Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ramadan 2023

Sambut Ramadan, Berikut 6 Tradisi Sebelum Bulan Suci

Ada berbagai tradisi yang dilakukan sebelum bulan Ramadan. Berikut enam di antaranya yang berada di Indonesia.

Editor: Isvara Savitri
ISTIMEWA
Ilustrasi makan bersama. Ibu-ibu Persit KCK Kodim Minahasa makan bersama di atas daun pisang dalam rakor pada Jumat (8/2/2019). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Minggu depan umat Islam akan menyambut bulan Ramadan.

Selama bulan suci ini, umat Islam akan berpuasa sebagai salah satu ibadah.

Puasa yaitu tidak makan dan minum di pagi hingga menjelang petang, juga menahan hawa nafsu.

Di Indonesia sendiri, ada banyak tradisi sebelum puasa yang masih dijalankan hingga saat ini.

Ada mulai dari makan bersama hingga mandi sebelum bulan puasa.

Salah satu yang banyak dilakukan adalah berkumpul dengan keluarga dan makan bersama.

Tak hanya makan bersama, biasanya keluarga yang berkumpul akan saling meminta maaf.

Hal itu dilakukan agar umat Islam menjalankan puasa dengan hati yang bersih.

Tradisi makan bersama sebelum Ramadan

Berikut beragam tradisi makan bersama sebelum puasa di Indonesia, seperti dihimpun Kompas.com

1. Papajar, Cianjur 

Tradisi papajar merupakan ritual makan bersama sebelum puasa yang berasal dari Cianjur, Jawa Barat.

Mengutip Tribun Jabar (21/3/2022), tradisi ini dilakukan dengan makan bersama nasi liwet di perkampungan. Uniknya, masyarakat Cianjur juga menggelar makan bersama di tempat wisata.

Biasanya, tradisi ini dilakukan seminggu sebelum Ramadan. Oleh sebab itu, obyek wisata di Cianjur biasanya ramai pengunjung jelang Ramadan. Masyarakat Cianjur ramai-ramai datang bersama keluarga mereka untuk melakukan papajar di berbagai obyek wisata.

2. Meugang, Aceh

Meugang adalah tradisi memasak daging sehari sebelum Ramadan, sebelum Idul Fitri, dan sebelum Idul Adha, seperti dikutip dari Kompas.com (2/4/2022).

Masyarakat Aceh memasak daging secara ramai-ramai, kemudian menyantapnya bersama-sama keluarga. Tak jarang, mereka juga mengundang tetangga, anak yatim, dan fakir miskin untuk bersama-sama menikmati hidangan.

Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1907, saat Sultan Iskandar Muda memimpin Kerajaan Aceh Darussalam. Bahkan, meugang telah diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai warisan budaya tak benda sejak 2016.

3. Megengan, Jawa Timur

Tradisi megengan merupakan tradisi menyambut Ramadan yang berasal dari Jawa Timur. Megengan berasal dari kata megeng dalam bahasa Jawa, yang berarti menahan, seperti dikutip dari Tribun Jatim, (22/3/2022).

Baca juga: Kecelakaan Maut Pukul 07.30 WIB, Seorang Warga Tewas Tertabrak Kereta, Korban Olahraga di Jalur Rel

Baca juga: Soal Dugaan Pencucian Uang Rp 300 Triliun di Kementerian Keuangan, Mahfud MD Bakal Buka di DPR

Makna tradisi megengan adalah menahan diri dari segala hal yang membatalkan ibadah puasa, seperti lapar, haus, serta hawa nafsu.

Tradisi megengan dilakukan dengan kenduri atau selamatan di masjid atau mushola. Setiap warga membawa makanan yang akan dibagikan.

Makanan khas megengan adalah kue apem. Nama apem berasal dari kata bahasa Arab yakni afwan, yang berarti maaf atau ampunan sebagai simbol permohonan ampun kepada Tuhan YME sebelum Ramadan.

4. Malamang, Sumatera Barat

Malamang adalah tradisi turun temurun Minangkabau, Sumatera Barat. Mengutip Kompas.com (27/3/2022), malamang adalah memasak lamang (makanan tradisional Minangkabau) bersama-sama.

Kemudian, masyakarat Minangkabau memakan lamang bersama keluarga dan sanak saudara. Selain menjelang Ramadan, malamang juga dilakukan pada hari-hari besar umat Islam lainnya seperti hari raya, kelahiran Nabi Muhammad SAW, peringatan Isra Miraj, dan lainnya.

Tradisi turun temurun ini dapat ditemukan di seluruh Nagari di Sumatera Barat, antara lain Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Padang Pariaman, serta daerah lainnya.

Dalam malamang, warga bergotong royong. Ada warga yang bertugas mencari bambu sebagai tempat adonan ketan, mencari kayu bakar, mempersiapkan bahan masak seperti ketan, daun pisang, santan, dan lainnya.

5. Munggahan, Jawa Barat

Tradisi munggahan berasal dari Jawa Barat. Tradisi ini dilakukan dengan cara berkumpul bersama keluarga, saudara, dan tetangga untuk makan bersama dan bermaaf-maafan.

Warga Desa Citali, Pamulihan, Sumedang, Jawa Barat santap nasi liwet bareng dalam tradisi
Warga Desa Citali, Pamulihan, Sumedang, Jawa Barat santap nasi liwet bareng dalam tradisi munggahan Gembrong Liwet, Rabu (1/4/2019).

Tradisi munggahan biasanya dilakukan seminggu atau dua minggu sebelum Ramadan. Tidak lupa, masyarakat Jawa Barat juga memanjatkan doa untuk kelancaran ibadah puasa.

6. Nyadran atau sadranan 

Nyadran atau sadranan merupakan tradisi ziarah ke makam sebelum puasa di kalangan masyarakat Jawa. Pada umumnya, usai ziarah kubur masyarakat akan menggelar kenduri atau selamatan.

Kenduri tersebut diisi dengan membaca doa kemudian dilanjutkan makan bersama.

Baca juga: Terungkap Fakta Baru, Mario Dandy Ternyata Sempat Ancam David Beberapa Minggu Sebelum Lakukan Aniaya

Baca juga: Gempa Bumi Siang Ini Minggu 19 Maret 2023, Pusat Guncangan di Laut, Info BMKG

Berdasarkan informasi dari laman Kapanewon Samigaluh Kabupaten Kulon Progo, rangkaian nyadran meliputi pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan kenduri di masjid atau rumah kepala dukuh.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Tradisi Makan Bersama Sebelum Ramadhan di Indonesia".

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved