Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres 2024

Indikator Politik: Jokowi Lebih Leluasa Dukung Prabowo, Endorsement Ganjar Harus Hati-hati ke PDIP

Elektabilitas naiknya suara Prabowo Subianto pada bulan Maret 2023, bukan tanpa sebab. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia

Editor: Aswin_Lumintang
KOMPAS.com/IHSANUDDIN
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Elektabilitas naiknya suara Prabowo Subianto pada bulan Maret 2023, bukan tanpa sebab.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi melihat potensi Jokowi lebih leluasa mendukung Prabowo.

Meskipun, Jokowi dalam pidatonya menyatakan bahwa Elektabilitas Prabowo naik bukan karena dirinya, melainkan, karena kerja keras Prabowo dan Partai Gerindra.

Akan tetapi, naiknya suara Prabowo pada bulan Maret 2023 tak lepas dari campur tangan endorsement Jokowi.

Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau panen raya padi dan berdialog dengan petani di Desa Lajer, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023).
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau panen raya padi dan berdialog dengan petani di Desa Lajer, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). (BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN/ LAILY RACHEV)

“Naiknya suara Prabowo di bulan Maret 2023, terutama sejak endorsement Jokowi ke Prabowo saat HUT Perindo pada 7 November 2022 setelah endorsement terbuka Prabowo alami kenaikan.” ujar Burhanuddin pada program Live Kompas Petang, Minggu (2/4/2023).

Selain itu, ia juga melihat ada perbedaan tersendiri endorsement yang dilakukan oleh Jokowi pada Ganjar dan Prabowo.

Endorsement yang dilakukan Jokowi kepada Ganjar dinilai lebih ‘High Context’ sedangkan kepada Prabowo ‘Low Context’.

“Ke Ganjar, endorsement Jokowi pakai bahasa high context, misal, pilihlah rambut putih, itu ngga semua publik bisa langsung membaca makna-nya. Kalau ke Prabowo low context, penerus Jokowi adalah Prabowo, Presiden 2024 jatah Prabowo sebanyak 5 kali, ditenteng kesana kemari.” jelas Burhanuddin.

Burhanuddin turut menuturkan mengapa Ganjar tidak di endors Jokowi secara terbuka lantaran dimanapun Ganjar berada ‘merk-nya’ adalah PDIP.

 
Sedangkan, Ketum PDIP Megawati berkali-kali mengatakan pada publik bahkan dalam HUT PDIP ke 50, urusan pencapresan menjadi hak prerogatif Mega.

Baca juga: 8 Pejabat di Riau Dapat Mobil Listrik untuk Keperluan Dinas, Seharga 1,3 per Unit

Baca juga: Pemuda GMIM Sion Tompaso Dua Siap Ikut Selebrasi Paskah di Kota Bitung, Senin 10 April 2023

Jika, posisi Jokowi mendukung tentu akan ada komplikasi posisi Ganjar sebagai kader PDIP.

“Makanya, Jokowi lebih leluasa dukung Prabowo. Makanya setidaknya akan ada 3 poros. Tetapi, kalau misal PDIP bisa bergabung dengan poros Istana ya kemungkinan besar akan ada 2 poros.” ujar Burhanuddin.

Hingga saat ini, Indikator Politik Indonesia masih memetakan tiga poros yang nampak ke permukaan.

Di antaranya, poros Prabowo yang mungkin akan diusung oleh Parpol di pemerintah.

Kedua, poros Ganjar dengan asumsi PDIP maju sendiri. Ketiga, poros Anies yang diusung oleh Nasdem.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved