Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen, Baca Baca Yohanes 19:14-16, Inilah Rajamu: Dia Raja Kita!

Yesus orang benar, serta berbagai bukti dan fakta yang menguatkan bahwa Yesus tidak bersalah, membuat Pilatus dilematis.

Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
pixabay.com
Renungan Harian Kristen - Inilah Rajamu: Dia Raja Kita! 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Di dunia ini banyak raja yang berkuasa, namun mereka hanya sementara saja.

Namun Yesus Kristus adalah Raja segala Raja yang pemerintahanNya kekal selamanya.

Marik kita merenungkan siapa Raja kita sebenarnya.

Baca juga: Contoh Doa Paskah untuk Merayakan Kebangkitan Yesus Kristus

Rekomendasi renungan kristen kali ini bicara soal Inilah Rajamu: Dia Raja Kita!

Baca Yohanes 19:14-16 sebagai ayat referensi.

Tarik ulur penyerahan dan putusan penghukuman kepada Yesus sempat terjadi, antara Pilatus dengan para imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua Yahudi, serta massa yang sudah termakan hasutan mereka.

Bisikan istri Pilatus tentang mimpi yang menyiksanya bahwa Yesus orang benar, serta berbagai bukti dan fakta yang menguatkan bahwa Yesus tidak bersalah, membuat Pilatus dilematis.

Baca juga: Renungan Kristen Malam - Yohanes 18:38b-40 Sang Kebenaran Disalahkan

Pilatus berusaha untuk meyakinkan imam-imam kepala cs dan Yesus di satu sisi lain bahwa Yesus harus dibebaskan karena memang tidak bersalah. Karena situasi yang sudah mulai runyam apalagi bertepatan dengan hari persiapan Paskah di siang hari, Pilatus pun membawa Yesus kepada mereka.

Dia berkata kepada mereka, "inilah Rajamu." Dia meyakinkan lagi bahwa Yesus tidak bersalah. Karena itu dia bertanya lagi kepada mereka, "haruskah aku menyalibkan Rajamu?"

Massa memang sudah tak terkendali. Karena itu mereka berseru sambil berteriak bahwa Yesus harus enyah dan harus disalibkan. Ini diungkapkan secara koor dan berulang kali. Mereka menolak menyebut Yesus sebagai Raja mereka.

Bagi mereka, hanya Kaisar saja raja mereka. Pilatus pun tak berdaya dan tak kuasa menahan tekanan massa yang sudah mulai beringas dan brutal.

Baca juga: Renungan Kristen Malam - Yohanes 18:38b-40 Sang Kebenaran Disalahkan

Akhirnya, Pilatus menyerah. Dia menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Dengan emosi dan geram, mereka menerima dan mengambil Yesus dari Pilatus untuk disalib dan dihukum mati.

Yesus diserahkan kepada mereka, namun mereka tidak mengakui Dia sebagai Raja. Padahal, Dialah Raja orang Yahudi yang sesungguhnya: Dialah Raja kita! Karena Dia Raja di atas segala raja yang berkuasa dari kekal sampai kekal, dengan rentang waktu dan kekuasaan yang tiada berbatas.

Demikian firman Tuhan hari ini.
Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: "Inilah rajamu!"

Maka berteriaklah mereka: "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab imam-imam kepala: "Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!"

Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. (19-16b) Mereka menerima Yesus. (ay 14-16)

Imam-imam kepala cs sebenarnya ingin cepat-cepat menghukum Yesus karena ada "kejar tayang" dengan situasi persiapan perayaan Paskah orang Yahudi. Sebab di hari itu, mereka harus menjaga kekudusan hidup dan beribadah kepada Tuhan.

Karena Paskah adalah hari raya besar bagi mereka sebagai peringatan mereka dipimpin Allah lewat Musa ke luar dari Mesir.

Nah, kebiasaan di kalangan orang Yahudi khususnya di wilayah Yudea, pada perayaan Paskah mereka akan membebaskan salah satu orang terpidana.

Sebenarnya Pilatus menawarkan Yesus yang dibebaskan. Tapi tidak! Mereka malah memilih penjahat yang sesungguhnya yakni seorang penyamun bersama Barabas yang dibebaskan.

Sahabat Kristus, Yesus adalah sungguh-sungguh Raja. Tapi Dia rela dihina, difitnah, dicerca, disesah, diludahi, disiksa, ditinju, dipukul dengan buluh, dicambuk mengenaskan hingga dipaku hidup-hidup di Kayu Salib, hingga mati tergantung dengan amat sangat menderita.

Bayangkan, Dia seorang Raja, bahkan Tuhan. Tapi rela menerima semuanya itu demi cinta kasih-Nya akan kita. Coba saja kita bandingkan dengan diri kita. Kita
menyenangkan hati-Nya dan selalu memuliakan Dia dalam segala hal.

Jika kita hidup setia dan taat pada-Nya dengan terus menyenangkan Dia, maka hidup kita terjamin di bumi dan di sorga. Kita diberkati-Nya secara heran, dahsyat dan luar biasa, sehingga kita terus dipakai-Nya menjadi berkat bagi semua orang. Amin

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved