Antara Pelayanan Gereja dan Politik

TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Mata Lokal Memilih Edisi Jumat (31/3/2023), mengangkat topik Antara Politisi dan Pelayan Gereja.

Segmen kali ini, menghadirkan narasumber Ketua Komisi Pria/Kaum Bapa (P/KB) GMIM Wilayah Manado Titewungan sekaligus Wakil Ketua DPC PDIP Kota Manado, Franklin Tamara.

Kemudian ada pula Wakil Ketua P/KB Wilayah Manado Teling yang juga seorang pengusaha, Pnt Steven Samsudin.

Segmen kali ini dipandu oleh Jurnalis Tribun Manado, Aswin Lumintang.

Berikut rangkuman wawancaranya:

Bagaimana Anda menjalani peran pelayanan sekaligus politik?

FT: Atas kepercayaan pelayanan di Jemaat GMIM Paulus Titiwungan Wenang Makeret, di komisi P/KB sudah masuk tahun pelayanan ke empat. Tak dipungkiri ada nada-nada miring tentang kepelayanan apalagi politisi. Ketika terpilih jadi pelayan, menjalankan tugas sesuai tugas panggilan gereja marturia, koinonia, dan diakonia. Terkait terjun di dunia politik, tidak bisa dilarang. Meski ada pandangan jika sudah dalam kepelayanan tidak usah berpolitik. Tapi dalam bergereja ada politik, dalam Alkitab zaman dulu sudah ada politik. Politik yang masuk di gereja pada zaman dulu. Waktu itu Yesus disidang di pengadilan, sudah masuk ranah politik. Mengenai tanggapan antara pelayanan dan politik, hingga banyak yang sirik.

Bagaimana cara membedakan antara pelayanan dan politik, dalam aktualisasi sehari-hari, bersikap, bertindak, begitu juga ketika di gereja?

FT: Yang pasti, dalam tugas kepelayanan gereja merupakan tanggung jawab iman ketika diteguhkan oleh pendeta untuk melayani. Jadi ketika ada pelayanan, wajib ikuti tanpa mengesampingkan dengan kegiatan politik.Begitu juga dalam kepelayanan, ketika ada perkunjungan, anggota P/KB masuk rumah sakit pasti harus melakukan perkunjungan, pelayanan doa, berikan penguatan ke keluarga. Dan saat ada tugas kepertaian, akan dilaksanakan agar berimbang antar tugas pelayanan dan tugas kepartaian. Apalagi disaat ini sudah tahun politik, sehingga intensitas dalam partai politik meningkat. Dan kembali ke pribadi masing-masing, dalam membagi waktu utamakan pelayanan, lalu berorganisasi di partai.

Bagaimana pengalaman Penatua Steven saat menjadi caleg dan aktif di pelayanan?

Baca juga: Heboh, Diskon 20 Persen Semua Produk di Transmart dan Multimart, Ramadhan Midnight Sale

Baca juga: Live Streaming Man City vs Liverpool, Laga Liga Inggris Malam Ini, Kick Off Pukul 18.30 WIB

SS: Pribadi kami dalam pelayanan yang memilih Tuhan sehingga harus aktif dalam pelayanan. Karena sebagai hamba, harus melayani dengan sungguh. Tapi jangan bermimpi ingin ada dalam politik, tapi mencarinya dalam pelayanan. Dengan kata lain jangan mau jadi legislatif dalam pelayanan. Tuhan dan jemaat yang menilai kita dalam pelayanan, prinsipnya harus menyenangkan hati Tuhan. Agar tujuan yang diinginkan, cita-citakan akan di beri Tuhan lewat prilaku dalam pelayanan.

Bagaimana seorang pelayan juga politisi dalam menyikapi keberadaan menjadi politisi Kristen serta pengalaman di dalamnya?

FT: Sekalipun sebagai pelayan dan politisi, bagian dari warga negara Indonesia wajib hukumnya melaksanakan Pemilu Legislatif dan Pilpres. Kami tunduk dalam aturan yang ada, sekalipun sebagai pelayan Tuhan, sebagai politik, menjalankan itu. Agar supaya, bisa menyuarakan Tuhan suara kenabian sebagai pelayan didalam organisasi politik dan bersihkan pandangan yang tidak baik dalam politik.

Pendapat Anda ada tokoh masyarakat, tokoh agama, jadi tim sukses?

SS: Secara pribadi itu wajib, harus berpolitik tetapi dalam berkehidupan di GMIM harus mendukung GMIM. Karena, aspirasi dari warga GMIM akan dibawa ke legislatif.