Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Segini Utang Pekerja Proyek Masjid Sheikh Zayed di Warung Restu Bunda, Bikin Gibran Rakabuming Kesal

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bakal menyelesaikan masalah utang pekerja proyek Masjid Raya Sheikh Zayed yang mencapai Rp 145 juta.

Editor: Alpen Martinus
TribunSolo.com/Adi Surya Samodra
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, akan membantu menyelesaikan masalah utang pekerja masjid Sheikh Zayed 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dibuat kesal oleh para pekerja pekerja proyek Masjid Raya Sheikh Zayed.

Bukan lantaran hasil pekerjaan mereka yang kurang maksimal.

namun karena ulah mereka mengutang di satu warung makan milik warga.

Baca juga: Gibran Rakabuming Raka Mendadak Kesal Minta Persis Solo Ganti Jersey, Teriakan Ini Jadi Sebabnya


Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka turun tangan menangani masalah utang uang makan pekerja proyek Masjid Raya Sheikh Zayed.  (TRIBUNSOLO.COM/AHMAD SYARIFUDIN)

para pekerja tersebut rupanya makan di warung tersebut, tapi belum membayar dalam jumlah yang banyak.

Akibatnya, rumah makan tersebut mengalami kerugian yang cukup besar.

Sebab utang tersebut belum dibayar oleh para pekerja.

Sementara mereka sebernarnya sudah mendapatkan gaji dari proyek tersebut.

Baca juga: Gibran Rakabuming Raka Terkejut Sandalnya Hilang Saat Salat Jumat, Segini Harga dan Mereknya

Awalnya ada perjanjian akan dilakukan pembayaran dua minggu sekali.

Namun perjanjian tersebut rupanya diingkari, hingga kini tak kunjung ada penyelesaian.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bakal menyelesaikan masalah utang pekerja proyek Masjid Raya Sheikh Zayed yang mencapai Rp 145 juta.

Hal itu menanggapi curhat pemilik warung makan Restu Bunda, Dian (38) , yang mengaku belum mendapat kejelasan kapan utang akan dibayar.

Baca juga: Beredar Kabar Kebijakan Gibran Rakabuming Raka Wali Kota Solo Buat Warga Menjerit, Soal Pajak

"Mengko tak parani. Tak rampungke (nanti didatangi, aku selesaikan)," jelas Gibran saat ditemui di Kelurahan Mojo, Kamis (16/3/2023).

Gibran mengaku iba dengan pemilik warung yang diutangi sekian banyak uang.

"Woalah. Ngutang ning wedangan nganti satus yuto yo bangkrut noh (utang di angkringan sampai seratus juta, ya bangkrut lah)," tuturnya.

Sejak memulai pembangunan dari tahun 2021-2022, Dian (38) mengaku dari awal para mandor menjanjikan uang makan dibayar tiap dua minggu sekali.

Beberapa kali telat dibayar sampai tak dibayar sama sekali sampai proyek selesai.

"Perjanjiannya tiap dua minggu terbayarkan. Sedangkan dari sisi mandornya perusahaannya enggak on-time. Bahkan terkadang 4 minggu sekali baru dibayarkan," terangnya.

Menurutnya, para pekerja yang berutang itu berada di bawah tiga mandor.

Di antaranya mandor berinisial N yang memiliki hutang Rp 65 juta. Lalu G yang berhutang Rp 50 juta. Mereka sama-sama berasal dari Demak.

Ada pula mandor berinisial G yang masih memiliki hutang Rp 30 juta. Ia berasal dari Purwodadi.

"Kemarin kasusnya banyak mandor-mandor ngeluh dipending. Bayaran sekian hanya menerima sekian persen. Mandor harus cari kekurangan dari mana," tutur Dian. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com 

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved