Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Sulawesi Utara

Kisah Henry Perajin Asal Manado, Ubah Tempurung Jadi Cuan, Produk Laris hingga Luar Negeri

Warga Kelurahan Tongkaina, Kecamatan Bunaken Darat, Manado, provinsi Sulut ini menyulap tempurung jadi aneka benda.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis
Henry Johanis, pengrajin asal Manado Sulawesi Utara. Henry mengubah tempurung menjadi produk yang menghasilkan uang. Tribun Manado mendatanginya pada Rabu 1 Maret 2023. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Bagi orang biasa, tempurung kelapa hanyalah barang tak berguna. Atau sampah. 

Tapi bagi Henry Johanis, tempurung adalah mesin pencetak cuan. 

Henry adalah pengrajin kerajinan tempurung.

Warga Kelurahan Tongkaina, Kecamatan Bunaken Darat, Manado, provinsi Sulawesi Utara ini menyulap tempurung jadi aneka benda. 

Seperti gantungan kunci, tempat lilin, mangkok, por bunga, pot bunga gantung, asbak dan lainnya. 

Barang barang ini dijual seharga 10 ribu hingga ratusan ribu. 

Pelanggannya se Indonesia. Bahkan tembus mancanegara. 

Tribun manado menemui Henry di kediamannya di Kelurahan Tongkaina, Kecamatan Tongkaina, Rabu (4/2/2023).

Henry Johanis, pengrajin asal Manado Sulawesi Utara. Henry mengubah tempurung menjadi produk yang menghasilkan uang. Tribun Manado mendatanginya pada Rabu 1 Maret 2023.
Henry Johanis, pengrajin asal Manado Sulawesi Utara. Henry mengubah tempurung menjadi produk yang menghasilkan uang. Tribun Manado mendatanginya pada Rabu 1 Maret 2023. (Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis)

Saat itu Henry tengah bekerja. Ia menggambari tempurung yang sudah dibersihkan seratnya. Ini proses awal. 

"Setelah itu saya potong tempurung sesuai patron yang terbentuk dari gambar itu," katanya. 

Pemotongan memakai alat khusus. Dan teknik khusus. 

Karena tempurung yang hendak dipotong berukuran sangat kecil, sedang motif yang digambar agak rumit. 

Henry menuturkan, ia mulai menekuni kerajinan ini pada 2018. Awalnya iseng-iseng. 

"Kala itu profesi saya guide, hanya coba coba saja, eh ternyata karya saya diminati," katanya. 

Karyanya mencuat. Ia mulai diperhitungkan sebagai seniman penuh prospek.

Lalu Covid datang. Lajunya sedikit terhenti. Tapi ia tak menyerah. 

"Waktu itu saya hanya bisa jual via online," kata dia. 

Pasca pandemi, bisnisnya cerah kembali. Pesanan datang dari seluruh Indonesia. Sebulan bisa laku ratusan. 

"Bahkan ada pemesan dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan Belanda," katanya. 

Ungkap Henry, barang kerajinannya dijual manual dan online. 

Ia tergabung dalam marketplace untuk penjualan online. 

"Barang kerajinan saya dijual di beberapa lokasi di Manado," katanya. 

Ia lantas mengajak tribun ke lokasi penjualan yang berjarak sekira 300 meter dari kediamannya.

Di sana dijajakan barang barang kerajinan tempurung karya Henry. 

"Ini pernah dipamerkan di Belanda," kata dia menunjuk deretan gantungan kunci di pojok ruangan. 

Gantungan kunci, sebut dia, adalah barangnya yang paling laku saat ini. 

Henry menuturkan, saingan berat usahanya datang dari Jawa. 

Di sana banyak terdapat pengrajin tempurung yang kreatif.

"Barang barang mereka juga lebih murah," katanya. 

Tapi dia tetap optimistis. Henry menyebut, produknya unggul pada orisinalitas. 

"Karya saya masih terlihat tempurungnya, dan itu sangat disukai orang Eropa," kata dia.

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved