Viral Keluhan Karyawan Outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed, Gaji Kecil Dipotong Lagi
Mereka yang mengadukan ke Kemenag Solo merupakan karyawan outsourcing yang direkrut oleh pihak ketiga.
TRIBUNMANADO.CO.ID- Sejumlah karyawan outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed mengeluhkan soal gaji.
Bukan masalah besaran gaji yang mereka terima, melainkan pembayarannya.
Mereka mengeluhkan soal pemotongan gaji yang terjadi.
Baca juga: Seleksi Calon Imam Masjid untuk Ditempatkan di Uni Emirat Arab, Ini Syarat-syaratnya
Potret membludaknya jamaah yang hendak menunaikan salat jumat di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Jumat (3/3/2023). (TribunSolo.com/Adi Surya Samodra)
Selain itu, mereka mengeluhkan gaji mereka tak sesuai dengan UMK Solo.
Keluhan mereka tersebut pun sampai ke telinga Kementerian Agama Solo.
Mereka pun langsung mencarikan solusi terkait permasalah tersebut.
Jelas, mereka tak ingin malu lantaran permasalahan seperti itu.
Baca juga: Israel Disebut Jalankan Misi Perang Agama, Serang Masjid Al-Aqsa saat Sholat Idul Fitri
Kepala Kemenag Solo, Hidayat Maskur menjanjikan akan segera mengatasi permasalahan ini.
Mereka mengeluhkan gaji yang tidak sesuai Upah Minimum Kota (UMK) Solo dalam tiga bulan terakhir.
"Insyaallah nanti segera teratasi. Karena yang membayar bukan dari Kementerian Agama tapi dari Uni Emirat," tuturnya saat dihubungi Selasa (2/5/2023).
Pihaknya telah menerima pengaduan dari para karyawan mengenai hal ini.
Baca juga: Foto-foto Umat Muslim Gelar Salat Idul Fitri di Masjid Agung Awwal Fathul Mubien Manado
Ia juga mengaku telah memfasilitasi mereka agar segera menemukan jalan keluar.
"Sudah menerima beberapa pengaduan. Sudah kami fasilitasi. Dalam waktu singkat teratasi. Mungkin masih hari raya ini belum bisa intens," tuturnya.
Menurutnya, pembayaran gaji yang tidak sesuai ini merupakan bentuk keterlambatan.
"Kita sudah mengajukan beberapa tenaga dalam bentuk proposal, ada bentuk persetujuan pembayaran kebutuhan dan lain sebagainya. Ini karena keterlambatan saja," jelasnya.
Ia menerima aduan ini belum lama, yakni sebelum lebaran.
"Aduan terkait dengan masjid sudah kita tindaklanjuti. Pengaduan kekurangan pembayaran baru kita terima sebelum lebaran," tuturnya.
Mereka yang mengadukan ke Kemenag Solo merupakan karyawan outsourcing yang direkrut oleh pihak ketiga.
"Terutama terkait dengan pegawai yang direkrut sendiri. Jadi kami kurang paham," tuturnya.
Pihaknya baru akan menggelar rapat pada 8 Mei 2023 mendatang untuk mencari penyelesaian atas masalah ini.
"Senin baru ada rapat bersama terkait penyelesaiannya," jelasnya. (*)
Nasib karyawan outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed
Selain gaji yang dipotong, ada juga beban untuk mencicil membayar sepatu.
Salah seorang karyawan outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed yang tidak mau disebutkan namanya memprotes gaji yang tidak sesuai UMK Solo.
Hal ini diperparah dengan potongan lain untuk membeli sepatu, tidak adanya asuransi, bahkan alat yang tidak standar.
Padahal, pekerjaan mereka termasuk beresiko tinggi seperti yang bekerja di ketinggian untuk perawatan.
Salah satu karyawan yang bekerja di roof access mengaku belum tercover BPJS Ketenagakerjaan maupun Kesehatan.
"Harusnya setelah masuk sini BPJS ada. Roof access bekerja di ketinggian resiko tinggi. Harusnya BPJS itu kita kerja harus ada. Kita kerja resiko tinggi," jelasnya saat ditemui awak media pada Selasa (2/5/2023).
Pekerjaannya ini merupakan aktivitas beresiko tinggi sehingga memerlukan asuransi.
"Kalau ada kejadian fatal siap bertanggung jawab. Kita belum di-backup BPJS. Termasuk high risk activity," tuturnya.
Selain itu, ia juga mengeluhkan alat yang tidak sesuai standar.
Ia khawatir jika alat ini justru berdampak buruk ke para pekerja.
"Alat kita bukan untuk roof access. Full body lebih ke WAH (Working at Height). Buat access tower. Bukan untuk mainan tali. Alat ada 8, selama kita pakai 1 bulan 3 yang sudah reject. Itu nggak kita pakai lagi karena resiko tinggi," ungkapnya.
Pihak pengelola Masjid Raya Sheikh Zayed sempat mengusulkan agar alat diganti dengan yang sesuai standar.
Namun usulan ini belum terealisasi.
"Pihak masjid minta Kaya Safety peruntukannya roof access. Ternyata astabil untuk WAH. Grade sudah beda banget," jelasnya.
Selain itu, karyawan lain yang juga tidak mau disebutkan namanya mengaku gajinya dipotong menjadi tidak sesuai Upah Minimum Kota (UMK) Solo.
"Ada yang nerima Rp 1,8 juta ada yang nerima Rp 1,7 juta. Ada yang Rp 1,6 juta ada yang Rp 1,5 juta," jelasnya.
Bahkan itu pun mereka harus membeli sendiri sepatu dengan cara mengangsur melalui pemotongan gaji.
"Sepatu dipotong 60 ribu tiap bulan," tuturnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com
Sopir Ambulans Tetap Dihajar Polisi Meski Sudah Teriak Medis, Relawan Datangi Mapolresta Solo |
![]() |
---|
Mengenal Wiji Thukul, Aktivis Sekaligus Penyair yang Hilang dan Tak Pernah Ditemukan |
![]() |
---|
Kecelakaan Maut, Seorang Gadis 20 Tahun Tewas, Korban Tertabrak Bus |
![]() |
---|
Daftar Politisi Beken Gabung Partai Super Tbk: Dari Banteng Jadi Gajah, Ada Eks Wali Kota |
![]() |
---|
Kisah di Balik Nama Es Teler: Dari Celetukan Mahasiswa UI hingga Legenda Metropole |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.