Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gunung Api Karangetang

Melihat Aktivitas Dapur Umum di Lokasi Pengungsian Warga Terdampak Aktivitas Gunung Api Karangetang

Sebanyak 73 warga Lingkungan III Kampung Dompase Kecamatan Siau Tengah Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) dievakuasi oleh pemerintah.

Penulis: Octavian Hermanses | Editor: Chintya Rantung
Octavian Hermanses/Tribun manado
Dapur Umum Warga Terdampak Aktivitas Gunung Api Karangetang Sitaro 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebanyak 73 warga Lingkungan III Kampung Dompase Kecamatan Siau Tengah Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) dievakuasi oleh pemerintah.

Langkah evakuasi terpaksa dilakukan pemerintah menyusul adanya peningkatan aktivitas Gunung Api Karangetang sejak 8 Februari 2023 lalu.

Warga yang terhimpun dalam 21 KK itu dievakuasi di gedung gereja GMIST Jemaat Bukit Sion Kampung Dompase Kecamatan Siau Tengah.

Sejak dievakuasi, para pengungsi itu menjadi tanggungjawab pemerintah daerah, khususnya dalam hal penyediaan makan dan minum serta tempat beristirahat.

Khusus untuk makan dan minum, pemerintah menyiapkannya di dapur umum yang lokasinya terletak di belakang gedung GMIST Jemaat Bukit Sion Dompase.

Dalam sehari, dapur umum tersebut harus memproduksi makanan untuk 73 orang pengungsi serta beberapa tenaga pendukung di lokasi pengungsian.

Mulai dari sarapan pagi, makan siang hingga makan malam harus disiapkan setiap harinya untuk dinikmati secara bersama.

"Untuk logistik di dapur umum disiapkan oleh BPBD dan Dinas Sosial. Sementara untuk tenaga yang mengolahnya dari masyarakat yang mengungsi," kata Camat Siau Tengah, Sumarni Mandak, Jumat (10/2/2023).

Kepala Bidang Darurat dan Logistik BPBD Sitaro, Sonny Belserang menerangkan, logistik yang disiapkan BPBD berupa lauk pauk maupun sayur mayur di siapkan setiap pagi dan sore hari.

"Untuk beras dari Dinas Sosial sudah disiapkan untuk beberapa hari kedepan," ujar Sonny.

Lely Pantolosang, salah satu warga yang setiap harinya turut serta menyiapkan makanan bagi warga pengungsi mengungkapkan, dalam sehari ia dan rekan-rekannya harus memasak 15 hingga 18 kilogram beras.

"Pagi lima kilo, siang lima kilo, malam lima sampai delapan kilo. Kadang kalau ada nasi yang tersisa dari malam akan dibuatkan nasi goreng untuk sarapan pagi," ujar Lely.

Untuk lauk pauk dan sayur mayur, Lely bilang tim dapur umum akan menyiapkannya lebih banyak untuk makan siang maupun makan malam.

"Kalau pagi kan kadang ada nasi goreng. Jadi ikan dan sayur tidak terlalu banyak dimasak," lanjutnya.

Saat semuanya telah tersedia, warga pengungsi dan tenaga pendukung yang disiagakan dilokasi tersebut akan makan bersama di lokasi dapur umum.

Meski setiap harinya tersedia makanan bagi warga pengungsi yang dimasak secara bersama, namun Dinas Sosial juga telah menyalurkan bantuan makanan siap saji sebanyak 130 paket. (HER)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Baca juga: Oma Boy William Ungkap Fakta soal Ayu Ting Ting hingga Beri Tanggapan soal Restu

Baca juga: Soal dan Jawaban, Matematika Kurikulum Merdeka Kelas 8 SMP Halaman 92, Materi Soal Ringkasan

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved