Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

KKB Papua

Kondisi Kesehatan Pilot Susi Air Memprihatinkan usai 2 Bulan Disandera KKB, Aparat Siapkan Tim Medis

Kondisi kesehatan memprihatinkan pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Merhtens, yang disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi.

Editor: Tesalonika Geatri
ANTARA/RST via Kompas.com
Curhat Pilot Susi Air Kapten Philip yang Kini Disandera KKB Papua, Rindu Anak dan Istrinya 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kondisi kesehatan memprihatinkan pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Merhtens, yang disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) dilaporkan menurun.

Diketahui sudah hampir dua bulan Kapten Philips Mark Merhtens disandera.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, petugas gabungan TNI dan Polri masih bekerja keras untuk menyelamatkan pilot Susi Air itu.

Pihak aparat mengungkapkan, jika nantinya Pilot Susi Air dibebaskan, tim medis akan selalu disiapkan.

Kapolres Nduga, AKBP Rio Alexander Panelewen, mengatakan bahwa tim medis akan selalu siap untuk mengantisipasi kesehatan pilot Susi Air nantinya.

Kondisi Pilot Susi Air Captain Philip Mark Merthens telah disandera KKB Papua TPNPB OPM.
Kondisi Pilot Susi Air Captain Philip Mark Merthens telah disandera KKB Papua TPNPB OPM. (Dok. Istimewa)

"Kalau tim medis selalu siap."

"Setelah pilot itu berhasil dibebaskan oleh aparat TNI/Polri, tentunya tim medis sudah disiapkan," ungkap Rio Alexander, dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (26/3/2023).

Rio juga menuturkan mengenai informasi kondisi kesehatan pilot Susi Air yang menurun itu, merupakan hasil analisa.

Menurutnya, faktor-faktor seperti cuaca dan makanan akan sangat berpengaruh terhadap kondisi pilot Susi Air tersebut.

"Kita lihat sudah 2 bulan pilot Susi Air di sandera oleh Kelompok Egianus, tentunya kondisi cuaca, dan makanan akan berpengaruh pada kondisinya," terang Rio.

Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksda TNI Kisdiyanto, mengungkapkan sampai saat ini satuan TNI di wilayah Papua masih melaksanakan operasi bersama Polri terkait pembebasan pilot Susi Air yang disandera Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua.

Namun demikian, kata dia, operasi penegakan hukum tersebut mengutamakan keselamatan sandera.

Hal tersebut, disampaikannya di sela-sela kegiatan Media Gathering Puspen TNI di Markas PMPP TNI di Sentul Bogor Jawa Barat pada Rabu (15/3/2023).

"Seperti Bapak Panglima sampaikan, bahwa kalau kita mau, satuan khusus yang dimiliki oleh TNI mampu untuk segera mengeksekusi para separatis itu," kata Kisdiyanto.

"Namun kita, karena mengikuti kebijakan pemerintah bahwa kita (pemerintah daerah) bernegosiasi dulu agar sandera ini selamat tanpa ada cedera apapun," sambung dia.

Negosiasi tersebut, kata dia, merupakan permintaan dari pemerintah Selandia Baru.

Duta Besar Selandia Baru, kata dia, juga telah menghadap Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan menawarkan bantuan.

Meski begitu, Yudo menyatakan, bahwa satuan TNI masih cukup untuk bisa menangani masalah penyanderaan tersebut.

Proses negosiasi tersebut, katanya, diperkirakan membutuhkan waktu yang panjang.

Sehingga, diperlukan kesabaran semua pihak karena hal tersebut menyangkut nyawa manusia yang harus diselamatkan meskipun hanya satu orang.

Isi Surat KKB yang Dititipkan ke Pilot Susi Air

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menitipkan surat kepada pilot maskapai Susi Air yang ada di Distrik Jila, Kabupaten Mimika, Papua Tengah. 

Dalam video unggahan Kompas TV, pada Jumat (17/3/2023), surat berkop Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) berisi pesan kepada seluruh negara dunia internasional maupun nasional dan Selandia Baru terkait penyanderaan pilot Susi Air, Captain Philip Mark Mehrtens.

Surat tersebut, meminta negara-negara di seluruh dunia untuk mengakui atau memerdekakan bangsa Papua Barat.

Bila permintaan ini tidak diproses, TPN-PB akan tetap bertahan hingga dunia kiamat. 

Selandia Baru selaku negara dari keluarga pilot Susi Air juga diminta memproses permintaan pengakuan kemerdekaan Papua Barat.

Berikut isi lengkap surat KKB yang dititipkan pilot Susi Air di Jila Mimika.

Surat pemberitahuan kepada seluruh negara-negara di dunia internasional maupun nasional. Sampai dengan negara Selandia Baru.

Bahwa kami dari TPN-OPM Makodap III disampaikan beberapa poin tentang disandera pilot di distrik Paro maupun disampaikan di internasional sampai dengan nasional.

Oleh karena itu tentang pilot yang disandera oleh tuan Ignasius Kogoya adalah tugas untuk diminta kepada seluruh dunia internasional-nasional diproses tentang pengakuan / kemerdekaan bangsa West Papua Barat.

Demikian juga di negara di internasional-nasional-negara Selandia Baru.

Jika kalau tidak diproses tentang bangsa Papua maka kami masih bertahan sampai dunia kiamat.

Sehingga kami diminta proses kemerdekaan bangsa West Papua kepada negara di dunia yaitu internasional dan nasional sampai dengan keluarga besar dari pilot Selandia Baru.

Dengan toko-toko gereja se-dunia sampai Paus di Roma.

Tembusan di sandera PBB Antonio di meja hijau maka kami sampaikan kepada seluruh negara dunia internasional-nasional dibawah ini untuk proses kepada bangsa Papua yaitu;

1. Kepada bapak Paus di Roma

2. Yang terhormat kepada toko-toko gereja di Pasifik Salomon.

3. Yang terhormat kepada pengumpulan bangsa-bangsa majelis umum PBB tuan Antonio di Jenewa.

Baca juga: Viral Video Munculnya Dua Bulan Sabit, BRIN Berikan Penjelasan

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Baca berita lainnya di: Google News

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved