Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kompas Gramedia

Terbaru di Palmerah, Yuk! Ada Peluncuran Buku Merah Kirayu dan Talkshow Tantangan Kartun Masa Kini 

Peluncuran Buku Merah Kirayu dan Talkshow Tantangan Kartun Masa Kini di Palmerah, Yuk! 

Dokumentasi Kompas Gramedia
Jumat 17 Februari 2023, Palmerah, Yuk! kembali dengan membawa misi untuk ruang bertemu komunitas Kompas Gramedia.  

Budiman Tanuredjo mengungkapkan bahwa baginya Budhi adalah jurnalis yang totalitas dalam berekspresi. Baginya, Buku Merah Kirayu terdengar ear-catching karena Budhi menulis buku ini dengan gaya bahasanya sendiri dan ingin menjadi seorang penulis yang mandiri untuk memperjuangkan kegelisahannya.

“Budhi adalah salah satu jurnalis yang jarang karena ide-idenya dan tulisan-tulisannya selalu ada yang mau diperjuangkan.

la akan memberikan rohnya, sehingga jurnalisme tidak kosong.

Jurnalisme tidak hanya sekadar tulisan, tetapi ada sesuatu yang ingin ia perjuangkan,” ujar Budiman Tanuredjo dalam sesi diskusi.

Ayu Utami yang juga merupakan sahabat Budhi Kurniawan mengekspresikan rasa syukur karena pernah berkesempatan untuk mengenal dekat sosok Budhi sebagai wartawan muda yang punya idealis tinggi.

“Kebersamaan saya dengan Budi sangat istimewa karena itu merupakan momen di mana kita Wartawan Muda masih punya idealisme yang tinggi.”

“Buku ini adalah kegelisahan apa yang tampak di layar dan apa yang tidak tampak di layar.

Terkadang apa yang tampak di TV berbeda dengan apa yang tidak tampak,” pungkas Donal Fariz.

Selain Buku Merah Kirayu, Palmerah, Yuk! Kali ini juga menghadirkan pameran tunggal “Parodi Negeri Kami: 38 Tahun Kartun Strip Timun” karya Rahmat Riyadi.

Pameran ini berlangsung pada 16-28 Februari 2023 pukul 10.00 - 18.00 WIB.

Pameran ini disambut sebagai usaha untuk mendokumentasikan kartun Timun sebagai komik strip di Harian Kompas yang hadir menyapa publik selama hampir empat dasawarsa.

Rahmat berpandangan bahwa kita harus bisa beradaptasi untuk tetap hidup. Ia mengungkapkan keinginannya untuk membuat animasi Timun.

“Untuk tetap hidup, kita harus belajar beradaptasi. Mestinya kartun-kartun jaman dulu harus bisa dihidupkan lagi walaupun kartunisnya sudah tidak ada.

Kita gak bisa ngotot tetap menggunakan kertas, pada akhirnya kita akan tetap pindah ke digital. Saya sempat memikirkan untuk membuat animasi Timun.”

Seno Gumira Ajidarma menganalogikan bahwa Timun ini seperti film Superman yang meskipun sudah lama, tapi masih bisa dinikmati hingga hari ini.

“Gak perlu basa-basi, semua bisa kita temukan lewat kartun. Di situ sudah ada sari pati seluruhnya.

Sama seperti Superman, walaupun itu film lama, sampai saat ini kita masih ingat dan dapat dinikmati oleh seluruh kalangan.” (*)

Baca Berita Berita Lainnya di: Google News

Berita Tribun Manado: Klik Link

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved