Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Koalisi Partai Politik

PPP tak Ngotot Koalisi Besar Terealisasi, Ini Alasan Achmad Baidowi 

Juru Bicara PPP, Achmad Baidowi angkat bicara terkait wacana bergabungnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya

Editor: Aswin_Lumintang
Kompas.com/Fabian Januarius Kuwado
Juru bicara PPP Achmad Baidowi. 

"Koalisi besar itu bukan angin segar, bagi saya malah ancaman demokrasi," ungkap Pangi dalam kesempatan yang sama.

"Kalau realistis, ini realistis aja, tapi ini ada kecenderungan, ada arsitek, ada desain, seolah-olah pengkondisian dua blok saja, koalisi Pak Jokowi dan Pak Anies dengan Surya Paloh," ungkapnya.

Menurut Pangi, partai politik semestinya belajar dari Pilpres 2014 dan 2019 yang berdampak pada keterbelahan atau polarisasi di masyarakat.

"Ini yang saya khawatirkan, jangan kita seperti politisi keledai, politisi yang tidak belajar dari peristiwa masa lalu."

"Di mana adanya bipolar, head to head, kemudian rematch Pilpres dua kali pemilu, yang korbannya seperti Ade Armando," ujarnya.

Bahkan Pangi berpandangan lebih baik tidak ada pemilu bila hanya ada dua pasangan Capres-Cawapres dengan ancaman keterbelahan di masyarakat.

"Menurut saya, ini terlalu mahal, lebih baik tidak ada Pemilu, Pemilu hanya lima tahunan, tapi kerusakaannya keterbelahannya merusak semua sendi-sendi berbangsa, munculnya cebong kampret, fitur-fitur demokrasi itu rusak," ujarnya.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Wacana KIB dan KKIR Gabung, PPP: Kalau Jadi Alhamdulillah, Kalau Nggak Juga Alhamdulillah, https://www.tribunnews.com/nasional/2023/04/08/wacana-kib-dan-kkir-gabung-ppp-kalau-jadi-alhamdulillah-kalau-nggak-juga-alhamdulillah?page=all.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved