Tarif Main

Berikut ini kronologi 28 anak muda yang diamankan Polda Sulawesi Utara.

Para anak muda tersebut diketahui diamankan dari penginapan yang dikenal dengan nama Waraney dan Kengkang.

Diduga tempat penginapan inilah yang menjadi tempat tindak pidana prostitusi online melalui media sosial.

Awal mula kasus ini terungkap karena adanya aduan dari masyarakat.

Tim Subdit Renakta Polda Sulut yang dipimpin Bripka Andros Hinur bergerak menuju lokasi.

Tim kemudian diam-diam menyamar di depan tempat penginapan, lalu masuk.

Dengan seizin pemilik penginapan, tim memeriksa kamar satu per satu.

Alhasil terdapat empat kamar yang di dalamnya ada sekelompok anak muda.

Kemudian mereka langsung dibawa Subdit Renakta Polda Sulut.

Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Pol Iis Kristian, membenarkan 28 pemuda tersebut telah diamankan.

"Sudah kami amankan, jadi sampai saat ini mereka masih dilakukan pemeriksaan," ujarnya.

Tarif sekali main terungkap

Satu di antara mereka sempat menyebut soal tarifnya.

Dia adalah seorang perempuan yang berperilaku baik dan murah senyum.

Secara malu-malu, dia menyebut tarif besarnya Rp 350 ribu, itupun masih bisa ditawar.

"Biasanya tarif Rp 350 ribu," ujarnya, Kamis (8/6/2023).

Dia mengaku belum terlalu lama terlibat dalam prostitusi online ini.

Alasannya klasik, karena masalah ekonomi.

"Saya juga ingin membantu keluarga. Ayah saya seorang tukang dan ibu saya IRT," jelasnya.

Dia pun mengaku ingin terbebas dari prostitusi online dan berharap bisa menemukan pria yang menerima kehidupannya ini.

"Semoga pasti Tuhan bisa menolong saya," jelasnya.

Cara gaet pelanggan

Terungkap, modus dari dugaan tindak pidana prostitusi online di Manado yang diamankan Subdit Renakta Polda Sulawesi Utara.

Dari informasi yang diterima, awalnya mereka menawarkan jasa prositusi kepada pelanggan lewat satu aplikasi MC.

Di situ, para laki-laki chating dengan para pelanggan menggunakan akun dari para perempuan.

Lalu, mereka saling terlibat tawar-menawar dengan pelanggan untuk tarif bayaran prositusi ini.

Jika deal, para laki-laki ini akan mendapat fee pembayaran dari para perempuan.

Sosiolog Sulut Ungkap Faktor Gaya Sosial

Sosiolog Ferdinand Kerebungu
Sosiolog Ferdinand Kerebungu (Dokumentasi Ferdinand)

Fakta bahwa banyak anak-anak di bawah umur yang terlibat kasus prostitusi online juga dikomentari oleh Sosiolog Sulut Ferdinand Kerebungu.

Saat dihubungi Tribunmanado.co.id, Kamis 8 Juni 2023 malam, Prof Ferdinand Kerebungu mengatakan dampak dari perubahan sosial akan menimbulkan berbagai gejala sosial di masyarakat.

Menurutnya perubahan sosial ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi komunikasi yang diadopsi masyarakat.

Ada masyarakat mengadopsi perubahan tersebut untuk mengembangkan karier dan bakatnya secara positif.

Sehingga mereka mendapat keuntungan secara ekonomi darisana.

Tetapi ada juga masyarakat yang menerima perubahan tersebut secara keliru.

Yaitu untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dengan cara yang tidak halal, seperti judi online bahkan sampai dengan prostitusi online.

Ferdinand Kerebungu menambahkan perubahan perilaku ini (prostitusi online) bukan baru sekarang, apalagi dengan adanya aplikasi Michat.

Menurutnya prostitusi online ini sudah pernah marak di Sulut walaupun baru menggunakan aplikasi sederhana seperti SMS.

Hanya saja tidak melibatkan anak dibawah umur.

Ia menuturkan apabila Polda Sulut dapat menangkap 28 anak dibawah umur yang terlibat prostitusi online, itu hanya puncak gunung es.

Sebab mereka yang terlibat dalam kasus ini rata-rata karena pertemanan.

Bagaimana temannya tidak tergiur ikut dalam perbuatan terlarang ini karena melihat sahabatnya banyak uang handphone baru, tentu hal ini akan menggoda temannya.

"Gejala sosial sebagaimana yang saya kemukakan diawal akhirnya menjadi suatu realita sosial, yang didesak oleh perubahan sosial dan kebutuhan ekonomi guna memenuhi gaya sosial sebagai anak muda" ujarnya.

"Hal ini agar anak-anak muda ini kelihatan tidak ketinggalan zaman walaupun memperoleh hasil dari cara-cara yang negatif," ungkap Ferdinand.

Ia menegaskan realita sosial ini perlu ditanggulangi bersama oleh pemerintah (dalam hal ini dinas pendidikan dan sekolah) bersama orang tua.

Selain itu penanaman nilai agama sejak dini dan peningkatan pendidikan karakter bagi generasi muda juga sangat diperlukan.

(TribunManado.co.id/Rhendi Umar/Nielton Durado/Indry Panigoro/Tirza Ponto)

Baca juga: Berikut Modus Kasus Prostitusi Online di Penginapan Manado

Baca Berita Tribun Manado Terbaru DI SINI

Baca Berita Lainnya di Google News

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved