Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pencegahan Stunting

BREAKING NEWS Sulawesi Utara Gotong Royong Atasi Stunting, BKKBN Gandeng TNI Data Balita Kurang Gizi

Pemerintah gencar memerangi stunting atau kondisi kurang gizi sejak masa kehamilan, balita dan masa pertumbuhan anak.

|
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
fernando lumowa/tribun manado
Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Utara, Diano Tino Tandaju (tengah) berbicara dalam Podcast Tribun Manado, Semesta Mencegah Stunting #Cukupduatelur di Studio Tribun Manado, Selasa (21/03/2023). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintah gencar memerangi stunting atau kondisi kurang gizi sejak masa kehamilan, balita dan masa pertumbuhan anak.

Tahun 2024, Pemerintah RI menargetkan bisa mengurangi prevalensi stunting nasional menjadi 14 persen.

Khusus di Sulawesi Utara, pengentasan stunting digeber bersama-sama.

"Kita bersama Pemprov Sulut telah membentuk Satgas Percepatan Pengentasan Stunting yang melibatkan bupati wali kota dan stakeholder terkait.

Satgas bekerja gotong royong, Mapalus," kata Kepala Perwakilan BKKBN Sulut, Diano Tino Tandaju dalam Podcast Kick-off Semesta Mencegah Stunting #Cukupduatelur di Studio Tribun Manado, Selasa (21/03/2023).

Katanya, kondisi stunting disebabkan banyak faktor. Pertama karena kemiskinan.

"Kemiskinan, ekonomi lemah, ketidakmampuan mengadakan makanan bergizi bagi ibu hamil, balita dan anak," katanya.

Katanya, balita dan anak yang gizinya kurang akan mengalami stunting.

"Anak-anak harus makan protein yang cukup. Sumbernya dari daging, telur, tahu, tempe dan susu," jelasnya.

Sementara, ibu hamil dan baru melahirkan yang kurang gizi juga akan menyebabkan bayi stunting. "Karena ia tidak punya ASI berkualitas," katanya.

Faktor lainnya, kurangnya pengetahuan. Pernikahan dini menjadi salah satu pemicu stunting.

"Karena itu pentingnya Generasi Berencana," katanya kepada Host, Pemred Tribun Manado, Jumadi Mappanganro.

Saat ini, prevalensi stunting di Sulawesi Utara di angka 20 persen pada tahun 2022. Turun 1 persen dari tahun sebelumnya.

Untuk menekan stunting, BKKBN melakukan terobosan bekerja sama dengan TNI.

"Babinsa yang jadi ujung tombak, bersama kader di desa mendata keluarga potensi stunting, keluarga stunting, balita dan anak stunting," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved