Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulawesi Utara

UMKM Sulawesi Utara Bertahan di Tengah Pandemi, Omset Dapoer Tatta Capai Rp 2 Juta per Hari

Sektor ini sangat resiliens, mampu bertahan di tengah krisis. Meski pandemi Covid-19, UMKM bertahan dan lebih cepat bangkit.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
fernando lumowa/tribun manado
Candra Mutia Kasim memamerkan produknya, paket Lapis Surabaya dalam Pekan UMKM Kemenkeu Sulawesi Utara di GKN Manado, Kamis (02/03/2023). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tahan banting.

Sektor ini sangat resiliens, mampu bertahan di tengah krisis. Meski pandemi Covid-19, UMKM bertahan dan lebih cepat bangkit.

Itu yang ditampilkan UMKM Dapur Tatta yang dikelola Candra Mutia Kasim (41). Usaha ini mulai lima tahun lalu.

Ibu rumah tangga asal Tumumpa ini cerita, saat pandemi Covid-19, ia bertahan dengan jualan online.

Ia jualan makanan, paket katering dan kue basah. Andalannya kue Sus; Lapis Surabaya; Sosis Solo, Pie Buah hingga es buah.

"Berapapun permintaan saya layani. Hanya dari teman, keluarga, kecil-kecilan," jelas Mutia di sela pameran Pekan UMKM Kemenkeu di Gedung Keuangan Manado, Kamis (2/3/2023).

Pandemi mengajarkan dia bisa memaksimalkan teknologi.

"Sejak itu saya pintar memasarkan lewat online. Semua saya pakai, WA (WhatsApp), Facebook, IG," katanya.

Singkat cerita, pandemi membawa berkah. Pelanggannya tersebar di mana-mana.

Sekarang, ia tetap menekuni bisnis katering dan jualan kue. Layanannya fleksibel.

Katering bisa, jualan kue juga bisa. Kadang sambil menyiapkan katering, ia harus memenuhi pesanan snack box.

Mutia bilang, omsetnya tidak tetap. Kadang banyak, kadang sedikit. Tapi tiap hari ia pasti terima pesanan.

Apakah kue, katering atau nasi kotak. "Kalau sepi, paling saya dapat 800 ribu. Kalau padat bisa 2 jutaan," kata istri dari Arjuna Rasjid ini.

Kue-kue dijualnya Rp 5 ribu per biji. Ada yang dijual paketan. Seperti Lapis Surabaya, Rp 25 ribu empat potong. Ia juga melayani paket snack box dan nasi campur.

Nama Dapur Tatta sendiri diambil dari panggilan sayang-sayang putri semata wayang kepadanya. Sang putri, Andi Cahya Fatiha (14), duduk di bangku SMP.(ndo)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Baca juga: 2 Terdakwa Korupsi Aset PDAM Tak Ajukan Eksepsi Saat Ikuti Sidang di PN Manado

Baca juga: Daftar Nama Calon Anggota KPU Sulawesi Utara, 49 Nama Lolos Seleksi Administrasi

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved