Minsel Sulawesi Utara
Imbas Harga BBM Naik, Tukang Ojek di Minsel Sulawesi Utara: Kondisi Lagi Susah Sekarang ini
Menurut Along seorang tukang ojek di Tumpaan Minsel, ada beberapa faktor yang membuat pendapata tukang ojek berkurang.
Penulis: Manuel Mamoto | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Naiknya harga Bahan Bakar Minyak atau BBM ikut dirasakan dampaknya oleh tukang ojek di Tumpaan, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.
Seorang tukang ojek bernama Refly Mokalu alias Along, mengaku kesulitan mencari penghasilan.
Menurut Along ada beberapa faktor yang membuat pendapata tukang ojek berkurang.
"Beberapa langganan saya juga sudah punya kendaraan sendiri, selain itu harga pertalite sudah naik tapi ongkos ojek tidak naik," jelas Along, saat diwawancarai Tribunmanado.co.id, Minggu (19/3/2023).
Lebih lanjut dia sampaikan kalau tarif ojek di dalam kota hanya memakan biaya Rp 5 ribu, bahkan ada juga yang cuma bayar Rp 4 ribu.
"Seharusnya dari Tumpaan ke Pinamorongan itu tarif sudah Rp 15 ribu tapi cuma dibayar Rp 10 ribu," tutur Along.
Along merasa sudah hampir putus asa sehingga ingin melakukan pekerjaan yang lain.
"Kalau ada teman yang panggil kerja di mana saja, saya pasti ikut. Karena berharap dari ojek itu sangat kecil, " kata Along.
Meski demikian dia masih berharap ada pihak-pihak tertentu termasuk pemerintah dapat bersimpati dengan kondisi tukang ojek.
"Hampir semua, kami tukang ojek di pangkalan merasakan hal yang sama. Cuma berharap ada pihak yang bersimpati dengan kondisi kami saat ini, terlebih pemerintah," harap Along.
Sebagai tukang ojek dia hanya mendapat penghasilan sekitar Rp 50 ribu-Rp 100 ribu.
"Kondisi lagi susah sekarang ini, untung-untungan dalam satu hari bisa dapat uang Rp 100 ribu, biasanya cuma Rp 50 ribu-Rp 70 ribu," ungkap Along.
Untuk dapat uang sampai Rp 100 ribu Along harus bekerja sekitar 12-16 jam sehari.
"Saya sudah keluar rumah itu pukul 07.00 Wita, pulang biasa pukul 22.00-23.00 Wita, belum pasti juga dapat uang sampai Rp 100 ribu," ujar Along.
Jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu sebelum pandemi Covid-19, pendapatannya saat ini sudah jauh berkurang.
"Sebelum pandemi cari pendapatan Rp 200 ribu, Rp 300 ribu masih bisa, tapi sekarang sudah sangat sulit," katanya.
Along menyesalkan waktu ada penyaluran bantuan khusus, sebagian ojek dan sopir angkot tidak termasuk di dalamnya.
"Memang waktu lalu ada bantuan buat tukang ojek dan sopir angkot, tapi tidak semua dapat termasuk saya," keluhnya.
Senada dengan Along, Berti Oya juga mengaku kalau dalam satu hari sebagai tukang ojek dia hanya mendapat Rp 50 ribu.
"Ya sama lah, hampir semua penghasilan tukang ojek sekarang cuma sekitar Rp 50 ribu, jarang ada yang sampai Rp 100 ribu sehari," ungkap Berti.
Along dan Berti tergabung dalam komunitas Ojek Pangkalan Perempatan Tumpaan, Desa Tumpaan Satu, Kecamatan Tumpaan.
Saat ini ada sekitar 20 orang dalam komunitas itu. (*)
Segini Besaran Tunjangan Rumah untuk Anggota DPRD Minahasa Selatan |
![]() |
---|
Kronologi 2 Pemuda Tenggelam di Pantai Alar Minsel, Berenang dalam Pengaruh Alkohol |
![]() |
---|
Basarnas Manado Evakuasi 2 Pemuda yang Tenggelam Usai Pesta Miras di Pantai Alar Minsel |
![]() |
---|
11 Kecamatan Utus Putra-putri ke Porkab III Minahasa Selatan |
![]() |
---|
Stenly Lengkey Nakhodai DPC Perindo Minsel, Meyvo Rumengan: Kerja Nyata untuk Masyarakat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.