Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa Turki

UPDATE Terkini Gempa Turki: Korban Tewas Mencapai 12.000 Lebih, WNI Ada 2 Orang

Korban tewas terus bertambah akibat Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,8 dan gempa susulan mengguncang Turkiye pada Senin (6/2/2023) pagi.

Penulis: Gryfid Talumedun | Editor: Gryfid Talumedun
Photo by Omar HAJ KADOUR / AFP/ Can EROK / AFP
Dikutip dari The Guardian, korban tewas akibat gempa Turkiye mencapai 12.049 orang dan 2.992 korban tewas berada di Suriah. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini update terkini gempa Turki.

Korban tewas terus bertambah akibat Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,8 dan gempa susulan mengguncang Turki pada Senin (6/2/2023) pagi.

Gempa ini disebabkan oleh aktivitas tektonik sesar Anatolia yang ada di Turki dengan episentrum di dekat Kota Gaziantep.

Baca juga: Gempa Terkini Hari Ini Kamis 9 Februari 2023, Guncangan di Laut, Info BMKG Lokasi dan Magnitudonya

Tim penyelamat mencari korban selamat melalui puing-puing bangunan yang runtuh di Adana, pada 6 Februari 2023 setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda tenggara negara itu. - Jumlah korban tewas gabungan telah meningkat menjadi lebih dari 1.900 untuk Turki dan Suriah setelah gempa terkuat di kawasan itu dalam hampir satu abad. Layanan darurat Turki mengatakan sedikitnya 1.121 orang tewas dalam gempa tersebut, dengan 783 kematian dikonfirmasi di Suriah.
Tim penyelamat mencari korban selamat melalui puing-puing bangunan yang runtuh di Adana, pada 6 Februari 2023 setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda tenggara negara itu. - Jumlah korban tewas gabungan telah meningkat menjadi lebih dari 1.900 untuk Turki dan Suriah setelah gempa terkuat di kawasan itu dalam hampir satu abad. Layanan darurat Turki mengatakan sedikitnya 1.121 orang tewas dalam gempa tersebut, dengan 783 kematian dikonfirmasi di Suriah. ((Photo by Can EROK / AFP))

Dilansir dari BBC, penyebab dari gempa Turki adalah lempeng Arab bergerak ke utara dan bergesekan dengan lempeng Anatolia.

Selama sekitar 200 tahun, di daerah tersebut tidak pernah terjadi gempa besar, sehingga penduduk tidak siap terhadap gempa, Senin (6/2/2023).

Korban Tewas mencapai 12.000 Lebih

Dikutip dari The Guardian, korban tewas akibat gempa Turkiye mencapai 12.049 orang dan 2.992 korban tewas berada di Suriah.

Presiden Turkiye, Erdogan sempat berkunjung ke daerah yang terdampak gempa Turkiye pada Rabu (8/2/2023) dan meninjau langsung kehancuran yang ditimbulkan oleh gempa

Penduduk yang terdampak mengeluhkan respons lambat pemerintah dalam upaya penyelamatan dan bantuan.

Banyak penduduk di zona bencana Turkiye telah tidur di mobil mereka atau di jalan-jalan dengan selimut, mereka takut kembali ke gedun-gedung atau rumah-rumah.

2 WNI tewas karena gempa

KBRI Ankara melaporkan jumlah WNI yang tewas dalam gempa Turkiye sebanyak dua orang karena tertimbun reruntuhan di Kahramanmaras.

Korban tewas merupakan seorang ibu yang berasal dari Bali, dan anaknya yang berusia satu tahun.

Satu orang warga negara Turkiye yang merupakan suami dari sang ibu anak tersebut ikut menjadi korban tewas.

KBRI menyampaikan, pemulasaran jenazah WNI yang menjadi korban gempa Turkiye telah dikomunikasikan kepada keluarga mendiang.

Mengapa Gempa Turkiye-Suriah Bisa Langsung Memicu Gempa di Sesar Lainnya?

Gempa berkekuatan M 7,8 mengguncang perbatasan Turkiye dan Suriah pada Senin (6/1/2023) pagi.

Diketahui gempa itu berada di sesar Anatolia Timur dan menyebar ke arah timur laut hingga membawa kehancuran di beberapa wilayah.

Ini merupakan kekuatan yang sama dengan gempa 1939 yang menewaskan sekitar 30.000 orang di timur laut Turki.

Berdasarkan catatan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa susulan lainnya kemudian mengguncang di seluruh segmen sesar.

Bahkan gempa itu memicu gempa besar kedua M 7,5 di sesar lain dalam waktu yang berdekatan.

Lantas, mengapa gempa Turkiye-Suriah di sesar Anatolia Timur bisa memicu gempa di sesar lainnya?

Tim penyelamat mencari korban selamat di bawah puing-puing bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di kota Aleppo, Suriah yang dikuasai rezim pada 6 Februari 2023. - Gempa berkekuatan 7,8 skala Richter melanda Turki dan Suriah pada 6 Februari pagi, menewaskan ratusan orang saat mereka tidur, meratakan bangunan dan mengirimkan getaran yang terasa hingga pulau Siprus, Mesir, dan Irak. (Photo by AFP)
Tim penyelamat mencari korban selamat di bawah puing-puing bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di kota Aleppo, Suriah yang dikuasai rezim pada 6 Februari 2023. - Gempa berkekuatan 7,8 skala Richter melanda Turki dan Suriah pada 6 Februari pagi, menewaskan ratusan orang saat mereka tidur, meratakan bangunan dan mengirimkan getaran yang terasa hingga pulau Siprus, Mesir, dan Irak. (Photo by AFP) (Photo by AFP)

Analisis gempa Turkiye

Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono, rekahan batuan (sesar) saat gempa akan bergeser ketika mendapat tekanan kuat dan terus terakumulasi hingga batas tertentu.

Pergeseran ini sambil melepaskan energi yang dimanifestasikan sebagai guncangan gempa kuat.

Daryono menuturkan, kemunculan gempa di sesar lain dalam waktu yang berdekatan bisa terjadi dengan beberapa syarat.

"Harus gempa besar dan sesar yang terpicu harus sangat dekat gempa pemicunya," kata Daryono kepada Kompas.com, Rabu (8/1/2023).

Selain itu, sesar yang terpicu harus sudah "matang" atau mengalami akumulasi tegangan maksimum.

Hal ini seperti yang terjadi di Turkiye, ketika gempa M 7,8 memicu gempa lainnya berkekuatan M 7,5 di sesar berbeda.

Dikutip dari laman resmi USGS, gempa bumi besar memang dapat memicu gempa bumi lain di lokasi yang lain melalui proses pemindahan atau pemicu tegangan dinamis.

Artinya, energi dari gelombang seismik yang melewatinya dapat menyebabkan gempa baru.

Biasanya hal ini akan terjadi di lokasi yang sudah rentan terhadap gempa yang sering terjadi, misalnya daerah vulkanik.

Beberapa contoh peristiwa besar yang memicu kegempaan jarak jauh antara lain gempa bumi Landers M 7,3 pada 1992, gempa bumi Denali M 7,9 pada 2002, dan gempa bumi Sumatera M 9,1 pada 2004 yang memecahkan area seluas 1.300 x 200 kilometer persegi.

Gempa Sumatera bahkan memicu gempa susulan lainnya di bagian utara daerah itu hingga tepat di sebelah selatan Myanmar.

Namun, jika gempa yang dipicu berada dalam jarak sekitar 2-3 panjang sesar dari patahan yang terkait dengan gempa utama, gempa tersebut dianggap sebagai gempa susulan, bukan peristiwa yang dipicu.

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved