Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulawesi Utara

Sabeum dan Atlet Taekwondo Sulawesi Utara Ceritakan Pengalaman Meraih 7 Medali di SSTC Bogor

Sabeum, saat mengawali perbincangan menyebutkan, dirinya sebagai pelatih PPLP di Kota Manado, Sulawesi Utara.

Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Rizali Posumah
Tribun Manado
Sabeum Mario Van Gobel, bersama dua atletnya Yerimia Sikope dan Grasio Rarin saat hadir di Tribun Podcast, Sabtu (25/3/2023). 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Sabeum Mario Van Gobel, bersama dua atletnya yaitu Yerimia Sikope dan Grasio Rarin menceritakan di Tribun Podcast bagaimana mereka bisa meraih 7 Medali di SSTC Bogor.

Sabeum, saat mengawali perbincangan menyebutkan, dirinya sebagai pelatih PPLP di Kota Manado, Sulawesi Utara, khususnya atlet-atlet taekwondo binaan dari Dispora.

Kata Sabeum, saat mereka ke Bogor ada tiga pelatih dan tujuh atlet.

"Dari tujuh atlet ini, masul dua kategori yaitu Pra Kadet dan Kadet," sebutnya.

Kalau untuk, Pra Kadet Sabeum menyebut mereka yang berusia 9 sampai 11 tahun 

Kalau kategori Kadet usia 12 sampai 14 tahun.

Kata Sabeum Mario, tujuh atlet yang bertanding ini dari dua dojang berbeda, membawa satu nama Sulawesi Utara di Bogor.

"Persiapan kami singkat, kurang lebih dua bulan, yang rencananya tiga bulan, tapi ada keterlambatan di Proposal," ucap Sabeum Mario.

Kata Sabeum Mario persiapan ini lebih rumit, karena anak-anak berbeda dengan yang atlet dewasa.

Menurut Sabeum Mario, untuk itu perlu kesabaran, dengan begitu menjadi chalangge buat pelatih.

"Kemarin kami baru balik dari Gorontalo, disana turunkan 23 atlit, yang dapat medali 21 orang, dua belum," kata Sabeum Mario.

Dari 21 atlet yang meraih medali dengan rincian, 8 medali emas, 5 medali perak dan 12 perunggu.

"Ada pribahasa, kita berlatih bela diri untuk menjadi baik. Kalau kita sudah menjadi baik, tidak perlu lagi belajar bela diri," tutur Sabeum Mario.

Lanjut Sabeum Mario, jadi latihan bela diri ini untuk pembentukan agar bisa menjadi lebih baik, bela diri jalan terakhir.

Sementaran atlet bernama Grasio mengaku saat mau berangkat sudah berpikir ingin membuktikan sampai meraih juara, supaya bisa membanggakan orang tua.

"Meskipun belum bisa meraih juara satu, tapi sudah bisa membanggakan," ucap Cio sapaan akrabnya.

Saat pertama pertandingan Cio akui agak grogi, tapi setelah pertandingan sudah bersemangat.

Dirinya, dua kali pertandingan, satu kali kalah yaitu di final, sehingga meraih medali perak.

"Saya suka fighting, sehingga ingin gabung latihan Taekwondo," tutur Cio.

Dilanjutkan oleh atlet bernama Yeremia, dirinya katakan baru enam bulan latihan.

Diakui Yeremia, saat pertandingan pertama ada rasa gugup ada takut juga ada, tapi setelah bertanding rasa itu hilang.

"Dua kali bertanding menang, sehingga saya bisa meraih medali emas di kelompok pra kadet," ungkap Yeremia.

Saat meraih medali, Yeremia mengaku menangis.

"Saat mendapat medali emas, saya menangis karena terharu," pungkas Yeremia. (fis)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved