Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Cap Go Meh di Bitung

Maurits Mantiri dan Hengky Honandar Lepas Prosesi Cap Go Meh di Bitung Sulawesi Utara

Pemkot Bitung melepas prosesi Cap Go Meh hari ini. Masyarakat diminta meramaikan dan mendoakan yang terbaik untuk Kota Bitung.

Tribunmanado.co.id/Christian Wayongkere
Pelepasan prosesi Goan Siau atau Cap Go Meh di Klenteng Seng Bo Kiong, Kota Bitung, Sulawesi Utara, Minggu (5/2/2023). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Doa dari enam agama di Kota Bitung, Sulawesi Utara, yang dikalimatkan oleh Presidium Badan Kerjasama Antar Umat Beragama (BKSAUA) menjadi awal pelaksanaan prosesi Goan Siau atau Cap Go Meh di Kota Bitung, Minggu (5/2/2023).

Inti dari doa diantaranya menaikkan syukur dan terima kasih karena sudah melalui pandemi COVID-19.

Tahun ini, beberapa klenteng juga telah mendapat restu untuk melaksanakan Cap Go Meh.

Setelah doa dari enam umat beragama di Kota Bitung, berlangsung acara pelepasan kirab Goan Siau.

Pelepasan ditandai dengan diangkatnya bendera oleh Wakil Kota Bitung, Maurits Mantiri, didampingi Ketua TP PKK Bitung, Rita Mantiri Tangkudung; Wakil Wali Kota Bitung, Hengky Honandar; dan Sekretaris I TP PKK Bitung, Ellen Honandar Sondakh.

Pelepasan dilakukan di depan spanduk Goan Siau, diikuti kendaraan hias Bhinneka Tunggal Ika dan Pemerintah Kota Bitung, serta dua kendaraan Presidium BKSAUA Kota Bitung

Tarian Cakalele dan peserta Goan Siau atau Cap Go Meh juga mengikuti.

Dalam pelaksaan Cap Go Meh, Rohaniawan Klenteng Seng Bo Kiong, Rolly Ciwulusang, mengimbau ke masyarakat untuk memohon doa dan ikut sukseskan Goan Siau tahun 2023.

Masyarakat juga diharap membawa makna dan arti baik yang terkandung dalam nilai spiritual demi kepentingan bersama warga Bitung, Manado, dan sekitarnya, serta umat Budha Tridharma yang meyakini.

"Apalagi, Tuhan telah memberkahi Kota Bitung melalui ritual suci Goan Siau. Kami harap semua dapat berkah berlimpah, sandang pangan terlimpahkan dengan baik dan sempurna. Inilah inti dan makna dari ritual suci Goan Siau di hari ke-15 purnama agung," kata Rolly Ciwulusan.

Makna Aksi Tang Sin Mengiris Lidah dalam Cap Go Meh di Manado Sulawesi Utara

Cap Go Meh kembali digelar di jalan raya Kota Manado, Sulawesi Utara, Minggu (5/2/2023).

Sebanyak tujuh klenteng akan jadi peserta Cap Go Meh kali ini.

Sosok Tang Sin akan jadi pusat perhatian dalam Cap Go Meh Manado.

Tang Sin akan menyajikan aksi ekstrem seperti mengiris lidah dengan pedang atau menusukkan tombak ke mulut.

Kehadiran Tang Sin masih ada kaitannya dengan unsur ritual.

Rasanya hampir semua warga Manado mengenal Tang Sin yang kerap disebut Ence Pia, namun sedikit yang mengetahui makna Tang Sin.

Rohaniawan Klenteng Altar Agung, Ronny Loho, membeberkan Tang Sin berarti roh suci yang memakai badan kasar manusia.

"Tang adalah ruangan, Sin adalah roh suci, jadi Tang Sin adalah roh suci yang memakai badan kasar manusia," kata dia.

Tang Sin dengan demikian menjadi alat Yang Maha Kuasa untuk membantu umatnya, juga untuk memberkati Kota Manado.

Baca juga: Lirik Lagu Cinta Sempurna - Repvblik Kau, Kau yang Teramat Kucinta

Baca juga: Wali Kota Tomohon Caroll Senduk Serahkan Bansos kepada Masyarakat Terdampak Banjir dan Longsor

Karena itulah, Tang Sin harus berperilaku baik.

"Saya sudah banyak menangani Tang Sin. Pesan saya adalah mereka selalu membawa diri, harus berakhlak, bermoral, harus bisa jadi teladan bagi sesamanya," katanya.

Dikatakan Loho, aksi Tang Sin punya banyak makna yang lekat dengan keseharian.

"Aksi Tang Sin iris lidah itu untuk memperingatkan umat agar hati-hati dalam berkata-kata, seperti pepatah karena lidah badan binasa, begitu juga dengan aksi menusuk pipi dengan benda tajam," kata dia.

Aksi Tang Sin memukul bahu dengan pedang, kata dia, artinya Tuhan memikul dosa manusia.

Itu juga bisa diartikan manusia saling membantu dengan manusia lainnya.

Sedang aksi Tang Sin mengayunkan pedang ke kiri dan ke kanan adalah simbol keseimbangan serta harmoni.

"Manusia harus hidup harmonis dengan alam serta sesama," kata dia.

Aksi Tang Sin juga menunjukkan karakteristik dari dewa yang menghuni tubuh kasarnya.

Ada Dewa Kwan Kong, Lo Cia, Sun Go Kong, dan lainnya.

Aksi Tang Sin saat Cap Go Meh di Klenteng Kwan Kong, Manado, Sulawesi Utara.
Aksi Tang Sin saat Cap Go Meh di Klenteng Kwan Kong, Manado, Sulawesi Utara. (Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis)

Reynold Loho, salah satu Tang Sin, menuturkan dirinya melakukan sejumlah pantangan sebelum beraksi.

"Saya harus puasa Cia Cai yakni tidak makan makanan yang bernyawa, tidak boleh bersetubuh, serta membersihkan hati dan pikiran," bebernya.

Reynold Loho menuturkan, dirinya sudah puluhan tahun jadi Tang Sin.

Saat roh suci memasukinya, Reynold Loho mengaku dalam keadaan tidak sadar.

Ada beberapa Dewa yang memasuki tubuh Reynold Loho saat Cap Go Meh.

Baca juga: Profil Bripka Madih, Polisi yang Diperas Polisi di Polda Metro Jaya, Mundur dari Keanggotaan Polri

Baca juga: Kecelakaan Maut Tadi Pukul 07.30, Siswa Tewas Ditabrak Truk, Pelaku Kabur Tinggalkan Korban

"Yang paling utama adalah Kwan Kong, kemudian ada Lo Cia dan Sun Go Kong," bebernya.(*)

(Tribunmanado.co.id/Christian Wayongkere/Arthur Rompis)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved