Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres 2024

Ketua Partai Buruh Sulut Serukan Olly Dondokambey Layak Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Wakili Intim

Ketua Exco Partai Buruh Sulawesi Utara Lucky Ch. Sanger mengatakan, figur Olly Dondokambey cocok menjadi Cawapres mewakili unsur tokoh

Penulis: Aswin_Lumintang | Editor: Aswin_Lumintang
ryo noor/tribun manado
Lucky Sanger, Ketua Exco Partai Buruh Sulut 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Ketua Exco Partai Buruh Sulawesi Utara Lucky Ch. Sanger mengatakan, figur Olly Dondokambey cocok menjadi Cawapres mewakili unsur tokoh dari Indonesia Timur (Intim).

Lucky Sanger, Senin (3/5/2023) mengatakan, keinginan ini sebenarnya akan diutarakannya saat acara peringatan hari buruh yang diadakan Pemprov Sulut. Sayang hal ini tidak sempat dia utarakan, karena massa yang digalang enam serikat buruh di Sulawesi Utara yang tergabung dalam Persatuan Buruh Sulawesi Utara tidak sempat melakukan dialog dengan Gubernur Sulut, Olly Dondokambey. 

"Selain akan menyampaikan tuntutan kesejahteraan buruh dalam peringatan hari buruh internasional. Kami juga ingin menyampaikan bahwa kami ingin Bapak Olly Dondokambey masuk dalam bursa calon wakil presiden mendampingi bapak Ganjar Pranowo yang sudah diusung oleh Ibu Megawati Soekarnoputri Ketua Umum PDIP, '' ujarnya.

Ketua Korwil Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Lucky Sanger dan Gubernur Olly Dondokambey
Ketua Korwil Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Lucky Sanger dan Gubernur Olly Dondokambey (Tribun manado / Ryo Noor)

Ketua Partai Buruh Sulawesi Utara  itu juga menambahkan, Indonesia timur layak diwakili oleh Olly Dondokambey dalam kontestasi Pilpres 2024 sebagai calon wakil presiden melihat selama ini pembangunan Indonesia Timur cukup tertinggal dari wilayah Indonesia lainnya.

Padahal wilayah Indonesia Timur memiliki sumberdaya alam yang cukup kaya untuk dikelola. ''Saya yakin dengan gagasan kemandirian ekonomi yang digagas Bung Karno sebagai landasan ideologi kaum Marhaen akan memberikan peluang bagi rakyat Indonesia Timur mengejar ketertinggalannya dalam pembangunan nasional kedepan, khususnya dalam rangka membangun Negara Sejahtera yang menjadi gagasan Partai Buruh, '' ujarnya meyakinkan.

Baca juga: Tersangka Rudapaksa Anak di Bawah Umur Meninggal Tidak Wajar di Toilet PPA Polres Minahasa Utara

Baca juga: AJI Manado Sulawesi Utara Gelar Aksi Damai, Sampaikan Sejumlah Tuntutan

Muhadjir Disebut Ikut Masuk Bursa Cawapres Ganjar Pranowo

Menyusul setelah dideklarasikannya Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan, sejumlah pihak mulai ramai merekomendasikan siapa sosok yang bakal mendampinginya di Pilpres 2024.

Salah satu nama yang disebut adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

Sejauh ini, Muhadjir sendiri menganggap suara-suara tersebut hanyalah sebagai bunga demokrasi.

Namun bagi Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia, Neni Nur Hayati penyebutan nama Menko PMK sebagai bukan cuma bunga namun buah demokrasi.

“Politik adalah seni cara mengungkapkan aspirasi, keinginan dan menyatukan aspirasi-aspirasi publik menjadi satu kesatuan. Dalam konteks demokrasi, aspirasi nama Muhadjir Effendy adalah buah dari kinerja yang selama ini ia buat,” ujar Neni di Jakarta, Rabu (3/5/2023).

Menurut Neni, ada tiga isu krusial yang diselesaikan Muhadjir Effendy sehingga memiliki dampak cukup besar untuk arah Indonesia ke depan terutama dalam memanfaatkan bonus demografi.

Meliputi isu prevalensi stunting, kemiskinan ekstrem, dan pendidikan vokasi.

“Baik stunting, kemiskinan ekstrem, dan pendidikan vokasi merupakan kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sesuai dengan arahan Presiden pada Peluncuran Perpres Nomor 68 Tahun 2022 betul-betul dijalankan dengan optimal,” ujar Neni.

Terkait stunting, kata Neni, selama ME menjabat telah terjadi penurunan angka stunting di beberapa daerah dengan memberdayakan CSR termasuk juga dalam pemberantasan kemiskinan.

 “Angka prevalensi stunting selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Ini tentu saja sangat penting untuk masa depan Indonesia, karena upaya membangun manusia unggul dimulai sejak 1000 hari pertama kelahiran,” kata Neni.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved