Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Viral Medsos

Pantas Siswa SD di Salatiga ini Pilih Pindah Sekolah ke SLB, di Sekolah Lama Ternyata Sering Dibully

Gara-gara sering dibully temannya di sekolah biasa, anak SD ini terpaksa pindah ke Sekolah Luar Biasa (SLB).

Editor: Indry Panigoro
(Tiktok @aamiir009)
Viral Bocah SD di Salatiga Harus Pindah ke SLB Gara-gara Sering Dibully Temannya di Sekolah Biasa 

Syukurnya Derlin yang tinggal seorang diri di rumah terbangun di saat yang tepat.

Sehingga api yang sudah membesar di kompor dapat segera dipadamkan.

Ayah dan Ibu Merantau

Derlin tinggal sendirian karena ayah dan ibunya merantau ke Depok, Jawa Barat.

"Sekarang tinggal di rumah sendirian karena Mama dan Papa merantau ke Depok," kata Derlin.

Ilustrasi orang tua Derlin merantu.
Ilustrasi orang tua Derlin merantu. (shutterstock)

Derlin bercerita, orangtuanya sempat terkena musibah, yakni usaha yang mereka jalani hampir bangkrut.

Hal tersebut membuat orang tua Derlin tak lagi mampu memberikannya uang jajan sekolah.

Selama di sekolah, Derlin hanya bisa menatap teman-temannya jajan.

Derlin lalu memutar otak, agar bisa menghasilkan uang sendiri.

Akhirnya ia memutuskan untuk menjual aneka kue di sekolahnya.

Modal Derlin untuk berdagang pertama kali didapat dari hasil ia menjual kelinci-kelinci peliharaan kesayangannya.

"Orang tua saya kena musibah usahanya hampir bangkrut, dan setiap kali saya sekolah saya tidak di kasih uang jajan dan pada akhir nya saya berfikir 'Gimana kalo jualan aja supaya bisa jajan kaya orang orang'," ucap Derlin.

"Akhirnya saya menjual kelinci-kelinci yang saya pelihara untuk di jadikan modal setelah lulus MTs saya masuk MAN dan langsung jualan,

"Alhamdulilah saya sekarang bisa jajan," imbuhnya.

Derlin Wahyudi siswa MAN 4 Pandeglang, sekolah sambil jualan kue buatan sendiri.
Derlin Wahyudi siswa MAN 4 Pandeglang, sekolah sambil jualan kue buatan sendiri. (TikTok/@Wahyu.di.w)

Derlin lalu bercerita ia bisa membuat kue-kue karena belajar dari video di YouTube dan diajari sang ibu.

"Belajar dari YouTube separuh lagi dari mamah," ucap Derlin.

Harga kue-kue yang dijual Derlin bervariatif, namun terbilang sangat murah.

"Harganya Rp 1.000 sampai Rp 2.000," kata Derlin.

Derlin mengaku pernah mendapatkan untung Rp 100 ribu.

Hal tersebut membuatnya sangat bahagia.

Tak selamanya mulus, Derlin pernah merasakan dagangannya tak laku.

"Pernah juga cuma dapet untung Rp 30 ribu karena enggak habis,"

Orang Tua Mendukung

Derlin mengaku orang tuanya selalu mendukung dirinya yang memutuskan untuk berdagang sambil bersekolah.

"Orang tua saya si selalu support terus, selama yang di lakukan masih dibatas wajar," ucap Derlin.

Sementara itu dari pihak sekolah juga memberikan izin kepada Derlin untuk berjualan.

"Sekolah saya juga sama selalu mendukung," kata Derlin.

"Asalkan jangan terlalu berlebihan dalam artian harus bisa membagi waktu ketika belajar ya belajar ketika jualan ya jualan begitu," imbuhnya.

Derlin kemudian memberikan pesan kepada anak-anak muda Indonesia yang lain.

Menurutnya anak muda harus bisa melawan gengsinya apabila ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

"Saya berpesan hilangkan rasa gengsi karena gengsi adalah musuh terbesar untuk anak muda," pungkas Derlin.

(TribunJateng.com/Like Adelia).

Artikel ini diolah dari TribunJateng.com

Sumber: Tribun Jateng

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com 

Sumber: TribunStyle.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved