Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Polisi Peras Polisi

Bripka Madih Disebut Sering Teror Warga, Ketua RW: Kami Tak Bisa Melawan karena Dia Anggota Polisi

Kabar terbaru kasus Polisi peras Polisi. Bripka Madih, polisi yang mengaku dirinya diperas penyidik Polda Metro Jaya disebut sering meneror warga.

Editor: Frandi Piring
Foto: Dok MPI
Bripka Madih, Polisi yang Diperas Polisi di Polda Metro Jaya, Mundur dari Keanggotaan Polri. Terbaru, Bripka Madih Disebut Sering Teror Warga. Ketua RW sebut Kami Tak Bisa Melawan karena Dia Anggota Polisi. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus Bripka Madih, polisi yang mengaku dirinya diperas penyidik Polda Metro Jaya saat membuat laporan kasus ternyata disebut sering meneror warga.

Bripka Madih viral setelah dirinya mengaku tanahnya diserobot serta diperas penyidik Polda Metro Jaya.

Namun setelah isu ini mencuat, Bripka Madih disebut kerap membuat teror ke warga sekitar rumahnya di Jatiwarna, Jatiasih, Bekasi. 

Hal itu diungkapkan Ketua RW 4 Kelurahan Jatiwarna Nur Asiah Syafris.

Jatiwarna mengungkapkan, kelakuan Madih bahkan membuat psikis warga terganggu.

"Sebelum kasusnya viral, dia (Madih) suka meneror warga. Kami kalau pasang lampu jalan di dekat rumah dia, langsung dicopot.

Bripka Madih juga suka mengganggu guru TK yang letaknya di sebelah rumah dia," ujar Asiah saat menghadiri undangan Polda Metro Jaya, Minggu (5/2/2023).

"Kalau ganggu guru TK, mungkin lebih secara verbal. Misal, 'Paling ngajarnya nggak akan lama'," sambung Asiah sambil memperagakan perkataan Madih.

Bripka Madih, Polisi yang Diperas Polisi di Polda Metro Jaya, Mundur dari Keanggotaan Polri.
Bripka Madih, Polisi yang Diperas Polisi di Polda Metro Jaya, Mundur dari Keanggotaan Polri. (Tribunnews.com/Kompas TV)

Kini setelah sosoknya viral, Asiah menyebut kelakuan Madih semakin menjadi-jadi.

Terbaru adalah insiden yang terjadi pada 31 Januari lalu. 

Saat itu, Madih bersama sejumlah orang tak dikenal membawa peralatan seperti pacul dan kayu.

Madih membawa peralatan tersebut guna mematok tanah di depan rumah warga.

"Tanggal 31 warga mengadu bahwa jam 2 siang ada rombongan sekitar 10 orang yang bukan warga kami.

Mereka memasang satu patok dan dua banner di sana," ungkap Asiah.

"Tidak berhenti sampai disitu, dia juga bangun sebuah pos di depan rumah Ibu Soraya (warga sekitar Madih) dan posnya ditungguin sampai jam 4 pagi."

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved