BKKBN
Angka Stunting di Sulawesi Utara Turun, Pekerjaan Rumah Masih Banyak
Dikatakan Diano Tino, stunting adalah kekurangan gizi kronis. Akibatnya bukan hanya badan pendek tapi pertumbuhan otak juga lambat.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) cukup berhasil menurunkan angka stunting.
Namun masih banyak Pekerjaan Rumah.
Salah satunya adalah adanya 1000 keluarga beresiko stunting yang butuh penanganan serius dan lintas sektor.
Hal itu dikemukakan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara, Ir Diano Tino Tandaju dalam podcast jelang kick off Semesta Mencegah Stunting tagar Cukup Dua Telur yang digelar Tribunnews Network bersama BKKBN, Selasa (21/3/2023) di Studio Pod cast Tribun Manado.
Dialog dipandu Pemred Tribunmanado Jumadi Mappanganro.
Dikatakan Diano Tino, stunting adalah kekurangan gizi kronis.
"Akibatnya bukan hanya badan pendek tapi pertumbuhan otak juga lambat," kata Diano Tino.
Ungkap Diano Tino, stunting ibaratnya sesuatu yang tak kelihatan tapi ada.
Penderitanya tampak seperti orang biasa.
"Tapi dalam suatu periode dia jadi tak berkompetensi karena pertumbuhan otaknya tergolong lamban, dia juga mudah sakit - sakitan," kata Diano Tino.
Diano Tino menuturkan, pihaknya mengatasi stunting dengan program 1000 hari pertama kehidupan. Upaya itu sejauh ini berhasil.
"Pada 2021, prevalensi stunting adalah 21.6, nah pada 2022 menjadi 20.5," ujar Diano Tino.
Menurut Diano Tino, Sulut cukup luar biasa dengan angka itu. Banyak provinsi yang mengalami kenaikan angka stunting.
"Sementara di sini turun," beber Diano Tino.
Namun, ujar Diano Tino, masih banyak PR. Salah satunya potensi pertambahan stunting dari 1000 keluarga beresiko stunting.
Diano Tino menuturkan, sejumlah langkah sudah disusun ke depan untuk mencapai target 14 persen stunting di Sulut pada 2024.
"Kita bentuk satgas, kemudian kerjasama dengan stakeholder, para Wakil Bupati dan Wakil Walikota kita minta format mengatasi stunting yang didalamnya berisi program selama 6 bulan ke depan beserta anggarannya," kata Diano Tino.
Cara lainnya adalah menggandeng TNI. Diano Tino membeber upaya kongkrit yang dilakukan.
Yakni dengan memberi bantuan dan pemahaman kepada warga.
"Para petugas juga mendata penderita stunting di Sulut, by name by address," beber Diano Tino.
Menurut Diano Tino, permasalahan stunting di Sulut banyak disebabkan masalah kurangnya pemahaman.
Diano Tino menceritakan pengalamannya di salah satu daerah di Sulut.
"Ada anak nelayan yang ikannya di jual dan anaknya diberi makan mi instan," kata Diano Tino. (Art)
#cukupduatelur
#semestamencegahstunting
#bkkbn
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.
BKKBN dan Tribun Jabar Gelar Charity Walk and Run 2023, Pesertanya Ratusan Orang |
![]() |
---|
Kampanye Pencegahan Stunting, CEO Tribun Network Dahlan Dahi: Urus Stunting Pekerjaan Mulia |
![]() |
---|
Hari Ini Serentak di 33 Provinsi Indonesia, Penyematan Jaket untuk Kakak Asuh Anak Stunting |
![]() |
---|
BKKBN-Tribun Network Sukseskan Program Cegah Stunting di Indonesia, Kampanyekan Tagar CukupDuaTelur |
![]() |
---|
Deputi BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto Kunjungi Kantor Tribun Manado |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.